Berita Banda Aceh
Covid-19 Hantam Property, Dari Kredit Macet Sampai Calon Pembeli Ditolak Bank
Dampak Covid-19 telah menghantam seluruh sektor usaha di Aceh, tak terkecuali dunia property atau perumahan.
Penulis: M Nur Pakar | Editor: M Nur Pakar
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH- Dampak Covid-19 telah menghantam seluruh sektor usaha di Aceh, tak terkecuali dunia property atau perumahan.
Dalam waktu hampir tiga bulan atau sejak Maret 2020, pembangunan perumahan bersubsidi pemerintah atau juga komersial menjadi tersendat-sendat.
Aturan jarak sosial atau juga stay at home telah menghentikan seluruh pekerjaan.
Upaya untuk bangkit kembali juga masih terhalang dengan sulitnya menembus perbankan.
Belum lagi rendahnya daya beli masyarakat, kredit konstruksi yang harus ditanggung pengembang menjadi bumerang.
Sumber pendapatan untuk menutupi kredit menjadi terkendala, calon pembeli sudah siap akad KPR dengan bank.
Tetapi, dengan beragam dalih, pengajuan KPR ditolak, padahal rumah sudah siap huni.
Kondisi itu membuat pengembang kelimpungan dalam mentalangi cicilan di bank.
Walau pemerintah sudah memberi keringanan, bank tampaknya masih sulit melaksanakannya.
Hal itu dialami oleh anggota Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Aceh.
Ketua Apersi Aceh, Afwal Winardy ST MT, kepada Serambinews.com, Minggu (31/5/2020) menyatakan sebanyak 160 pengembang mulai kesulitan membangun usaha perumahan.
“160 Pengembang di seluruh kabupaten/kota di Aceh mengeluhkan KPR belum direalisasikan oleh bank untuk calon konsumen, termasuk pekerja informal,” jelasnya.
“Kami dari asosiasi sangat berharap Pemerintah Aceh bisa membantu para pengembang agar bisa terus memproduksi rumah saat pandemi ini,” harap Afwal.
Dia mengakui para pengembang sangat terpukul dengan menurunnya produksi rumah.
Padahal, katanya, daya beli rumah dari masyarakat kalangan menenggah ke bawah masih ada.