Breaking News

Berita Subulussalam

Setelah Idul Fitri 1441 Hijriah, Harga TBS Kelapa Sawit di Subulussalam Semakin Merosot   

Padahal, sejak tanggal 15 Mei hingga 20 Mei 2020, harga minyak sawit mentah (CPO) naik dan menguat.

Penulis: Khalidin | Editor: Mursal Ismail
SERAMBINEWS.COM/KHALIDIN  
TANDAN Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit milik petani di Kota Subulussalam dalam proses untuk dimuat ke truk pengangkutan 

Padahal, sejak tanggal 15 Mei hingga 20 Mei 2020, harga minyak sawit mentah (CPO) naik dan menguat.

Laporan Khalidin I Subulussalam

SERAMBINEWS.COM, SUBULUSSALAM – Harga Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit di Kota Subulussalam kini semakin merosot, bahkan mencapai titik terendah yakni hanya Rp 800-840 per kilogram.

”Masih hancur, hanya Rp 840-an per kilogram, itu pun kalau lokasinya agak bagus,” kata Sabirin, petani kelapa sawit kepada Serambinews.com, Kamis (28/5).

Menurut warga, harga TBS sawit makin merosot dalam dua pekan terakhir. Harga makin anjlok menjelang lebaran.

Padahal, sejak tanggal 15 Mei hingga 20 Mei 2020, harga minyak sawit mentah (CPO) naik dan menguat. 

Dilaporkan harga CPO dalam dua pekan ini menguat hampir Rp 200/kg dan per 20 Mei 2020 mencapai Rp 6.724 per kilogram.

Meski harga CPO menguat, di lapangan TBS justru anjlok.

DLH Aceh Besar Bersihkan Sampah di Lampoh Bujuk

Ratusan Warga Terjaring Razia Masker di Banda Aceh, Ini Sanksinya Jika Mengulangi Pelanggaran

Bupati Bener Meriah Tgk Sarkawi Bicara 1.36 Detik dengan Dirjen Otda Akmal Malik  

Dilaporkan, harga TBS  selama dua minggu menjelang lebaran Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS) terus menurunkan harga dengan tidak berpedoman lagi pada harga CPO & harga penetapan provinsi.

Informasi yang dihimpun Serambinews.com semua PMKS saat ini masih menggunakan harga yang lalu sebelum libur Idul Fitri.

Warga mengaku kondisi harga sawit yang makin anjlok dan tak kunjung membaik membuat perekonomian di sana terseok.

Pasalnya, mayoritas masyarakat Subulussalam selama ini mengandalkan pendapatan dari TBS karena komoditas ini satu-satunya yang paling banyak digeluti penduduk Kota Sada Kata itu.

Apalagi, anjloknya harga TBS bukan hanya berdampak pada petaninya, namun ada sejumlah kalangan terimbas karena terkait dengan kegiatan tersebut. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved