Berita Banda Aceh
Dana Covid-19 Aceh Rp 2,2 Triliun Lebih, Sektor Usaha Masih Terpukul
Dana untuk penanggulangan dan dampak Covid-19 Aceh terbilang besar, mencapai Rp 2,2 triliun lebih. Ironisnya, dari jumlah itu, yang baru terpakai
Penulis: M Nur Pakar | Editor: M Nur Pakar
Namun, katanya, banyak kegiatan usaha ekonomi lainnya juga harus istirahat tidak bisa berproduksi.
Dia menegaskan sektor usaha yang terdampak parah Covid-19 harus mendapat perhatian serius dari Pemerintah Provinsi Aceh.
Apalagi, diperparah dengan harga barang yang melambung tinggi di Provinsi Aceh.
Sehingga ikut mempengaruhi angka inflasi yang semakin tinggi.
Sedangkan daya beli (purchasing power parity) semakin melemah dan rendah.
Meskipun masih ada sebagian masyarakat yang memiliki pendapatan tetap, tetapi nilai uang terhadap barang atau jasa semakin berkurang.
Jadi, katanya, refocusing APBA dan tambahan BTT harus mampu membantu meningkatkan perekonomian masyarakat.
Dia berharap sektor industri rumah tangga, manufaktur, jasa dan UMKM mendapat stimulus.
Termasuk masyarakat marginal, petani, nelayan kecil, jasa rakyat, perkebunan rakyat dan lainnya mendapat dana segar.
Dikatakan untuk mengatasi pengangguran dan kemiskinan harus ada bantuan untuk memacu produktivitas ekonomi rakyat.
Disebukan, paling tidak dapat menggantikan impor yang selama ini dari provinsin tetangga Sumatera Utara.
Disamping itu, juga untuk mengatasi gejolak harga bahan kebutuhan sehari-hari yang tidak stabil.
Dia berharap dana tersebut benar-benar efektif untuk rakyat Aceh.
“Jangan ada niat yang tidak baik untuk diselewengkan, karena semua orang serta mata masih tertuju kepada anggaran yang relatif besar tersebut,” katanya.
Pemerintah Aceh saat ini sedang diuji dengan anggaran tersebut yang sejak awal dinyatakan untuk mengatasi serta mengantisipasi dampak Covid-19 Aceh.