Mantan Bupati Bireuen Meninggal
Inmemoriam Nurdin Abdul Rahman: Ia Tulis Puisi dalam “Rumoh Glap” pada Kertas Bungkus Nasi
Innlillahi wainna ilaihi raji’un. Berita duka, meninggalnya Drs. Nurdin Abdul Rahman, begitu cepat berdar di masyarakat melalui jaringan media sosial
Penulis: Fikar W Eda | Editor: Jalimin
Puisi lain berjudul ”Deurita Nya’ Nong” merupakan persembahan khusus kepada sang istri yang menemaninya selama penderitaan. ”Dialah orang yang sangat tabah menghadapi segala derita. Ketika menceritakan rasa cintanya kepada sang istri, Nurdin tampak sedikit terbat-bata. Suaranya tercekat di kerongkongan, menahan tekanan masa lalu yang sangat pahit. Ia menyebut sang istri sebagai ”kuntum bunga,” sebuah sebutan yang sangat romantik. Inilah petikannya:
”Bagi lon hana kuntom, bungong lam donya
Nyang ka ek theun jra dan nestapa
Nyang ka ek geuharong laot deurita
Geutheun saket, phet ngon sengsara
Seudangkan lon jinoe dalam penjara
Hana pat lon peugah pakiban lon pike
Rangoe lon sabe keu nasib gata
Kareuna lon nyoe gata tatheun jra
Dingon peuet cahya mata gata peulahara”
(Rumoh Glap Keudah, 11 September 1995)
Nurdin lahir di Bireuen 28 Desember 1949, menamatkan pendidikan di FKIP Unsyiah 1988, dan pernah menjadi pengajar bahasa Inggris pada sejumlah sekolah serta pengajar mata pelajaran sama di beberapa tempat di Banda Aceh. Dilantik sebagai “Bupati Kota Juang” periode 2007-2012. Ia memenangi pilkada langsung kabupaten itu,
“Salah satu pekerjaan saya selama dipenjara adalah menulis. Ada puisi dan menulis buku bahasa Inggris,” kenang Nurdin ketika itu.(*)
• Warga Bener Meriah Temukan Kupu-kupu dengan Sayap Bermotif Lalat
• BREAKINGNEWS: Mantan Bupati Bireuen, Nurdin Abdurrahman Meninggal Dunia
• Istri Kawin Lari, Tukang Cat Depresi dan Masukkan Kabel Ponsel ke Kemaluannya Demi Puaskan Nafsu