Kupi Beungoh
Stay At Home Selesai, Adakah Jaminan Corona Juga Selesai?
Bahkan ada yang sudah mulai marah-marah kepada pemerintah, dengan harapan aturan-aturan stay at home segera berakhir.
Oleh Ainal Mardhiah, S.Ag, M.Ag*)
SETIAP kita sedang menikmati masa-masa stay at home untuk memutuskan mata rantai virus corona.
Sebagian dari kita mungkin sudah lelah, bosan, dan jenuh untuk tetap di rumah.
Ini karena tidak ada kejelasan sampai kapan kita harus stay at home (tetap di rumah).
Bahkan ada yang sudah mulai marah-marah kepada pemerintah, dengan harapan aturan-aturan stay at home segera berakhir.
Karena stay at home, membatasi aktifitas setiap orang terutama untuk mencari nafkah, sekolah, jalan-jalan, bekerja, beribadah, dan berbagai kegiatan mu’amalah lainnya.
Masyarakat ingin cepat-cepat bisa keluar rumah untuk beraktifitas seperti biasa.
Perlu kita ingat bersama, selesainya masa stay at home, tidak berarti selesailah masa corona.
Kenapa demikian?
Alasan pertama, karena tidak ada yang bisa memastikan bahwa corona akan berlalu pada waktu tertentu.
Karenanya tidak ada jaminan, ketika pemerintah mengeluarkan kebijakan berakhirnya masa stay at home, maka virus corona ini sudah pergi atau sudah tidak ada lagi.
Kedua, vaksin atau obat untuk mengobati orang yang terpaparnya dari virus corona belum ditemukan.
Ketiga, banyak pelanggaran yang dilakukan oleh masyarakat dalam rangka stay at home atau gagalnya social distancing, baik disebabkan oleh peraturan pemerintah yang tidak konsisten alias plin plan, maupun karena sikap bandel alias tidak patuhnya masyarakat.
Seperti yang terbaru, peraturan pemerintah tentang diberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), namun di sisi lain dirusak sendiri oleh pemerintah dengan membuka bandara untuk penerbangan dalam dan luar negeri.
Kebijakan ini mendapat sorotan tajam, karena jumlah kasus corona di Indonesia sudah sangat banyak.
Data dilansir Tribunnews.com tanggal 19 Mei 2020, tercatat kasus Covid di Indonesia sebanyak 17.541 kasus yang tersebar di 387 kabupaten/kota.
• Terhimpit Ekonomi Karena Lockdown, Pasutri Ini Tega Menjual Anaknya Hanya Untuk Membeli Miras
• Arab Saudi Izinkan Shalat Jumat di Masjid
Jika stay at home, ibadah di rumah, kerja di rumah, belajar di rumah, diumumkan oleh Presiden Jokowi di Istana Merdeka tanggal 15 Maret 2020.
Artinya sudah kebijakan ini sudah kita jalani hampir 2 bulan lebih, sebuah jangka yang tak bisa disebut pendek.
Karena itu, besar kemungkinan kebijakan ini akan segera diakhiri, meski corona belum berakhir.
Maka, bisa jadi pemerintah akan membiarkan masyarakat melawan corona dengan cara tanpa membatasi aktivitas.
Langkah ini sangat mungkin dilakukan, karena stay at home, jika dilakukan terus menerus tanpa batas waktu, mungkin akan menimbulkan kelaparan dimana-mana.
Karena orang-orang tidak bisa bekerja untuk mencari nafkah.
Sementara pemerintah tidak akan sanggup menanggung biaya hidup rakyat dalam waktu tidak terbatas.
Jadi, ada kemungkinan besar aturan stay at home akan berakhir, meski virus corona ini belum berakhir.
Jika ini berakhir, itu artinya akan ada perkumpulan masa, di pasar, di sekolah, di tempat kerja/kantor, di tempat ibadah, di tempat hiburan, dan tempat keramaian lainnya.
Kondisi ini sangat berbahaya bagi keselamatan setiap diri kita, karena akan dengan mudah dan cepat untuk tertularnya virus corona kepada siapa saja tanpa terkecuali, dan tidak terkendali tentunya, termasuk orang-orang yang selama ini di rumah saja akan terpapar juga.
Dalam kondisi ini, tentu tidak ada lagi aturan yang mengikat, semua bebas, semua berjalan seperti biasa.
Keselamatan diri dan keluarga ada pada diri kita masing-masing bagaimana menjaganya.
Karena pemerintah tentu tidak akan sanggup menjamin keselamatan jiwa-jiwa kita semua.
Terlebih lagi ketika melihat peraturan yang dikeluarkan pemerintah sering bertolak belakang dan bisa dikatakan plin plan.
• Begini Protokol New Normal di Tempat Kerja saat Pandemi Corona, Simak Penjelasannya
Apa yang Harus Kita Lakukan?
Apa yang harus kita lakukan dalam kondisi ini, untuk memaksimalkan usaha kita menjaga diri dan keluaraga dari penyebaran virus corona adalah antara lain sebagai berikut:
Pertama, diharapkan stay at home dan social distancing yang selama ini kita lakukan, agar dapat terus kita lakukan sampai tidak ada batas waktu, sampai dipastikan ini virus benar-benar sudah berakhir.
Atau dalam arti, kita tidak usah ke luar rumah jika tidak diperlukan.
Kalaupun harus ke luar rumah, maka jangan lupa menerapkan protokoler kesehatan.
Seperti jangan kumpul-kumpul, jaga jarak, pakai masker, hindari bersalaman dengan siapapun tidak terkecuali, sering-sering cuci tangan.
Sampai di rumah sebelum berinteraksi dengan anggota keluarga cuci tangan terlebih dulu, dan segera mencuci badan (mandi), pisahkan baju yang barusan dipakai dengan baju kotor lainnya, atau jemur di bawah terik matahari.
Kedua, tetap waspada dengan siapapun, karena semua berpotensi untuk menyebarkan virus corona ini kepada siapapun.
Ketiga, kita harus lebih ketat memproteksi diri dan keluarga.
Keempat, selalu membawa hand sanitizer, yang bisa dipakai jika di tempat yang kita kunjungi tidak menyediakan hand sanitizer atau air dan sabon untuk cuci tangan.
Kelima, sediakan air bersih dan sabon di depan rumah agar setiap tamu yang datang kerumah bisa mencuci tangan terlebih dahulu sebelum masuk rumah.
Keenam, mari kita perbanyak istighfar, bertaubat, berdo’a dan bertawakal kepada Allah SWT dengan menjaga perintah dan menjauhi larangan-Nya, moga kondisi ini segera berlalu. Aamiin.
*) PENULIS adalah Dosen Tetap Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Ar Raniry Banda Aceh
KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.