Luar Negeri

Riyadh, Mekah dan Jeddah, Tempat Kasus Virus Corona Tertinggi di Arab Saudi

Tiga kota besar menjadi penyumbang tertinggi kasus virus Corona Arab Saudi selama ini.Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Arab Saudi, Senin (18/5/2020)

Editor: M Nur Pakar
AFP/Bandar al-DANDANI
Tempat tidur para pasien virus Corona dipersiapkan di rumah sakit lapangan Mekkah, Arab Saudi, Rabu (13/5/2020). 

SERAMBINEWS.COM, RIYADH - Tiga kota besar menjadi penyumbang tertinggi kasus virus Corona Arab Saudi selama ini.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Arab Saudi, Senin (18/5/2020) malam melaporkan 2.593 kasus baru virus Corona.

Dikatakan, sebagian besar kasus baru warga positif virus Corona masih berada di Riyadh, Mekkah dan Jeddah.

Ditambahkan, sebanyak delapan orang meninggal dunia akibat COVID-19, sehingga jumlahnya menjadi 320 orang meninggal dunia.

Untuk kasus keseluruhan virus Corona Arab Saudi sudah mendekati angkat 60.000 orang atau tepatnya 57.345 orang.

Kemenkes juga melaporkan 3.026 pasien virus Corona sembuh, sehingga sudah sebanyak 28.748 orang telah pulih dari virus mematikan itu.

Selain itu, para pejabat kesehatan di wilayah Asir, Arab Saudi telah menolak klaim bahwa pasien yang pulih dari COVID-19 menerima uang dari pemerintah.

Sebuah video yang beredar di media sosial menunjukkan seorang pria mengosongkan tas dengan logo Direktorat Kesehatan Asir di atasnya.

Dia membongkar tas berisi mawar, sebotol pembersih, cokelat batangan dan uang tunai SR1.500 atau 400 dolar AS yang dirupiahkan sekitar Rp 6 juta.

Video itu memicu desas-desus bahwa orang-orang menerima hadiah setelah keluar dari rumah sakit.

Dalam menanggapi pertanyaan Arab News tentang keakuratan video, Direktorat Kesehatan Asir, Senin (18/5/2020)  mengatakan orang-orang harus menghindari penyebaran "rumor" seperti itu dan mengambil informasi yang benar dari sumber resmi.

44.830 Warga Saudi Positif Corona, 17.622 Sembuh, 273 Meninggal

Saudi Hentikan Tunjangan Hidup, PPN Naik 300 Persen

Saudi Ubah Opsi, Migas Dijauhkan, Investasi Asing Diburu

Uang itu mungkin sudah menjadi milik orang itu dalam video, kata direktorat dalam pesan, yang di-retweet oleh Kementerian Kesehatan.

Komentar dari pengguna Twitter bervariasi dari humor hingga mereka yang menuntut agar pria itu dihukum.

"Kami terjebak di rumah-rumah sejak jam malam diberlakukan, tetapi nmengapa mereka tidak memberi kami uang seperti pria di video itu?" tanya satu pengguna.

Faisal, pengguna lain, mengatakan: "Orang-orang ini tidak ada hubungannya dan mereka ingin mendapatkan ketenaran."

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved