Berita Banda Aceh
Sapi Kurus-Kurus di UPTD IBI Saree, Ini Penjelasan Komisi II DPRA, Yahdi Hasan
Anggota Komisi II DPRA dari Partai Aceh, Yahdi Hasan dan Rijaluddin SH MH dari Partai PKB, dan anggota DPRA lainnya, drh Nurdiansyah Alasta MKes...
Penulis: Asnawi Luwi | Editor: Jalimin
Laporan Asnawi Luwi |Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Anggota Komisi II DPRA dari Partai Aceh, Yahdi Hasan dan Rijaluddin SH MH dari Partai PKB, dan anggota DPRA lainnya, drh Nurdiansyah Alasta MKes dari Partai Demokrat dan Ketua Fraksi Golkar DPRA, Ali Basrah SPd MM meninjau lokasi pengembangan sapi yang berada di UPTD Inseminasi Buatan Inkubator (IBI) Saree, Aceh Besar di bawah Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan Aceh, Jumat (5/6/2020).
"Komisi dua DPRA sudah turun ke lokasi dan Kita melihat ada ternak sapi betina dan jantan mencapai 480 ekor pengadaan tahun 2016/2017 di kandang seluas satu hektare. Banyak sapi yang kurang terurus karena kurang perhatian seperti pakan yang tidak memadai," ujar Yahdi Hasan, kepada Serambinews.com, Jumat (5/6/2020).
Kata Yahdi Hasan, mereka turun dengan Anggota DPRA Dapil 8 (Agara-Gayo Lues) sekaligus hendak menghantarkan bantuan ke Aceh Tenggara untuk korban kebakaran di Desa Sabilussalam dan Lawe Desky I, Kecamatan Babul Makmur yang menyebabkan 19 rumah musnah dilalap si jago merah.
Jadi, katanya, mereka sekalian melihat sapi di IBI Saree tersebut ada yang kurus karena pakannya tidak mencukupi diberikan dan ini juga akibat lambannya proses tender pakan untuk sapi tersebut.
Namun, walaupun begitu, seharusnya mereka mengambil inisiatif ada puluhan hektare lahan pemerintah di sekitar kandang sapi tersebut yang bisa untuk dimanfaatkan rumput lepas yang menjadi makanan sapi tersebut agar kondisi lembu yang kurus bisa kembali pulih dan gemuk sehingga sapi bisa cepat besar.
• Wanita Hamil 9 Bulan Ditinggal Pergi Suami, Kelaparan di Kontrakan, Tak Ada Biaya Persalinan
• Nelayan Sibolga Alami Nasib Sial, Mau Ambil Daun Pinang di Pidie, Ditangkap Polisi
"Kita sarankan memanfaatkan lahan di sekitar kandang sapi agar sapi tidak lagi kekurangan pakan," ujar Yahdi Hasan.
Sementara itu, Kepala UPTD IBI Saree, Zulfadli, kepada Serambinews.com, Jumat (5/6/2020) mengatakan, jumlah ternak sapi 480 ekor jantan dan sapi betina dan ada sapi yang sakit dan kurus. Hal ini, menurut dia, karena kekurangan pakan konsentrat (pakan tambahan), hijauan dan khusus konsentrat dua bulan telah drop.
Namun, ke depan mereka akan maksimalkan pemotongan rumput hijau makanan tanah (HMT) tiga kali lipat dari yang selama ini dipotong. Menurut dia, pengembangan sapi tersebut adalah untuk pilot projek , namun, karena sapinya terlalu banyak dan ada yang beranak dan belum dikeluarkan sehingga ternak tersebut ada yang kurus.
Namun, ke depan mereka akan maksimalkan rumput hijauan dan memanfaatkan lahan pemerintah di daerah itu," ujar Zulfadli.
Sementara itu, Koordinator Gerakan Anti Korupsi (GeRAK) Aceh, Askhalani, mengatakan, perlu ditelusuri pengadaan ternak sapi tersebut apakah ukurannya sesuai dengan harga di pasaran. Kata dia, pengadaan ternak sapi juga ada di Aceh Tenggara tahun 2017/2018 dari dana DOKA Aceh. Namun, ternak sapi entah bagaimana apakah berkembang dalam program swasembada daging sapi 2019.
Tetapi, informasi di lapangan, sapi tersebut lenyap alias tidak ada lagi di kandang dan disinyalir diperjual-belikan dan penyaluran ternak sapi tidak tepat sasaran sehingga pengembangan sapi di Agara tidak berhasil.
Menurut Askhalani, seperti pengadaan ternak sapi ini terindikasi adanya celah untuk melakukan korupsi harga satuan pembelian ternak tersebut . Untuk itu, GeRAK Aceh meminta kepada aparat penegak hukum agar melakukan penyelidikan pengadaan ternak sapi di IBI Saree Aceh Besar dan Aceh Tenggara tahun 2017/2018 dan pengadaan ternak sapi di daerah lainnya di Aceh.(*)
• Mahasiswi Indonesia Terpilih Sampaikan Pidato di Wisuda Harvard 2020, Ini Disampaikan Nadhira Afifa
• Plt Gubernur Aceh Instruksikan Pemeriksaan Covid-19 Gratis di RSU Daerah
• Gugus Tugas Covid-19 Simeulue Surati Plt Gubernur Aceh, Ini Permintaannya