Jadwal Pesawat di SIM Tak Menentu

* Tiga Hari Kedepan Tanpa Penerbangan

JANTHO - Meskipun maskapai penerbangan sudah diizinkan kembali beroperasi, namun jadwal penerbangan di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM) Blangbintang, Aceh Besar, masih tidak menentu. Sejumlah maskapai membatalkan penerbangan jelang keberangkatan karena tidak cukupnya penumpang.

Bahkan informasi yang diperoleh Serambi, sejak Kamis (28/5/2020) kemarin hingga Sabtu (30/5/2020) mendatang, tidak ada satu pesawat pun yang lepas landas dan mendarat di Bandara SIM. Maskapai Garuda Indonesia yang seharusnya dijadwalkan terbang Jumat hari ini juga terpaksa batal karena minimnya penumpang.

“Penerbangan hanya ada sekali dalam beberapa hari dan hampir semuanya dilayani oleh maskapai Garuda Indonesia,” ungkap PIC Branch Corporate Communication (BCC) Bandara SIM, Fahmi Rezki.

Meski sepi penerbangan, Bandara SIM ia pastikan akan tetap beroperasi seperti biasa. Fahmi menyebutkan, berdasarkan catatan pihaknya, setelah lebaran Idul Fitri, baru sekali pesawat mendarat dan lepas landas di Bandara SIM, yakni Garuda Indonesia pada 27 Mei 2020. Pesawat milik maskapai BUMN ini terbang ke Jakarta dengan mengangkut puluhan penumpang.

Setelah itu, jadwal penerbangan baru ada lagi pada Minggu (31/5/2020), juga oleh Garuda Indonesia. Ini berarti dalam tiga hari ini tidak ada satu penerbangan pun di Bandara SIM. "Seharusnya besok (Jumat, 29 Mei) ada pesawat Garuda yang terbang, tapi sudah dicancel (batal) karena penumpang sangat sedikit, tidak cukup buat operasional," ujarnya.

Maskapai penerbangan lanjut dia, akan membatalkan penerbangan jika jumlah penumpang sangat minim dan tidak mampu menutupi biaya operasional. Pesawat baru akan terbang minimal jika memiliki 80-an penumpang dalam sekali pulang pergi. "Misalnya kemarin di pesawat Garuda, meskipun penumpang saat landing dari Jakarta hanya 26 orang, tapi saat berangkat ada 78 orang, jadi ada 100-an penumpanglah sekali terbang," jelas Fahmi. Rata-rata penumpang yang datang maupun berangkat tersebut merupakan pekerja, dan ada juga yang sedang melakukan perjalanan dinas.

Surat Bebas Covid-19

Fahmi Rezki menjelaskan, minimnya jumlah penumpang pesawat karena  setiap penumpang yang akan berangkat harus dilengkapi surat keterangan bebas Covid-19. Surat itu dikeluarkan oleh rumah sakit khusus dan masa berlakunya sangat singkat.

Misalnya surat keterangan uji tes RT-PCR dengan hasil negatif, masa berlakunya hanya tujuh hari. Sementara surat keterangan uji rapid test dengan hasil nonreaktif masa berlakunya hanya tiga hari.

“Jika pada saat terbang surat tersebut sudah kedaluwarsa, maka penumpang tidak diizinkan lagi menaiki pesawat,” sebut PIC Branch Corporate Communication Bandara SIM ini.

Meski demikian, sejauh ini belum ada penumpang yang batal berangkat karena surat sudah habis masa berlaku atau karena tidak memiliki surat keterangan tersebut. Sebab calon penumpang sudah harus menunjukkan surat keterangan bebas Covid-19 dari sejak membeli tiket.

Baru 5 Pesawat

Semenjak Kementerian Perhubungan RI mengizinkan kembali penerbangan, Bandara SIM setidaknya sudah lima kali didarati pesawat, yang semuanya rute Banda Aceh-Jakarta. Garuda Indonesia menjadi maskapai yang pertama kali terbang ke Aceh pada 29 April dengan membawa 13 penumpang dan sejumlah barang kargo.

Lalu pada 15 Mei, Garuda kembali mendarat di Aceh dengan membawa 65 penumpang dan memberangkatkan 61 penumpang. Setelah itu 17 Mei kembali mendarat dengan membawa 29 penumpang. Sehari berselang, 18 Mei, Lion Air rute Jakarta-Medan-Banda Aceh kembali terbang dengan jadwal pulang pergi. Terakhir, kemarin 28 Mei, pesawat Garuda Indonesia mendarat dan lepas landas di Bandara SIM. Sedangkan untuk maskapai Batik Air dan Citilink belum ada informasi akapn akan membuka jadwal penerbangan ke Bandara SIM Aceh Besar.