Luar Negeri

Mengerikan, RSU Mumbai Penuh Sesak, Pasien Berbagi Tempat Tidur, Mayat Berserakan di Bangsal

Rumah Sakit Umum (RSU) Lokmanya Tilak yang besar, lebih dikenal dengan sebutan Sion, Mumbai, India telah dipenuhi para pasien virus Corona.

Editor: M Nur Pakar
AFP/Indranil MUKHERJEE
Kendaraan melintas di depan Rumah Sakit Umum Lokmanya Tilak di Mumbai,India, Sabtu (16/5/2020). 

SERAMBINEWS.COM, MUMBAI - Rumah Sakit Umum (RSU) Lokmanya Tilak yang besar, lebih dikenal dengan sebutan Sion, Mumbai, India telah dipenuhi para pasien virus Corona.

Bahkan, pasien Covid-19 harus berbagi tempat tidur, selain mayat masih dibiarkan di ruang bangsal bersama para pasien, karena kamar mayat penuh.

Mayat di bangsal dengan pasien dipaksa berbagi tempat tidur dan pekerja medis sangat kewalahan.

Perang Mumbai melawan virus Corona telah mendorong rumah sakit-rumah sakit di kota India berada ditiik puncak wabah.

Ravi (26) harus mengganti popok ibunya sendiri ketika dia terbaring sekarat karena penyakit virus Corona di Rumah Sakit Umum Kota Lokmanya Tilak.

"Para perawat dan dokter hanya memberi kami obat-obatan, lalu pergi," kata Ravi (bukan nama sebenarnya) kepada AFP, Sabtu (16/5).

Dia mengatakan para perawat dandokter sangat lelah melayani pasien di 1.300 tempat tidur, bahkan ada tiga pasien berbagi satu tempat tidur.

Ravi juga juga telah tertular virus dan berada di rumah sakit lain, tetapi setelah empat fasilitas medis  menolak nya.

"Kami tidak memiliki peralatan untuk penyakit ini," katanya.

Rumah sakit Sion yang dikelola pemerintah telah menjadi buah bibir atas kegagalan yang mengejutkan di Mumbai.

Kota ini telah menjadi  rumah bagi para miliarder, selebritis Bollywood dan daerah kumuh dalam mengatasi pandemi.

Sebuah video yang dibagikan secara luas di media sosial dan ditayangkan di TV India menunjukkan mayat-mayat yang dibungkus plastik hitam tertinggal di tempat tidur di bangsal tempat pasien dirawat.

Pihak berwenang mengatakan mereka sedang menyelidiki rekaman itu.

Dengan biaya ruang rawat  yang mahal, dan kerabat yang takut atau tidak dapat mengklaim kematian dan mereka sendiri dalam karantina, evakuasi mayat virus Corona tidak mudah, tetapi menangani orang sakit jauh lebih sulit.

"Kami tidak memiliki cukup tempat tidur untuk menangani begitu banyak kasus. Area darurat menjadi penuh dalam hitungan jam," ujarAditya Burje, seorang dokter junior yang bekerja shift malam di rumah sakit Sion.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved