Berita Pidie Jaya

Hasil Produksi Garam Pijay Melimpah, Begini Upaya dan Target Produksinya

Adapun target produksi yang telah berjalan selama satu tahun yaitu 1.000 ton lebih.

Penulis: Idris Ismail | Editor: Nur Nihayati
SERAMBINEWS.COM/IDRIS ISMAIL
Kepala Bidang Perikanan dan Kelautan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Pidie Jaya, Yulizar SPI (kanan) bersama ketua kelompok tani garam Makmur Sejahtera, Gampong Lancang Paru, Kecamatan Bandar Baru, M Jafar Yusuf (kiri) mengemas garam dalam karung pasca hasil produksi yang melimpah selama satu tahun terakhir, Minggu (7/6/2020). 

Adapun target produksi yang telah berjalan selama satu tahun yaitu 1.000 ton lebih.

Laporan Idris Ismail I Pidie Jaya

SERAMBINEWS.COM, MEUREUDU - Hasil produksi garam di Pidie Jaya (Pijay) melimpah.

Hasil itu selama dua tahun terakhir lewat program pengembangan garam Geo Membran pada program 2018 hingga 2019.

Hingga saat ini telah menghasikan garam secara melimpah.

Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya (Pijay) melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) berkomitmen besar dalam mengembangkan usaha produksi garam.

Dengan penerapan sistem Geo Membram atau penguapan di empat kecamatan dengan luas 341 Ha.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Pijay melalui Kepala Bidang Perikanan dan Kelautan Yulizar SPI kepada Serambinews.com, Minggu (7/6/2020) mengatakan, sebagaimana diketahui, DKP Pijay selama dua tahun berturut- turut mulai 2018 lalu telah membangun lokasi pengembangan garam Geo Membran.

Pembangunan garam itu pada lahan 183 Ha dengan bantuan dana dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) Rp 4 miliar di Kecamatan Bandar Baru.

Lalu, Panteraja serta Tringgadeng.

Malam Ini, 50 Pekerja Asal Medan Jalani Rapid Test Massal Covid-19 di Nagan Raya

Istri Plt Gubernur Aceh Salurkan Bantuan Pemprov ke Aceh Timur

Brimob Semprot Desinfektan di Pesantren Lhokseumawe

Adapun target produksi yang telah berjalan selama satu tahun yaitu 1.000 ton lebih.

Mengingat animo besar dari para petani, maka 2019 dilakukan pengembangan lahan ditambah pada lokasi 158 Ha di enam lokasi yaitu, lokasi Grong Capa, Kecamatan Ulim, Cot Lehue Reng Kecamatan Tringgadeng.

Lalu, Paradeu Kecamatan Panteraja, Paru Keudee, Paru Cot dan Cut Njong, Kecamatan Bandar Baru dengan bantuan dana Rp 5 Miliar.

"Sebagian besar lokasi dari 158 Ha usaha garam rakyat dengan sistim Geo Membran ini telah berjalan dan berproduksi dimana setiap petani mampu menghasilkan 600 Kg hingga 900 Kg saban harinya," ujar Yulizar SPI.

Dijelaskan Yulizar, adapun target pada lokasi lahan 183 H ini untuk setiap tahunnya jika berjalan normal 3.000 ton hingga 5.000 ton.

Adapun target DKP tetap menjadikan kabupaten Pijay sebagai sentral penghasil garam se Sumatera dengan dukungan semangat dari para ribuan petani.

Diakui salah satu titk lahan pengembangan garam rakyat belum berproduksi di titik Gampong Grong-grong Capa Ulim dikarenakan saat ini selain suasana wabah pandemi Covid-19 sehingga menghambat upaya pendampingan untuk memberukan edukasi usahan ketahap produksi.

Selain itu juga sampai saat ini juga baru sebatas pemasangan plastik bedeng penampungan air garam kristal.

"Tentunya saja pembangunan dapur masak untuk hasil produksi dapat dilanjutkan oleh para petani saat kondisi Covid-19 normal.

Termasuk upaya pendampingan serta sosialisasi yang perlukan dilakukan guna memcepat langkah panen hasil produksi garam ini,"jelasnya.

Salah satu petani garam tang juga ketua kelompok tani Makmu Sejahtera dan selaku penerima bantuan pada progran 2019 lalu, M Jafar Yusuf (48) kepada Serambinews.com Minggu (7/6/2020) mengatakan, dari empat kuali dapur yang dimiliki saat ini setiap harinya mampu memproduksi garam antara 600 Kg hingga 900 Kg dari 38 bedeng penampungan air bibit garam kristal.

"Sementara permintaan saban hari baik dari agen penampung maupun pedagang dari Banda Aceh, Aceh Besar, Pidie serta pedagang lokal di Pijay mencapai 1.000 Kg sehingga kami kewalahan memenuhi capaian hasil produksi,"ujarnya.

Sejak rampungnya usaha ini di kawasan Lancang Paru dari tujuh dapur yang telah menghasilkan garam anatra 30 ton hingga 50 ton pada setiap bulannya dwngan harga per kilo Rp 4.500.

Adapun program pengembangan garam 2019 sejak akhir telah menuntaskan bedeng tempat penampungan air garam kristal.

Dan malah tiga kelompok hingga saat ini telah berproduksi seperti kelompok Paru Cot, Paru Keude, dan Gampong Paradeu.

"Dengan adanya usaha pengembangan garam ini telah mendongkrak ingkam perekonomian bagi warga pesisir,"ungkapnya.

Seperti diberitakan sebelumnya Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) setempat akan mengembangkan industri garam di lahan seluas 341 Hektare yang tersebar di empat kecamatan.

Program pengembangan industri garam yang akan dilaksanakan tahun ini bertujuan menjadikan Kabupaten Pijay sebagai sentra penghasil garam di Sumatera.

Program pengembangan industri garam ini mendapat dukungan dana dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI.

Pihak KKP pun sudah menurunkan tim untuk melakukan verifikasi ke enam gampong yang diusulkan untuk menjadi lahan pengembangan industri ini sejak awal 2018 lalu. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved