Jumlah Kasus Makin Meningkat, Berapa Besar Angka Kematian Pasien ODP & PDP yang Tak Diumumkan?
Penyebaran virus corona di Indonesia masih terjadi. Jumlah kasus Covid-19 sampai saat ini makin meningkat.
SERAMBINEWS.COM - Penyebaran virus corona di Indonesia masih terjadi.
Jumlah kasus Covid-19 sampai saat ini makin meningkat.
Diiringi dengan pasien sembuh yang juga meningkat dan kasus kematian akibat pandemi ini juga masih ada.
Bahkan pemerintah Indonesia hingga sekarang tak kunjung menginformasikan pada publik terkait data jumlah kematian yang terjadi pada orang dalam pemantauan (ODP) serta pasien dalam pengawasan (PDP) virus corona.
Pemberitaan yang diumumkan oleh pemerintah saat ini hanya seputar terkonfirmasi atau positif SARS-Cov-2.
Epidemiolog Iqbal Elyazar beranggapan, data kematian ODP dan PDP menjadi suspect (diduga) terpapat Covid-19 penting untuk menggambarkan situasi lapangan yang riil terkait sebaran Covid-19 di Indonesia.
Dalam sebuah seminar virtual pada Selasa (12/5/2020), Iqbal mengatakan data ODP dan PDP bisa menggambarkan keparahan wabah virus corona saat ini.
“Data ODP dan PDP meninggal menggambarkan keparahan pandemi ini. Semakin banyak (suspect) yang meninggal, semakin parah,” jelas Iqbal.

Konferensi Pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease - 2019 (Covid-19) di Ruang Sutopo Purwo Nugroho Lantai 15, Graha BNPB, Jakarta (14/3) Disease - 2019 (Covid-19) di Ruang Sutopo Purwo Nugroho Lantai 15, Graha BNPB, Jakarta (14/3).(twitter.com/BNPB_Indonesia) (twitter.com/BNPB_Indonesia)
“Coba bayangkan, seandainya kita hanya mengambil jumlah kasus positif yang meninggal tapi mengabaikan yang PDP dan ODP meninggal, kita hanya mendapat gambaran sepertiganya,” katanya menambahkan.
Iqbal juga menjelaskan, organisasi kesehatan dunia/WHO telah menyebutkan bahwa ODP dan PDP yang meninggal tanpa sebab yang sanggup dipastikan, bisa dimasukkan dalam kategori kematian yang diasosiasikan denganpandemi Covid-19 ini.
Perhitungan tersebut dimaknai sebagai infection fatality rate berbeda dengan case fatality rate yang menjadi andalan pemerintah Indonesia selama ini.
Infection fatality rate menghitung jumlah kematian total dari pasien positif, ODP, ataupun PDP Covid-19.
Sedangkan untuk case fatality rate hanya mengacu pada angka kematian pada pasien positif virus corona baru.
Akibat dari kapasitas tes yang amat terbatas menjadi masalah terkait jumlah pasien positif Covid-19 yang diumumkan pemerintah Indonesia.
Hal tersebut kurang mencerminkan keadaan sesungguhnya yang sedang terjadi saat ini.
Dilansir Tribunnewswiki dari Worldometers pada Selasa, rasio tes virus corona di Tanah air paling buruk di antara 3 negara lain dengan populasi terbanyak di dunia (kecuali Cina yang tak memublikasikan data), yakni India, Amerika Serikat, dan Brazil.
Dari setiap 1.000 warga, Amerika Serikat memeriksa 29 orang.
Untuk Brazil memeriksa 1,6 orang, India memeriksa 1,2 orang.
Sedangkan di Indonesia hanya mampu memeriksa 0,6 orang per 1.000 penduduk.
Hal tersebut setara dengan dengan Namibia di Benua Afrika.
Dalam level ASEAN, masih dari sumber data yang sama, kapasitas tes Covid-19 Indonesia hanya unggul sedikit dibanding Timor Leste dan Laos (0,5/1.000).
Menilik dari negara tetangga, Malaysia memeriksa 8 dari 1.000 penduduk dan Filipina 1,6 dari 1.000 penduduk.
"Selagi jumlah kasus (diklaim) kecil, kecil, kecil, karena memang tidak diperiksa atau banyak yang belum diperiksa. Misalnya di Nusa Tenggara Timur masih belasan (kasus positif Covid-19). Memang di situ bisa diperiksa berapa banyak (orang)?” ungkap Iqbal.
Besarnya kasus kematian suspect yang tak diumumkan pemerintah pusat
Sampai sekarang, agaknya Pemerintah pusat masih saja belum mempublikasikan kasus kematian suspect Covid-19.
Hal ini berbeda dengan sejumlah pemerintah daerah yang justru selangkah lebih maju.
Kematian suspect Covid-19 bisa ditandai dengan pemulasaraan dan pemakaman jenazah menggunakan protap Covid-19, seperti jenazah dimasukkan ke dalam peti, dibungkus plastik, serta harus dikebumikan dalam tempo kurang dari 4 jam.
Diambil contoh adalah Pemprov DKI Jakarta.
Sejak awal Maret 2020 sampai saat ini telah menjelaskan secara terbuka tentang 1.940 kematian dengan protap Covid-19.
Dengan angka kematian pasien positif virus corona sebanyak 457 korban, maka di atas kertas, diperoleh hasil 1.483 suspect Covid-19 di Jakarta telah meninggal dunia.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyampaikan ketentuan yang berlaku terkait penerapan PSBB di Jakarta, Selasa (7/4/2020).(Tangkapan layar dari akun Youtube Pemprov DKI Jakarta) (Tangkapan layar dari akun Youtube Pemprov DKI Jakarta)
Untuk tingkat kota bisa diambil contoh Pemerintah Kota Depok dan Bekasi di Provinsi Jawa Barat.
Kedua Pemkot tersebut juga turut mengumumkan data sejenis.
Di Depok, sejak 18 Maret 2020, total sudah 60 suspect corona yang meninggal dunia tanpa konfirmasi positif atau negatif dari Kementerian Kesehatan RI.
Data tersebut telah melewati jumlah kematian pasien positif Covid-19 di Depok sebanyak 21 korban.
Untuk Kota Bekasi, pemerintah sudah mempublikasikan 119 kematian dengan kategori “penyakit menular”, jauh di atas kematian pasien positif sebanyak 29 korban.
Bukan hanya itu saja, media internasional Reuters pun menyatakan, total tercatat 2.212 suspect virus corona meninggal dunia di Indonesia.
Data tersebu didapat di separuh wilayah negeri, yaitu 16 dari 34 provinsi yang ada, sampai 28 April 2020 ketikalaporan itu diberitakan Retuers.
Anggota senior Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Nasional, Wiku Adisasmito menjelaskan, lebih dari 19.897 suspect Covid-19 di Indonesia belum diperiksa positif atau negatif Covid-19.
Permasalahan tersebut muncul disebabkan panjangnya antrean sampel di laboratorium.
Sebagian suspect Covid-19 meninggal lebih dulu sebelum sampel tubuh mereka diperiksa di laboratorium.
Pada Reuters, Wiku membeberkan tentang laboratorium menerima ratusan sampai ribuan sampel yang perlu diuji dan menentukan sampel mana yang perlu diuji terlebih dahulu.
“Jika mereka (laboratorium) menerima ratusan atau ribuan sampel yang harus mereka uji, mana yang diutamakan? Mereka akan mengutamakan (sampel) orang-orang yang masih hidup,” beber Wiku.
(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Kaka)
• Update Corona di Dunia 13 Mei 2020: 4,34 Juta Orang Terinfeksi, Ini 50 Negara Dengan Kasus Terbanyak
• Roy Kiyoshi Stres di dalam Penjara, Ngaku Diganggu Makhluk Halus
• Jokowi Akui Data Penerima Bansos Bermasalah, Minta Warga Belum Dapat Bansos Melapor
• Kepada Media Australia, Anies Baswedan Blak-blakan Data Covid-19 yang Disembunyikan sejak Awal
Artikel ini juga tayang di tribunnewswiki.com dengan judul Berapa Besar Angka Kematian pada Pasien ODP & PDP Covid-19 yang Tak Diumumkan Pemerintah