Rektor Unsyiah Prof Dr Samsul Rizal, M.Eng: Hanya 10 SMA di Aceh yang Mampu Bersaing Secara Nasional
Ia juga menyatakan ranking kualitas pendidikan di Aceh masih cukup jauh tertinggal, berada di urutan 25.
Penulis: Fikar W Eda | Editor: Nur Nihayati
Ia juga menyatakan ranking kualitas pendidikan di Aceh masih cukup jauh tertinggal, berada di urutan 25.
Laporan Fikar W.Eda | Jakarta
SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Sebuah pernyataan menohok tentang masih rendahnya kualitas pendidikan di Aceh, datang dari Rektor Universitas Syiah Kuala, Prof. Dr. Samsul Rizal, MEng.
Ia menyebutkan hanya 10 SMA di Aceh yang bisa bersaing secara nasional.
Sekolah-sekolah tersebut mayoritas berada di Kota Banda Aceh.
Rektor Unsyiah yang juga gemar menulis sastra itu, menyampaikan hal tersebut
dalam "Dialog Tanah Rencong untuk Pendidikan Aceh," diselenggarakan Forum Masyarakat Aceh se-Pulau Jawa (Formaja) secara virtual, Sabtu (16/5/2020), pukul 10.00-14.00 WIB.
Ia juga menyatakan ranking kualitas pendidikan di Aceh masih cukup jauh tertinggal, berada di urutan 25.
Ini yang saya ketahui," ujarnya mengenai masih rendahnya kualitas pendidikan Aceh.
Salah satu faktor penyebab rendahnya kualitas pendidikan bersumber dari guru atau tenaga pengajar.
• Tafsir Mimpi Menunaikan Ibadah Haji, Sering Dihubungkan Sebagai Pertanda Kemuliaan!
• Lima Kecamatan di Aceh Timur Dilanda Banjir Luapan, Ratusan Rumah, Jalan, & Lahan Pertanian Terendam
• 2 Bulan Perangi Corona, Slovenia Negara Pertama di Eropa yang Mengakhiri Status Epidemi Covid-19
Ia mengakui, Unsyiah salah satu yang ikut andil menyumbang tenaga guru di Aceh yakni 25 persen dari seluruh guru.
Menurut Rektor Unsyiah, harus dilakukan perbaikan peningkatan kualitas pendidikan yang dilakukan bersama-sama pemerintah, perguruan tinggi dan sebagainya.
Selain itu, menyinggung mengenai "zaman baru" pasca pandemi Covid 19, Prof. Samsul Rizal mengakui akan banyak terjadi perubahan, termasuk pola belajar dan mengajar di perguruan tinggi seperti Unsyiah.
Salah satunya, lanjut Rektor, adalah sebanyak 40 SKS mahasiswa akan belajar di luar kampus dan 20 SKS di dalam kampus.
"Artinya mahasiswa akan banyak melakukan proses belajar secara mandiri.
Terus terang, keadaan ini masih belum terbiasa," katanya.