Bantuan Dana Desa

Protes Soal Bantuan Dana Desa, Warga Pecahkan Kaca Kantor Reje Kampung di Bener Meriah

Puluhan masyarakat Kampung Kute Kering mengamuk dan memecahkan kaca Kantor Reje Kampung setempat saat melakukan aksi protes bantuan dana desa.

Penulis: Budi Fatria | Editor: Taufik Hidayat
Serambinews.com
Kaca kantor Reje Kampung Kute Kering, Kecamatan Bukit, Kabupaten Bener Meriah, Senin (1/6/2020) yang dipecahkan oleh warga setempat yang mengamuk saat memprotes bantuan dana desa. 

Laporan Budi Fatria | Bener Meriah

SERAMBINEWS.COM, REDELONG – Puluhan masyarakat Kampung Kute Kering, Kecamatan Bukit, Kabupaten Bener Meriah, Senin (1/6/2020) mengamuk dan memecahkan kaca Kantor Reje Kampung setempat saat melakukan aksi protes bantuan dana desa.

Hal tersebut dipicu akibat Reje Kampung yang dinilai masyarakat tidak bisa menjelaskan terkait bantuan yang bersumber dari dana desa.

Pantauan Serambinews.com, puluhan masyarakat yang didominasi oleh kaum ibu-ibu tersebut memprotes terhadap bantuan baik program ketahanan pangan maupun Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang bersumber dari dana desa.

“Kami memprotes terkait bantuan program ketahanan pangan, dimana masyarakat kampung tetangga sudah mendapatkan bantuan ketahanan pangan Rp 500 ribu KK dengan menanam ubi,” ujar Lia warga Kute Kering.

Lanjutnyat, karena kami belum mendapatkan bantuan program ketahanan pangan lantas kami datang ke kantor Reje Kampung menanyakan bantuan tersebut.

 “Saat kami menanyakan bantuan tersebut, Reje langsung memukul meja dengan emosi, karena itulah masyarakat terpancing hingga memecahkan kaca kantor,” ungkapnya.

Sementara itu, Camat Bukit Ismail yang hadir langsung ke lokasi untuk mendamaikan persoalan tersebut mengatakan, selama ini banyak persoalan, ada permasalahan pelayanan terkait administrasi aparatur desa selama ini yang dinilai masyarakat masih lambat.

Kemudian kurangnya tranparansi Reje Kampung dalam pengolaan dana desa, selain itu juga masyarakat mengaku kurang dilibatkan dalam musyawarah dana desa.

“Terkait bantuan langsung tunai (BLT) itu sudah dijelaskan bahwa tidak semua warga mendapatkannya, akhirnya masyarakat paham dan mengerti dengan aturan tersebut sehingga tidak mempermasalahkan lagi,” ujar Camat Islmail.

Kemudian, kata Ismail, terkait bantuan program ketahanan pangan yang juga bersumber dari dana desa pihaknya juga telah menjelaskan ini masih menunggu juknis yang disediakan oleh pemerintah.

Besok rencananya, seluruh perwakilan Reje Kampung dan Camat diundang oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Bener Meriah untuk menyiapkan juknis tersebut.

“Kami terus memberikan pemahaman kepada masyarakat, bahwa bantuan program ketahanan pangan tidak dibayarkan dalam bentuk uang cash,” pungkas Ismail.

Menurutnya, misal ada masyarakat dibeberapa Kampung yang sudah terlanjur menanam, maka itu yang digantikan dengan uang senilai Rp 500 ribu per KK untuk pupuknya. 

“Bukan hanya dengan menanam beberapa tanaman didalam karung lantas terus dibayarkan dengan uang senilai Rp 500 ribu bukan seperti itu,” jelasnya.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved