Dampak Corona

Tahun Ini, Ramadhan Paling Sepi di Pasar Tanah Abang

Pemandangan ini tentu tak seperti di bulan Ramadhan tahun lalu. Di mana suasana Bulan Suci Ramadhan membuat jalan KH Mas Mansyur padat dan Macet.

Editor: Jamaluddin
TRIBUNJAKARTA.COM/MUHAMMAD RIZKI HIDAYAT
Sejumlah pedagang pakaian berjualan di sekitaran Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (11/5/2020) siang. 

Pemandangan ini tentu tak seperti hari-hari di bulan Ramadhan tahun lalu. Di mana suasana Bulan Suci Ramadhan membuat jalan KH. Mas Mansyur padat dan macet.

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Waktu menunjukkan pukul 15:55 WIB.

Jalan KH Mas Mansyur Kecamatan Tanah Abang, Selasa (19/5/2020) sore tidak macet berbeda jika kondisi normal.

Kendaraan yang melintas, baik menuju Karet dan Kuningan maupun Blok C Pasar Tanah Abang dapat melaju dengan kecepatan 30 hingga 40 kilometer per jam.

Pengakuan Ayah Hamili Anak Tiri hingga Melahirkan, Seminggu 2 Kali hingga Ancam Ceraikan Ibu Korban

Cuaca Buruk Masih Melanda Simeulue, Kapal Penyeberangan tidak Beroperasi

Sepanjang Jalan KH Mas Mansyur memang terlihat banyak pedagang membuka gerainya masing-masing di atas trotoar.

Namun tak sebanyak sebelum Covid-19 mewabah di DKI Jakarta.

Mayoritas yang berdagang di Jalan KH Mas Mansyur adalah pedagang kurma, bedug dan pernak-pernik Lebaran.

Selebihnya hanyalah pedagang kelontong, takjil, dan es tebu.

Viral Detik-detik Ular Piton Lahap Habis Mangsa Sambil Bergelantungan di Rumah Warga, Lihat Videonya

Badai Berkecamuk di Aceh Singkil, Transportasi Singkil-Pulau Banyak Lumpuh

Jalan KH Mas Mansyur Tanah Abang, di bulan Ramadhan tahun ini bersih.

Debu tak bertebaran di mana-mana, pedagang tak riuh memadati trotoar dan lalu lintas terpantau lancar jaya.

Pemandangan ini tentu tak seperti hari-hari di bulan Ramadhan tahun lalu.

Di mana suasana Bulan Suci Ramadhan membuat jalan KH Mas Mansyur padat dan macet.

Tak jarang debu berterbangan akibat lalu lintas yang padat.

Hal ini diungkap Mardinah (37), pedagang kelontong.

Mardinah telah tujuh tahun menjajakan dagangannya di tepi Jalan KH Mas Mansyur.

Toko kelontong Mardinah berada di atas trotoar, lokasi yang harusnya tak diperuntukkan baginya berdagang.

"Alhamdulillah tidak pernah sial, tidak pernah kena gusur Satpol PP," ungkap Mardinah kepada Tribun.

Mardinah bercerita, suasana Ramadhan di Tanah Abang tahun ini menjadi yang tersepi.

Singapura Akhiri Lockdown Parsial 1 Juni, Tempat Ibadah akan Dibuka, Nongkrong Tetap Dilarang

Agar Sukses Hadapi Dampak Pandemi Covid-19, Ini Saran dari Motivator untuk Masyarakat

Tak lain karena pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

"Bulan puasa paling sepi.

Jalan ini (Mardinah menunjuk Jalan KH Mas Mansyur) kalau tahun lalu bener-bener macet.

Mobil, motor padat. Jadi banyak debu juga, kayak ramai banget," kata Mardinah.

"Tapi sejak ada Corona ini jadi sepi banget.

Kisah 9 Anggota TNI Memasak Setiap Hari untuk Warga Miskin

Miliki Kasus Covid-19 Terbanyak di Dunia, Trump Anggap Sebagai ‘Lencana Kehormatan’ Bagi AS

Biasanya kalau sore gini, jam-jam mau buka puasa jalanan ini macet parah," sambung Mardinah.

Suasana sepi berimbas pada pemasukan Mardinah.

Namun, suasana Ramadhan ini justru membuatnya lebih tenteram.

Ia terhindar dari berbagai godaan ketika menjalani kewajiban berpuasa di Bulan Suci Ramadhan kali ini.

"Kalau tahun lalu saya puasa banyak godaan," katanya semringah.

Lain lagi cerita Tino, pedagang pakaian.

Tino memiliki sebuah gerai di Pasar Tanah Abang.

Namun Pasar Tanah Abang, yang menjadi lokasi Tino mencari nafkah resmi ditutup sampai waktu yang belum dipastikan.

Menjelang Hari Raya Idul Fitri 1441 H, Tino kembali menjajakan pakaian di atas trotoar sekitaran Jalan KH Mas Mansyur.

Tidak Masuk Dalam Daftar Penerima BLT DD, Ibu-ibu Protes Keuchik Geudubang Aceh, Langsa Baro

VIRAL Hujan Es Berbentuk Virus Corona, Begini Pesan Bijak yang Diyakini Penduduk

Terlihat sepi pembeli.

Tino terlelap di antara tumpukan pakaian yang dijajakannya.

Tino terbangun ketika sepasang suami istri datang ke gerai.

Ia pun lekas menjajakan pakaian dan menjelaskan besaran harganya.

Menag Fachrul Razi: Takbiran dan Shalat Idul Fitri di Rumah, Silaturahim Melalui Media Sosial

Rangkul Budaya Indonesia Melalui Lathi Challange, Video Wanita Ini Viral dan Membuat Warganet Kagum

Tawar menawar antara Tino dan sepasang suami istri itu terjadi.

"(Pasar) Tanah Abang tutup, makanya saya jualan di sini (di atas trotoar KH Mas Mansyur)," ungkap Tino.

Tino kemudian berkeluh kesah.

Sejak ada Covid-19, kondisi perekonomiannya kian runtuh.

Ia tak bisa berdagang pakaian sebagaimana mestinya. 

Ia menggantungkan hidup hanya melalui berdagang pakaian.

"Pengen nangis kalau diceritain.

Miris banget kondisi saya sekarang kalau gini terus" katanya singkat.

Suasana Ramadhan di Pasar Tanah Abang tahun ini, ia mengamini paling sepi.

"Bulan Ramadhan paling sepi.

Pohon Tumbang Sebabkan Listrik Padam di Aceh Timur

Rachmadi Dilantik Sebagai Kabag TU Kejati Aceh, Ini Pesan Kajati Irdam Saat Pelantikan  

Jalanan enggak macet, sepi pembeli, dan sepi pemasukan.

Kantong kering.

Jualan saya sepi, lebaran juga sepi.

Tidak seperti biasanya," terang Tino.(tribun network/genik)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved