Ibu Hamil Capai 7.153 Orang, Hasil Pendataan DP3AKB Pidie Selama Covid-19

Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Pidie mencatat jumlah ibu hamil mencapai 7.153 orang

Editor: bakri
Serambinews.com
Kepala DP3AKB Pidie, Ainal Mardhiah. 

SIGLI- Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Pidie mencatat jumlah ibu hamil mencapai 7.153 orang. Angka ibu hamil tersebut selama dua bulan (Maret dan April) tahun 2020 saat pandemi Covid-19 yang dinilai menurun.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Pidie, Ainal Mardhiah, kepada Serambi, Sabtu (16/5) mengatakan, hasil pendataan DP3AKB Pidie, bahwa angka ibu hamil di Pidie menurun saat pandemi Covid-19. Jumlah ibu hamil itu dihitung dua bulan mulai, Maret dan April 2020.

"Jadi bukan dihitung mulai Januari hingga April, sebab, wabah virus Corona di Indonesia mulai terjadi diawal Maret 2020," jelasnya. Dia menyebutkan, jumlah ibu hamil yang didata petugas Pembantu Penyuluh Keluarga Berencana Desa (P2KBD) yang jumlah ibu hamil bervariasi selama empat bulan. Data Januari 2.417 ibu hamil, Februari 3.567 ibu hamil, Maret 3.714 ibu hamil dan April 3.439 ibu hamil.

Menurutnya, angka ibu hamil justru berkurang di masa Covid-19 mencapai 275 orang karena telah melahirkan yang berarti tidak ada penambahan ibu hamil pada masa virus Corona.  " Angka ibu hamil yang didata DP3AKB akurat, karena kita memiliki dua petugas P2KBD di setiap desa. Petugas kita akan mendata door to door terhadap keberadaan ibu hamil. Saya membantah jika selama Covid-19 ibu hamil meningkat di Pidie," jelasnya.

Dia menyebutkan, laporan dari penyuluh KB di kecamatan, bahwa ibu hamil muda dominan usia kehamilannya tiga bulan. Artinya itu hamil sebelum diberlakukan lock down dampak Corona. Sedangkan diberlakukan lock down di Aceh pada tanggal 16 Maret 2020. Dia mengatakan, DP3AKB Pidie melarang wanita telah bersuami dilarang hamil lebih dahulu. Sebab, hamil muda di usia kandungan tiga bulan sangat rentan terserang virus Corona.

" Kita khawatir akan terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan terhadap si ibunya nanti. Apalagi dengan kondisi sekarang ini, jangan kan ibu hamil, kita yang sehat saja stres dengan kondisi Covid-19," jelas Ainal.

Menurutnya, jika ibu hamil mengalami stres, maka akan berdampak kepada pendarahan dan keguguran sehingga harus ditangani rumah sakit atau Puskesmas. Sedangkan rumah sakit dan puskesmas, kini fokus penanganan pasien Covid.

Dikatakan, saat ini warga salah memahami program Keluaga Berencana(KB) atau Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK). Di mana pogram itu untuk menciptakan keluarga berkualitas dan sejahtera.

"Jadi salah kalau orang mengatakan program KKBPK itu melarang wanita hamil. Kita tidak melarang, tapi mengatur jarak kelahiran antara anak pertama dengan anak kedua. Sehingga anak yang lahir itu terurus dan telaten dan menciptakan anak yang cerdas," sebutnya.

Dia menambahkan, dalam mengatur jarak kelahiran, DP3AKB Pidie membagikan alat kontrasepsi dan obat (alkom) di puskesmas. Petugas puskesmas akan membagikan secara gratis kepada masyarakat.(naz)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved