10 Tahun Wafatnya Hasan Tiro
Hari Ini 10 Tahun Lalu, Deklarator GAM Dr Hasan Tiro Meninggal Dunia
Hasan Tiro meninggal dunia di tengah kebersamaannya dengan keluarga dekat dan mantan petinggi GAM, seperti Malik Mahmud dan Zaini Abdullah.
Penulis: Zainal Arifin M Nur | Editor: Zaenal
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Kabar duka menyelimuti rakyat Aceh, hari ini sepuluh tahun lalu.
Tanggal 3 Juni 2010 yang kala itu jatuh pada hari Kamis, menjadi hari terakhir kebersamaan Dr Tgk Muhammad Hasan Di Tiro dengan rakyat Aceh.
Deklarator Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang juga tokoh kunci perdamaian Aceh ini meninggal dunia setelah 12 hari menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Umum dr Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh.
Ketua tim dokter yang menangani perawatan Hasan Tiro di RSUZA, dr Andalas SPOG mengatakan, Wali Neugara Aceh itu meninggal dunia setelah drop jantung akibat komplikasi penyakit yang dideritanya, terutama infeksi saluran pernapasan lan paru-paru.
Hasan Tiro meninggal dunia di tengah kebersamaannya dengan keluarga dekat dan mantan petinggi GAM, seperti Malik Mahmud dan Zaini Abdullah.
"Saat meninggal, beliau tampak tersenyum yang bisa dimaknai sebagai satu pertanda baik bagi almarhum," kata Andalas kala itu.
Kabar meninggalnya Tgk Hasan Tiro ini disiarkan oleh Harian Serambi Indonesia pada Jumat 4 Juni 2010, dengan judul besar “Hasan Tiro Wafat” dan judul kecil “Dikebumikan Berdampingan dengan Tgk Chik Ditiro”.
• KMPAN Usul Nama Tgk Hasan Tiro untuk Nama Jalan Tol Aceh, Begini Tanggapan Mantan Jubir Partai Aceh
• Buktikan Masih Ada, Mantan Elite GAM Kumpul di Makam Tgk Hasan Tiro, Bendera Bulan Bintang Berkibar
• Milad ke 43 GAM, Ini Kisah Perjalanan Hidup Hasan Tiro dan Sejarah Deklarasi GAM 4 Desember 1976
Sebagai pengingat sejarah, berikut kami turunkan kembali beberapa laporan dan tulisan terkait wafatnya Tgk Hasan Ditiro yang pernah dimuat di Harian Serambi Indonesia, 10 tahun yang lalu.
Tulisan ini kami rangkum dalam topik “10 Tahun Wafatnya Hasan Tiro”.
Berikut reportase wartawan Serambi Indonesia 10 tahun lalu.
“Hasan Tiro Wafat, Dikebumikan berdampingan dengan Tgk Chik Ditiro”
BANDA ACEH - Deklarator Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang juga tokoh kunci perdamaian Aceh, Dr Tgk Muhammad Hasan Di Tiro, Kamis (3/6/2010) sekitar pukul 12.15 WIB kemarin, wafat setelah dirawat secara intensif selama 12 hari di Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh.
Sesaat setelah Hasan Tiro meninggal, kabar duka itu beredar cepat di kalangan wartawan yang sudah sejak awal berada di rumah sakit itu.
Gubernur Aceh Irwandi Yusuf bersama istrinya Darwati A Gani dan sejumlah pejabat Aceh lainnya tampak berdatangan ke RSUZA.
Pada saat hampir bersamaan, antara lain juga datang Kapolda Aceh Irjen Pol Fajar Prihantoro dan Kapoltabes Banda Aceh Kombes Pol Armensyah Thay untuk menjenguk jenazah Hasan Tiro.
Bahkan, ratusan warga termasuk para mantan kombatan GAM, tampak berdesak-desakan di balik jendela kaca bagian luar ruang ICCU RSU- ZA untuk melihat jenazah Hasan Tiro.
Ketua tim dokter yang menangani perawatan Hasan Tiro di RSUZA, dr Andalas SPOG mengatakan, tokoh yang akrab disapa dengan panggilan Wali itu meninggal dunia setelah drop jantung akibat komplikasi penyakit yang dideritanya, terutama infeksi saluran pernapasan lan paru-paru.
"Beliau meninggal sekitar pukul 12.15 WIB,” katanya kepada wartawan.
Menurut Andalas, tekanan jantung Hasan Tiro menjelang meninggal kondisinya memang sudah sangat parah, jantungnya drop berkali-kali dan tidak bisa ditolong lagi dengan alat bantu.
"Bahkan, sehari sebelumnya, tekanan jantung beliau sempai berhenti sampai empat kali. Tapi masih bisa ditolong pakai alat bantu," katanya.
Menurut Andalas, ketika meninggal dunia, Hasan Tiro selain sedang ditangani tim dokter, juga didampingi keluarga dekat dan mantan petinggi GAM, seperti Malik Mahmud dan Zaini Abdullah.
"Saat meninggal, beliau tampak tersenyum yang bisa dimakmai sebagai satu pertanda baik bagi almarhum," tambah Andalas.
Sesaat setelah Hasan Tiro meninggal, kabar duka itu beredar cepat di kalangan wartawan yang sudah sejak awal berada di rumah sakit itu.
Gubernur Aceh Irwandi Yusuf bersama istrinya Darwati A Gani dan sejumlah pejabat Aceh lainnya tampak berdatangan ke RSUZA.
Pada saat hampir bersamaan, antara lain juga datang Kapolda Aceh Irjen Pol Fajar Prihantoro dan Kapoltabes Banda Aceh Kombes Pol Armensyah Thay untuk menjenguk jenazah Hasan Tiro.
Bahkan, ratusan warga termasuk para mantan kombatan GAM, tampak berdesak-desakan di balik jendela kaca bagian luar ruang ICCU RSU- ZA untuk melihat jenazah Hasan Tiro.
Sedangkan di dalam ruangan, shalawat kepada Nabi Muhammad saw mengiringi saat-saat dikeluarkannya jenazah.
Jenazah antara lain diantar ajudan pribadinya, Muzakkir bin Abdul Hamid dan Gubernur Irwandi.
Meski massa berdesak-desakan untuk melihat dan mengambil foto jenazah Hasan Tiro, iringan shalawat tetap berdengung hingga jenazah tiba di depan RSUZA dan dimasukkan dalam ambulance untuk disemayamkan di rumah dinas Ketua DPRA Hasbi Abdullah, di kawa- san Blangpadang. Banda Aceh.
Di tempat persemayaman sebelum diberangkatkan ke Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, tampak pula ribuan masyarakat yang melayat.
Di antaranya, tampak Wakil Gubernur (Wagub) Muhammad Nazar yang ikut mengantar jenazah Hasan Tiro dengan berjalan kaki ke Masjid Raya Baiturrahman untuk dishalatkan.
Selanjutnya, setelah disemayamkan di rumah Ketua DPRA dan dishalatkan di Masjid Raya Baiturrahman, jenazah tiba di kompleks pemakaman pahlawan nasional, sekaligus kakek Hasan Tiro, yakni Tgk Chik Tiro di Desa Lamgleumpang, Kemesjidan Meureu, Kecamatan Indrapuri, Aceh Besar, sekitar pukul 18.00 WIB.
Sebelum dimakamkan, jenazah Hasan Tiro disalatkan kembali oleh puluhan dari seribuan pelayat di Meunasah Kompleks Pemakaman itu.
Shalat mayat itu diimami ulama kharismatik Aceh, Tgk Abuya Muhibuddin Waly.
Sekitar 15 menit kemudian, jenazah diantar ke tempat pemakaman terakhir.
Kuburan Hasan Tiro persis di samping makam kakeknya Tgk Chik Tiro, dan anak dari Tgk Chik Tiro, Tgk M Amin.
Selain keluarga, warga, dan Tgk Muhibuddin Waly, prosesi pemakaman antara lain juga diikuti Malik Mahmud, dr Zaini, Gubernur Irwandi, Bupati Aceh Utara Ilyas A Hamid, dan Wali Kota Sabang Munawar Liza.
Prosesi pemakaman berakhir usai shalat magrib.
Kemudian dilanjutkan tausiah agama oleh Muhibuddin Waly dan pesan-pesan, antàra lain oleh Gubernur, Meuntroe Malik, dan Zaini.
Sementara di luar kompleks pemakaman, warga memasak bersama mempersiapkan kepada pelayat.
Kenduri menyambut setiap tamu yang bertahlilan itu diperkirakan hingga tujuh hari.
Sedangkan ketika pulang, hingga pukul 21.00 WIB tadi malam, jalan dari lokasi pemakaman menuju Indrapuri yang berjarak sekitar lima kilometer sempat macet.
Gubernur Aceh Irwandi Yusuf yang turut mengantar jenazah Hasan Tiro sampai ke tempat peristirahatan terakhir, di Indrapuri, Aceh Besar, menyatakan Pemerintah Aceh berkabung selama tiga hari dengan menaikkan bendera setengah tiang.
Ia juga mengharapkan seluruh masyarakat Aceh di meunasah dan mesjid-mesjid agar dilakukan doa bersama untuk almarhum.(sal/mir)