Berita Aceh Tengah
DPRK Minta Kasus Ancaman Pembunuhan Bupati Aceh Tengah Berakhir Damai, Diselesaikan dengan Adat Gayo
Menurut Mega, keributan kedua pemimpin Aceh Tengah seharusnya dapat diselesaikan dengan arif dan bijaksana, tidak mencuat ke publik.
SERAMBINEWS.COM, TAKENGON - Perseteruan antara Bupati Aceh Tengah Shabela Abubakar dengan wakilnya Firdaus mendapat tanggapan dari Ketua DPRK Aceh Tengah Arwin Mega.
Menurut Mega, keributan kedua pemimpin Aceh Tengah seharusnya dapat diselesaikan dengan arif dan bijaksana, tidak mencuat ke publik.
Mestinya juga, sebagai kepala daerah dapat menyelesaikan persoalan ini melalui musyawarah dan kepala dingin.
"Dinamika dalam pemerintahan itu biasa terjadi, kita harus sikapi dengan bijak dan dewasa. Sudahlah jangan ada lagi pihak pihak yang memperkeruh suasana," kata Arwin Mega, lewat rilis yang dikirimkan kepada Kompas.com, Jumat (15/5/2020).
"Kita sedang menghadapi persoalan daerah yang sangat serius, di satu sisi kita sedang berjuang melawan bersama sama Covid-19, disisi lain tanah Gayo sedang dilanda banjir bandang yang juga harus terus kita siagakan," tulisnya.
Perselisihan diselesaikan dengan adat Gayo
Sebagai Ketua DPRK sekaligus mantan Ketua DPC PDIP Aceh Tengah, Mega meminta agar perselisihan pasangan Bupati Aceh Tengah dan Wakil Bupati Aceh Tengah dapat diselesaikan dengan cara kekeluargaan atau dengan kearifan lokal.
"Dari lubuk hati yang terdalam, saya sebagai ketua DPRK Aceh Tengah meminta persoalan ini bisa diselesaikan dengan kekeluargaan dan mengedepankan adat budaya Gayo," katanya.
"Masing masing kita punya kesalahan, sebagai manusia dan pejabat daerah kita tidaklah sempurna menjalankan roda pemerintahan.
Ada saja yang salah, ada saja yang keliru, semua kita evaluasi bersama," ungkapnya.
Dia berharap semua pihak dapat mendinginkan suasana dengan tidak memperbesar masalah.
Apalagi Aceh Tengah sedang butuh perhatian semua pihak untuk menangani permasalahan Banjir Bandang yang baru terjadi dan terkait penanganan Covid-19 yang sedang berlangsung.
Keributan elit hanya rugikan masyarakat
Sebagai mantan Ketua PDI-P tiga periode, Mega mengaku paham atas dinamika yang terjadi terhadap kader partai itu yang tak lain dan tak bukan adalah Wakil Bupati Aceh Tengah, Firdaus, yang saat ini menjabat sebagai Ketua DPC PDI-P.
"Jadi saya paham betul, seorang kader PDI Perjuangan itu memiliki sifat militan tapi santun.
Saya bergerak dari bawah sampai menduduki posisi hari ini, semua butuh proses, ada rasa kecewa, jengkel dan marah dalam politik itu semua biasa dan rasa itu bisa diaktualisasikan dalam berbagai bentuk," sebut Mega.
Dalam waktu dekat, dia mengaku akan memanggilnya tokoh ulama dan tokoh adat untuk mencari solusi mendinginkan suasana.
Sebab kata Mega, keributan pada elit hanya akan merugikan masyarakat.
Mendamaikan saudara yang sedang berseteru menurut Mega adalah perintah agama, sehingga dia sedang mengupayakan dengan sebijak mungkin menyelesaikan perseteruan ini.
Pasangan Bupati dan Wakil Bupati Aceh Tengah Shabela Abubakar-Firdaus yang sedang berseteru, adalah kepala daerah diusung oleh PDI-P pada Pilkada 2017 lalu.
Mega menganggap secara pribadi punya tanggungjawab besar untuk mendinginkan suasana dan mendukung berbagai upaya memperbaiki hubungan diantara keduanya.
"Sekali lagi mari kita ciptakan kondisi daerah dan pemerintahan dengan sejuk, tentram dan damai," pungkas Mega.
Nyaris baku hantam
Seperti diberitakan, Bupati Aceh Tengah, Shabela Abubakar, nyaris baku hantam dengan Wakil Bupatinya sendiri, Firdaus, Rabu (13/5/2020) malam.
Hal itu terjadi saat Bupati Aceh Tengah, Shabela Abubakar sedang melakukan rapat dengan sejumlah dinas terkait penanganan Covid-19 dan bencana banjir bandang yang baru terjadi sore itu.
Secara tiba-tiba, Wakil Bupati Aceh Tengah, Firdaus masuk keruang tamu pendopon dan mengeluarkan kata makian dengan tidak pantas.
Bahkan Shabela Abubakar sebagai mitranya dalam menjalankan pemerintahan diancam bunuh oleh Firdaus.
Shabela bahkan mengaku akan melaporkan wakilnya itu ke aparat penegak hukum.
PDI-P Akan Minta Klarifikasi
Sekretaris DPC PDI-P Aceh, Yunia Shofiasti menyayangkan perselisihan antara Bupati Aceh Tengah Shabela Abubakar dengan wakilnya, Firdaus.
Kepada Kompas.com melalui sambungan telepon seluler, perempuan yang akrab disapa Sofi ini mengatakan, peristiwa itu seharusnya tidak terjadi .
"Sebagai partai pengusung pasangan ini pada Pilkada 2017 lalu, kita sangat menyayangkan peristiwa ini terjadi,” ujar Sofi, Jumat (15/5/2020).
Menurut politisi perempuan ini, seharusnya sebagai kepala daerah dan wakil kepala daerah, Shabela dan Firdaus harus memiliki empati terhadap masyarakat di tengah tekanan Covid-19 dan banjir bandang yang melanda Aceh Tengah yang baru terjadi di Aceh Tengah.
"Seharusnya bupati dan wabup fokus pada refocusing anggaran, bagaimana penanganan Covid-19 dan kemarin baru saja terjadi banjir bandang di Takengon, seharusnya mereka bersatu dan berempati terhadap penderitaan masyarakat,” ucap Sofi.
Terkait dengan posisi Firdaus sebagai ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Aceh Tengah, Sofi menganggap pertikaian itu tidak berkaitan dengan kapasitas Firdaus sebagai ketua partai.
"Terkait posisi Wabup sebagai ketua DPC, tentu ini tidak ada kaitannya, apalagi beliau baru menjabat sebagai ketua,” kata Sofi.
Walaupun ini menjadi urusan personal, tambah Sofi, pihaknya akan memanggil kedua belah pihak untuk dimintai penjelasan.
PDI-P ikut bertanggung jawab terhadap kemajuan Kabupaten Aceh Tengah.
“Kita berharap bupati dan wakil bupati dapat berdamai, rekonsiliasi, demi kemajuan Aceh Tengah sebagaimana yang mereka cita-citakan dalam visi-misi semasa pilkada dan RPJM Aceh Tengah,” pungkas Sofi.
• Libur Sekolah Karena Pandemi Corona, Bocah Perempuan Kelas 3 SD Ini Kerja di Bengkel
• Wakil Bupati Aceh Tengah, H Firdaus SKM : Saya Seperti Seorang Pengangguran
• Kasus Demo Berujung Penyegelan Kantor Keuchik Silolo Aceh Selatan Sedang Mediasi, Terkait BST
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "DPRK Ingin Kasus Ancaman Pembunuhan Bupati Aceh Tengah Berakhir Damai",