Marak Digunakan, Seberapa Efektifkah Penggunaan Face Shield untuk Mencegah Penularan Covid-19?

Face shield adalah alat pelindung diri (APD) penutup wajah mirip perisai yang dibuat dari plastik transparan.

Editor: Amirullah
SERAMBINEWS.COM/FERIZAL HASAN
Pegawai Samsat dan anggota Satlantas Polres Bireuen, saat memberikan pelayanan kepada masyarakat, selain memakai masker, mereka juga mulai memakai face sheild (pelindung wajah), untuk memutuskan mata rantai covid-19), Jumat (17/4/2020).   

SERAMBINEWS.COM - Menjelang penerapan new normal yang dicanangkan pemerintah Indonesia, masyarakat hendaknya bersiap dan selalu disiplin protokol kesehatan Covid-19.

Penggunaan masker, cuci tangan dengan sabun dan menghindari kerumunan.

Selain masker, alat pelindung lain yang juga marak digunakan masyarakat Indonesia untuk beraktivitas diluar rumah adalah face shield atau pelindung wajah.

Face shield adalah alat pelindung diri (APD) penutup wajah mirip perisai yang dibuat dari plastik transparan.

Alat ini telah lama digunakan dokter dan perawat untuk tindakan medis seperti operasi dan tes swab.

Seperti dilaporkan dari New York Times (24/05/2020), Pemerintah Singapura membekali murid dan guru dengan face shield saat masuk sekolah pada Juni 2020.

()

Tiga terdakwa pembunuhan hakim Pengadilan Negeri Medan, hadir mengenakan APD Lengkap, Jumat (15/5/2020) (TRIBUN MEDAN/ALIF ALQADRI HARAHAP)

Kebijakan sejenis juga diterapkan di Philadelphia dan California AS saat kegiatan belajar dan mengajar dimulai dalam waktu dekat.

Namun, sejauh mana efektifitas alat tersebut dalam mencegah penularan Covid-19?

Ahli penyakit menular dari University of Iowa, AS, Dr. Eli Perencevich berpendapat, face shield dapat mengurangi penularan infeksi penyakit, termasuk Covid-19 yang disebabkan virus corona.

Langkah pencegahan penularan penyakit efektif dijalankan dengan berbagai catatan.

Di antaranya, pemangku kebijakan meningkatkan tes covid-19 massal dan gencar melacak kontak pasien positif corona, serta masyarakat aktif jaga jarak dan rajin membersihkan tangan.

Menurut Perencevich, face shield dapat melindungi masyarakat seperti para petugas medis yang rentan tertular virus corona.

Berbeda dari masker, alat ini dianggap dapat melindungi seluruh bagian wajah, termasuk mata, hidung, dan mulut.

()

Face shield diproduksi oleh UMKM. (Tribunnews)

Selain itu, face shield juga dianggap lebih praktis digunakan ketimbang masker.

Perencevich menyebut, banyak orang tidak mengenakan masker dengan cara yang benar, sehingga pencegahan penularan penyakit jadi tidak efektif.

Karena transparan, face shield relatif nyaman digunakan untuk bernapas dan bisa membantu orang yang bergantung pada pembacaan bibir untuk berkomunikasi.

Face shield bukan pengganti masker, tetapi melengkapi

Walaupun memiliki sejumlah keunggulan dalam mencegah penularan penyakit, face shield juga punya kelemahaan.

Sama seperti masker, face shield perlu dilepas saat makan di kantin atau warung.

Saat digunakan, APD ini juga memiliki celah dari bagian samping atau bawah yang tidak rapat. Kondisi ini memungkinkan partikel kecil seperti virus masih bisa masuk dari dari celah tersebut.

Hal ini berbeda dari masker yang bisa menutup rapat area hidung dan mulut ketika digunakan dengan benar.

Tidak semua ahli sependapat agar masyarakat mengenakan face shield di ruang publik.

Dokter spesialis penyakit menular dari NYU Winthrop Hospital AS, Bruce Polsky, MD, menyampaikan, face shield digunakan petugas medis sebagai perlindungan ekstra selain masker.

"Face shield bukan pengganti masker, tapi perlindungan ekstra dari kontaminasi penyakit," jelas Polsky, seperti dilansir Health (29/05/2020).

()

Pelindung wajah atau face shield dipakai oleh tenaga kesehatan. (Tribunnews)

Menurut Polsky, face shield sangat penting bagi petugas kesehatan untuk menekan risiko penyebaran penyakit saat harus menangani pasien penyakit menular dari jarak dekat.

Pendapat senada disampaikan Charles Bailey, MD, dokter spesialis pencegahan infeksi dari St. Joseph Hospital dan Mission Hospital California AS.

Menurut Baliley, face shield lebih diperuntukkan sebagai APD bagi petugas kesehatan, yang tidak memungkinkan untuk menjaga jarak aman saat menangani pasien.

Masyarakat umumnya tidak terpapar kontak berisiko tinggi, sehingga cukup menggunakan masker dan tidak membutuhkan perlindungan ekstra seperti face shield.

"Prinsipnya, saat semua orang menggunakan masker, semua orang terlindungi," jelas Dr. Polsky.

Dr. Bailey punya saran jika disuruh menganjurkan masyarakat untuk menggunakan masker atau face shield di tempat umum.

"Pilih masker untuk mengurangi risiko penyebaran virus corona, terutama orang tanpa gejala," kata dia.

Kendati demikian, masyarakat dipersilakan mengenakan face shield sebagai perlindungan ekstra saat beraktivitas di luar rumah.

Asalkan, tetap sadar untuk memprioritaskan APD ini bagi petugas kesehatan yang lebih membutuhkan.

(Tribunnewswiki.com/Ris)

Pakar Virus Jerman Ditetapkan Sebagai Tokoh Kebencian

Kabar Gembira! 3,8 juta Petani dan Nelayan Akan Dapat Bantuan Sosial Reguler, Begini Caranya

VIRAL Video Anggota Polisi Pukul Pantat Warga dengan Rotan, Disebut Gegara Tak Pakai Masker

Artikel ini sudah tayang di tribunnewswiki.com dengan judul Marak Dipakai, Seberapa Amankah Penggunaan Face Shield Cegah Penularan Covid-19? Ini Penjelasannya

Sumber: TribunnewsWiki
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved