Bupati Sarkawi Mundur

Tangis Pecah, Bupati Bener Meriah Curhat Kondisi Kesehatannya

Abuya Sarkawi dulunya pernah jatuh di usia mudanya ketika sedang nyantri, sehingga terjadi penyempitan tulang belakang.

Penulis: Budi Fatria | Editor: Taufik Hidayat
For Serambinews.com
Bupati Bener Meriah, Tgk H Sarkawi. 

Laporan Budi Fatria | Bener Meriah

SERAMBINEWS.COM, REDELONG – Publik dihebohkan dengan pernyataan Bupati Bener Meriah, Tgk H Sarkawi yang menyampaikan secara lisan akan mundur dari jabatan sebagai Bupati Kabupaten Bener Meriah.

Hal itu disampaikannya dalam sambutan saat Shalat Idul Fitri 1441 hijriah di Lapangan Masjid Babussalam, Kabupaten Bener Meriah, Minggu (24/5/20200.

Perihal pernyataan mundurnya Bupati Bener Meriah ini didasari karena faktor kesehatan.

Setelah heboh dengan pemberitaan mundurnya Abuya Sarkawi sebagai Bupati Bener Meriah, anggota DPRA, Bardan Sahidi yang kebetulan usai mengisi kutbah Shalat Idul Fitri 1441 di Masjid Lampahan, Kecamatan Timang Gajah, Kabupaten Bener Meriah, langsung bergegas menuju Pendopo Bupati Bener Meriah untuk menanyakan langsung perihal berita tersebut.

“Saya mendapati pak Bupati bersama ibu, disitu saya terharu, Abuya ikut menangis dengan terbata-bata,” ujar Bardan Sahidi yang bertemu langsung dengan Bupati Bener Meriah Abuya Tgk Sarkawi di Pendopo, Minggu (24/5/2020).

Kemudia kata Bardan, Abuya memerintahkan ajudannya untuk membawa hasil rontgen dari Penang Malaysia.

“Beliau curhat kepada saya sampai memperlihatkan kondisi tulang belakang yang sudah memakai alat bantu yang ditutupi baju koko dan saat itu beliau menggunakan kain sarung. Saya melihat hasil rontgen menggunakan senter telpon genggam, ada 5 ruas tulang belakangnya yang terjadi penyempitan,” beber Bardan.

Carita Bardan lagi, tak lama kemudian, datang kawan-kawan ulama pimpinan dayah yang merupakan teman-teman Abuya sewaktu di MPU.

“Nah disitulah saya baru mengetahui Abuya itu dulu nya pernah jatuh di usia mudanya ketika sedang nyantri, tetapi Abuya Sarkawi menyembunyikan rasa sakitnya, dan tidak bisa duduk lama juga malam susah untuk bisa tidur dengan lelap, sehingga esok dia tidak bisa maksimal dengan beban kerja yang menumpuk,” ungkap Bardan.

Menurut Bardan, karena faktor kesehatan Abuya Sarkawi mengundurkan diri dari jabatanyan sebagai Bupati Bener Meriah.

“Sebelumnya Abuya sudah bermusyawarah bersama keluarga kemudian memutuskan jabatan Bupati akan besar mudarat buatnya. Nanti pernyataan resmi tertulis akan disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri, Plt Gubernur Aceh dan DPRK Bener Meriah,” sebut Bardan.

Terkait mundurnya Bupati Bener Meriah Tgk H Sarkawi, Bardan Sahidi juga sempat menananyakan kepada Abuya apakah Abuya tertekan? dalam menjalankan pemerintahan?

“Beliau terkekeh sambil menjawab tidak.  Tahun lalu, beliau sempat umroh, pada saat itulah beliau bermunajat untuk diringankan dari penyakit tapi dari umroh sampai dengan sekarang kondisinya boleh dibilang parah,” kata Bardan.

“Saya menyimpulkan ini merupakan curhatnya pak Bupati kepada rakyatnya. Beliau curhat dengan kondisi pemerintahan sekarang ini, beliau dalam keadaan sakit, juga curhatnya seorang ulama dan umara, kami sebagai pengusung dari Partai PKS menyayangkan, kesannya Abuya Sarkawi ini sendiri dalam menjalankan pemerintahanya tidak dibackup oleh teman-teman partai pengusung dan ini tidak boleh terjadi ,” ujarnya.

Bardan menjelaskan, dalam aspek hukum tata negara pernyataan mundur ini disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri melalui Plt Gubernur dan tembusan DPRK Bener Meriah sepanjang belum ada persetujuaan dalam permintaan mundur, Bupati Bener Meriah masih dijabat oleh Abuya Sarkawi, sampai ada surat resmi dari Bupati Sarkawi yang menyampaikan secara tertulis.

Bardan Sahidi yang merupakan anggota DPRA dari pemilihan Aceh Tengah-Bener Meriah ini mengaku dirinya meghadapi dua kabupaten yang berada dalam masalah tata kelola pemerintahan, seperi Kabupaten Aceh Tengah yang sampai ada pernyataan “ancaman bunuh” terhadap Bupati dan saling lapor.

Bedanya, kata Bardan, di Kabupaten Bener Meriah jabatannya ditinggalkan alias mundur, dalam hal ini rakyat pasti rugi, ruginya adalah tidak punya pemimpin yang defenitif kalaupun kemudian nanti ini kira-kira ditunjuk pelaksana tugas, ini kan dirundung malang, Ahmadi tersandung kasus menjalani masa hukuman dalam rutan Suka Miskin.

“Sekarang ini kembali seorang Bupati menyatakan mengudurkan diri, pertanyaannya bagaimana demokrasi kita? ini sangat buruk, dulu itu sampai dengan 5 pasangan calon kepingin jadi Bupati, saya kira dengan beban pemerintahan yang diemban oleh Bupati Sarkawi ini yang diharapkan sekarang adalah kebersamaan, kekompakan dalam rangka powersharing siapa melakukan apa, bagaimana seusai dengan porsinya, DPRK dengan fungsinya, SKPK dengan fungsinya juga sehingga masyarakat tidak resah,” sarannya.

“ Inikan di ruang publik beredar Bupatinya lempar handuk, ada juga meme yang beredar Abuya lempar sarung, jahat sekali memang. saya ingin mengatakan ini curhat Bupati tidak mungkin diemban sendiri, menahan rasa sakit yang berkepanjang,” tambah Bardan.(*)

Ketua IMG Achyar Gayo, Kaget Tgk Sarkawi Mundur

Rayakan Idul Fitri, Warga Arab Saudi Hanya Bisa Melalui Video Call

Gustave, Buaya Raksasa yang Telan 300 Manusia Selama Hidup, Tak Pernah Bisa Dibunuh Meski Pakai AK47

Muslim SHI: Kelangkaan dan Lonjakan Harga Gula, Bukti Tata Kelola dan Tata Niaga Lemah

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved