Ada yang Ingin Tinggal di Planet Mars, Ilmuwan Sudah Temukan Lokasi Permukiman Paling Pas
Salah satu tantangan yang harus dihadapi oleh manusia saat berencana tinggal di Planet Mars adalah paparan radiasi kosmik yang mematikan.
SERAMBINEWS.COM - Salah satu tantangan yang harus dihadapi oleh manusia saat berencana tinggal di Planet Mars adalah paparan radiasi kosmik yang mematikan.
Tim ilmuwan dari Washington Academy of Sciences, seperti dilansir Futurism, Rabu (13/5/2020), menyebutkan, kalau ingin menghindari radiasi itu, koloni manusia harus membangun permukiman di dalam goa-goa bawah tanah yang disebut terowongan lava (lava tube).
Kabar baiknya, ilmuwan telah menemukan tempat yang sesuai untuk membangun permukiman tersebut.
Menurut ilmuwan, dilansir dari Live Science, serangkaian terowongan lava yang terletak di cekungan bekas jatuhnya meteor kuno bernama Hellas Planitia merupakan lokasi yang sempurna.
Tempat tersebut dekat dengan garis khatulistiwa, di mana tingkat radiasi lebih rendah daripada tempat lain di Mars.

Setiap bagian Mars memang bisa dengan mudah membunuh manusia.
Permukaan gersang, kurang oksigen, dengan radiasi matahari tanpa henti.
Sementara di Bumi, ada perisai magnet yang kuat, dikenal sebagai magnetosfer yang akan melindungi kita dari radiasi.
Tanpanya, aliran sinar elektromagnetik yang konstan akan merusak sel dan DNA kita, berdampak mengerikan bagi kesehatan manusia.
Ilmuwan memilih Hellas Planitia setelah mengidentifikasi tiga struktur berdasarkan gambar yang diambil oleh wahana antariksa Mars Reconnaissance Orbiter NASA.
Dengan petunjuk tersebut, para ilmuwan kemudian mengunjungi situs serupa di Amerika untuk menguji gagasan terowongan lava sebagai perisai radiasi.
Hasilnya, mereka menemukan efek perlindungan radiasi yang signifikan.
Penelitian ini telah dipublikasikan dalam Journal of Washington Academy of Sciences.
Selain itu, menurut peneliti, ada keuntungan lain tinggal di dalam terowongan lava, seperti perlindungan dari mikrometeorit, fluktuasi suhu, dan zat berbahaya yang di permukaan Mars.
Jika akhirnya manusia bisa membangun permukiman di terowongan lava, maka ini akan menjadi lokasi ideal untuk mengamati serta melakukan studi geologi dan geomorfologis Mars.
Termasuk juga mengungkap bukti kehidupan mikroba di awal sejarah alam Mars.
Air Pernah Mengalir di Mars, Bukti Kehidupan di Planet Merah
Tim ilmuwan internasional telah menemukan bukti baru keberadaan sungai yang mengalir di permukaan Mars miliaran tahun yang lalu.
Temuan ini pun menambah lagi wawasan dalam pencarian kehidupan kuno di Planet Merah.
Melansir dari Science Alert, Jumat (8/5/2020), para ilmuwan berhasil mengungkap bukti tersebut setelah menganalisis citra baru beresolusi tinggi dari kamera HiRISE yang terdapat di wahana antariksa NASA, Mars Reconnaissance Orbiter.
Citra tersebut diubah menjadi peta topografi 3D dari Hellas Bassin, salah satu kawah terbesar di tata surya yang terdapat di Mars.
Tim kemudian menemukan endapan sedimen setinggi sekitar 200 meter dan lebar 1,5 kilometer.
Di Bumi, batuan sedimen telah digunakan oleh ahli geologi untuk mengetahui kondisi planet di masa lalu.

Dengan bantuan teknologi, metodologi serupa ini lah yang diterapkan untuk menyelidiki kondisi Mars .
Dari Analisis, peneliti pun mengungkapkan untuk membentuk endapan setebal itu, butuh lingkungan yang mampu mempertahankan volume air mengalir yang signifikan.
Francesco Salese, penulis utama studi dari Universitas Utrecht mengungkapkan sungai-sungai yang membentuk sedimen ini terjadi selama puluhan hingga ratusan ribu tahun.
"Sayangnya kami tak memiliki kemampuan untuk melihat detilnya, tetapi kesamaan yang mencolok dengan batuan sedimen di Bumi menyisakan sedikit imajinasi," ungkap Salese.
Para peneliti berharap jika temuan yang telah dipublikasikan dalam jurnal Nature Communication, itu dapat membantu studi-studi mengenai kehidupan kuno di Mars di masa mendatang.
"Ini adalah satu lagi potongan teka-teki dalam mencari kehidupan di Mars, memberikan wawasan baru tentang seberapa banyak air yang ada di lanskap kuno itu," tambah Joel Davis, peneliti lain yang terlibat dalam studi.
• PMI Langsa Masih Alami Kekurangan Stok Darah Golongan A, Buka Layanan Donor Malam Hari
• Bantu Warga Terdampak Corona, Jersey Timnas Indonesia Saddil Ramdani Dilelang
• BPBK Abdya akan Serahkan Bantuan Masa Panik untuk Korban Kebakaran Lima Ruko di Blangpidie
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ingin Tinggal di Mars, Ilmuwan Temukan Lokasi Permukiman Paling Pas"