Berita Luar Negeri

Gadis Remaja Cekik Ibunya Hingga Tewas, Masukkan Mayatnya Dalam Koper

Meninggalnya sang ibu telah mengungkap fakta karena efek psikologis yang dihadapi remaja saat dibesarkan oleh orangtua tunggal, lapor China Press.

Penulis: Firdha Ustin | Editor: Muhammad Hadi
Berita Hongxing
Foto pengacara wanita dan putrinya 

SERAMBINEWS.COM - Berita memilukan tentang seorang ibu berusia 45 tahun yang tega dibunuh oleh putrinya yang masih remaja.

Meninggalnya sang ibu telah mengungkap fakta karena efek psikologis yang dihadapi remaja saat dibesarkan oleh orangtua tunggal, lapor China Press, (2/6/2020).

Global Times melaporkan tentang seorang gadis berusia 15 tahun yang tega mencekik ibunya sampai mati dan memasukkan mayatnya ke dalam koper.

Zhang, wanita yang juga bekerja sebagai seorang pengacara dari Provinsi Shandong China Timur, ditemukan tewas di rumah pada 23 Mei lalu menurut sebuah laporan.

Media berita China melaporkan bahwa gadis itu merupakan seorang siswa sekolah menengah.

99 Orang Keracunan Puding yang Dibeli Online, Satu Wanita Meninggal, Penyebabnya Telur Kedaluwarsa

Setelah kejadian pembunuhan, anak gadis itu telah ditahan oleh polisi sebagai tersangka untuk penyelidikan lebih lanjut.

Polisi mengatakan bahwa gadis itu percaya ibunya terlalu ketat penjagaan terhadapnya yang menyebabkan banyak konflik di antara mereka.

Istri Muda Kabur dari Rumah, Suami Sebut Karena Game PUBG dan Dibawa Pria Lain

Zhang telah menceraikan suaminya ketika putrinya berusia tiga tahun.

Sejak itu Zhang membesarkan anaknya sendirian dan telah menjadi orangtua tunggal.

Seorang teman Zhang berbagi dengan media Tiongkok bahwa Zhang sangat peduli dengan pelajaran putrinya.

Bahkan akan menjemput dan mengantarnya keluar dari sekolah setiap hari.

Teman dekat Zhang yang lain mengatakan bahwa wanita itu adalah seorang guru sebelum ia menjadi pengacara,.

Dia dipandang sebagai orang baik yang tidak pernah kehilangan kesabaran dengan putrinya.

Heboh di Medsos, Pria Ini Disebut Berhasil Menangkap Kuyang Lalu Membakar Jantungnya

Berita tentang tragedi itu mendorong netizen untuk menunjukkan bahwa insiden tersebut mencerminkan masalah umum terutama bagi orangtua tunggal.

Di mana anak-anak sering memberontak karena tidak dididik.

Atau menderita tekanan psikologis karena orang tua tunggal mereka terlalu sibuk di tempat kerja.

Seorang pengacara dari Beijing, Liu Changsong, mengatakan bahwa remaja pada usia 15 tahun sering menyerah pada perasaan pemberontakan.

Dalam kondisi inilah dituntut cara orang tua untuk mampu berkomunikasi baik dengan anak mereka.

Hal ini juga dapat memainkan peranan penting dalam memicu perilaku irasional dan radikal di dalamnya.

Istri Meninggal karena Stroke Tapi Dikubur di Pemakaman Khusus Corona, Suami Gugat Tim Gugus Tugas

Setelah kejadian ini terungkap, orang-orang yang menyerukan agar usia pertanggungjawaban pidana terhadap anak itu diperhatikan kembali.

Liu mencatat jika remaja berusia 15 tahun itu dipastikan sebagai pembunuh.

Dia tidak akan dapat menghindari hukuman pidana sebagaimana menurut Hukum Pidana Tiongkok. (Serambinews.com/Firdha Ustin)

Banda Aceh dan Delapan Kabupaten/Kota di Aceh Masuk Zona Merah, Simak Penjelasan Asisten II Pemprov

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved