Luar Negeri
Mengerikan, RSU Mumbai Penuh Sesak, Pasien Berbagi Tempat Tidur, Mayat Berserakan di Bangsal
Rumah Sakit Umum (RSU) Lokmanya Tilak yang besar, lebih dikenal dengan sebutan Sion, Mumbai, India telah dipenuhi para pasien virus Corona.
SERAMBINEWS.COM, MUMBAI - Rumah Sakit Umum (RSU) Lokmanya Tilak yang besar, lebih dikenal dengan sebutan Sion, Mumbai, India telah dipenuhi para pasien virus Corona.
Bahkan, pasien Covid-19 harus berbagi tempat tidur, selain mayat masih dibiarkan di ruang bangsal bersama para pasien, karena kamar mayat penuh.
Mayat di bangsal dengan pasien dipaksa berbagi tempat tidur dan pekerja medis sangat kewalahan.
Perang Mumbai melawan virus Corona telah mendorong rumah sakit-rumah sakit di kota India berada ditiik puncak wabah.
Ravi (26) harus mengganti popok ibunya sendiri ketika dia terbaring sekarat karena penyakit virus Corona di Rumah Sakit Umum Kota Lokmanya Tilak.
"Para perawat dan dokter hanya memberi kami obat-obatan, lalu pergi," kata Ravi (bukan nama sebenarnya) kepada AFP, Sabtu (16/5).
Dia mengatakan para perawat dandokter sangat lelah melayani pasien di 1.300 tempat tidur, bahkan ada tiga pasien berbagi satu tempat tidur.
Ravi juga juga telah tertular virus dan berada di rumah sakit lain, tetapi setelah empat fasilitas medis menolak nya.
"Kami tidak memiliki peralatan untuk penyakit ini," katanya.
Rumah sakit Sion yang dikelola pemerintah telah menjadi buah bibir atas kegagalan yang mengejutkan di Mumbai.
Kota ini telah menjadi rumah bagi para miliarder, selebritis Bollywood dan daerah kumuh dalam mengatasi pandemi.
Sebuah video yang dibagikan secara luas di media sosial dan ditayangkan di TV India menunjukkan mayat-mayat yang dibungkus plastik hitam tertinggal di tempat tidur di bangsal tempat pasien dirawat.
Pihak berwenang mengatakan mereka sedang menyelidiki rekaman itu.
Dengan biaya ruang rawat yang mahal, dan kerabat yang takut atau tidak dapat mengklaim kematian dan mereka sendiri dalam karantina, evakuasi mayat virus Corona tidak mudah, tetapi menangani orang sakit jauh lebih sulit.
"Kami tidak memiliki cukup tempat tidur untuk menangani begitu banyak kasus. Area darurat menjadi penuh dalam hitungan jam," ujarAditya Burje, seorang dokter junior yang bekerja shift malam di rumah sakit Sion.
Kedekatan rumah sakit dengan daerah kumuh terbesar di India, Dharavi, menjadikannya sebagai medan pertempuran utama dalam perang melawan pandemi Covid-19.

Dr Deepak Baid menawarkan diri untuk membantu di fasilitas medis milik pemerintah ketika virus Corona mulai berkembang.
• India Minta Pemerintah Malaysia Ekstradisi Dr Zakir Naik
• Blockchain India Bantu Petani Jual Langsung Hasil Pertanian
• Nikah Online, Pasangan India Tetap Dapat Gelar Pesta Mewah
"Pada bulan Maret 2020, hanya ada satu atau dua kasus yang dicurigai sehari, sehingga dapat terkendali, namun situasinya berubah drastis," kata pria berusia 25 tahun itu.
Dia menambahkan mulai April 2020, Burje dan rekan-rekannya sangat kewalahan melayani para pasien.
"Kami melihat 50-100 pasien sehari, 80 persen di antaranya positif Corona dan banyak yang harus menggunakan oksigen," katanya.
Seperti dokter di rumah sakit yang dikelola pemerintah, Burje, yang mendapat gaji bulanan 700 dolar AS, belum mendapat gaji sejak India memberlakukan lockdown pada akhir Maret 2020.
Dia juga tidak dapat libur dalam dua bulan terakhir ini.
"Jika sesuatu terjadi, siapa yang akan menjagaku?" tanya Burje.(*)