Luar Negeri
Tanpa Pendidikan Seks, Anak-anak Muda Vietnam Terjerumus ke Lembah Hitam
Anak-anak Vietnam muda semakin banyak yang terjerumus ke lembah hitam dalam beberapa tahun terakhir ini.
SERAMBINEWS.COM, HANOI - Anak-anak muda Vietnam semakin banyak yang terjerumus ke lembah hitam dalam beberapa tahun terakhir ini.
Tidak ada yang pernah berbicara tentang pendidikan seks: bukan orangtuanya, bukan gurunya dan hanya tahu sedikit seperti dia, Huong yang telah melakukan dua aborsi dalam dua tahun.
"Saya takut ketika mengetahui saya hamil ... “
“Saya pikir jika kita diberitahu tentang seks yang aman, kita tidak akan jatuh ke dalam perangkap ini," jelas wanita berusia 20 tahun itu.
Dia tidak sendirian.
Kurangnya pendidikan seks di rumah atau sekolah di Vietnam, telah mengakibatkan beberapa mengandalkan aborsi sebagai bentuk kontrol kelahiran, kata para ahli.
Berbicara tentang seks adalah semacam dilarang, kata Linh Hoang (23) relawan untuk mengubah sikap ketinggalan jaman.
Negaranya tidak membuka diskusi tentang seks atau identitas gender.
• Diyakini Sebagai Obat Corona, Warga Vietnam Buru Kucing Hitam untuk Dibantai Kemudian Dikonsumsi
• Kisah Perang Vietnam: Saat Pasukan Tikus Terowongan Bersenjata M1917 Berhadapan dengan Ranjau
• Positif Covid-19 di Amerika Serikat Lewati 1 Juta Kasus, Korban Tewas Melebihi Era Perang Vietnam
Vietnam memiliki populasi muda dan nilai-nilai seksual telah melompati hambatan konservatif dari negara Komunis ini.
Apalagi, aplikasi kencan, kondom dan pil aborsi mudah tersedia.
Tetapi kesenjangan generasi telah membuat kaum muda tanpa informasi dan dukungan ketika kehidupan seks mereka berkembang.
Orang tua menjauh dari topik seks aman dan masyarakat, tidak tahu apa itu pendidikan seks dan bagaimana melakukannya," kata Linh.
Dia mengenang guru biologinya sendiri yang berusaha menutupi reproduksi tanpa menjelaskan apa hubungan seks.
Bersama dengan tiga teman semuanya berusia awal 20-an, Linh menjalankan pendidikan seks ‘WeGrow Edu’ dari sebuah ruang kerja bersama di Hanoi.
Mereka menyimpan kotak hadiah yang diisi dengan pembalut wanita, tes kehamilan dan kondom.
Bahkan, panduan penting tentang bagaimana dan kapan remaja mungkin menggunakannya.
"Tidak sulit untuk mendapatkan kontrasepsi di Vietnam tetapi stigma sosial di sekitarnya sangat berat," katanya kepada AFP, Senin (8/6/2020).
Demonstrasi tentang bagaimana menggunakan kondom hingga diskusi yang lebih bernuansa tentang peran gendert terus berkembang.
Kelas WeGrow Edu mengambil tempat untuk memberikan informasi penting kepada kaum muda Vietnam.
Selama beberapa dekade, Vietnam memberlakukan kebijakan dua anak.
Tetapi hanya sedikit informasi komprehensif tentang kesehatan reproduksi dan tidak memiliki akses ke layanan keluarga berencana secara gratis.
Itu menjadi penyebab utama tingkat aborsi tertinggi di dunia, menurut nirlaba kesehatan seksual, Alan Guttmacher Institute.
Para ahli mengatakan bahwa masyarakat Vietnam menjadi lebih permisif dan kaum muda telah membuang tabu seputar seks pra-nikah.
Tetapi beberapa orang tua dan guru takut membahas topik tersebut karena takut mendorong kegiatan seksual.
Skema ini dihapus bertahun-tahun yang lalu dan kondom sekarang murah dan tersedia di hampir setiap supermarket dan apotek.
Pil aborsi yang dimaksudkan untuk ditandatangani oleh dokter juga ditawarkan di beberapa apotik secara bebas.
Angka aborsi, meskipun menurun, masih tinggi, kata para ahli keluarga berencana kepada AFP.
Pada 2005 ada 37 aborsi untuk setiap 100 bayi yang lahir, menurut data Kementerian Kesehatan yang dikutip oleh United Nations Population Fund (UNFPA).
Pada 2019, angka resmi turun menjadi 12, meskipun UNFPA mengatakan jumlah aktual lebih tinggi mengingat seperempat aborsi terjadi dalam praktik swasta.
Huong, nama samaran untuk melindungi identitasnya, mengatakan tidak tahu apa yang harus dilakukan ketika hamil pertama kali pada usia 16 tahun.
Dia berhubungan seks dengan seorang teman, dan harus meminta bantuan seorang pacar yang lebih tua.
"Itu benar-benar sakit, saya merasa sangat tidak aman dan tatapan kosong," katanya tentang prosedur di klinik swasta.
Dia kemudian belajar sedikit tentang kontrasepsi ketika berkencan dengan pacarnya.
Tetapi tidak cukup untuk mencegahnya hamil lagi di usia 18 tahun.
Dia dapat menggunakan pil yang mudah diakses untuk aborsi.
Nguyen Van Cong, seorang dokter terlatih berusia 33 tahun dan pendiri program pendidikan kesehatan "We Are Grown Up", mengatakan timnya telah mengajar ribuan anak sekolah.
Terutama tentang seks yang aman dan kontrol kelahiran untuk memerangi tren yang mengkhawatirkan, di mana aborsi dianggap sebagai metode kontrasepsi .
Dia berbicara di sela-sela kelas seks di sekolah Hanoi, di mana remaja didesak untuk membahas segala sesuatu mulai dari masturbasi dan PMS hingga kontrasepsi.
"(Orang dewasa) kebanyakan mencoba untuk menghindari berbicara dengan kami tentang topik tersebut," kata Ngo Quang Huy (17).
Sebuah laporan oleh Human Rights Watch pada Februari 2020 mengatakan kebijakan dan praktik pendidikan seks Vietnam tidak memenuhi standar internasional.
WeGrow Edu, sebagian didanai oleh kedutaan AS di Vietnam, sekarang bekerja dengan sekitar 20 sekolah di Hanoi.
Seperti halnya kotak hadiah mereka dengan kontrasepsi untuk remaja, anak-anak muda juga diberika empat buku yang menjelaskan dasar-dasar seks.
Dan sementara satu kotak 50 dolar AS jauh dari jangkauan rata-rata orang tua Vietnam, kata Linh.
"Bahkan teman-teman saya, ketika mereka pertama kali menerima kotak hadiah harus mengakui bahwa itu adalah pertama kalinya mereka menyentuh kondom," jelasnya.
"Dan itu masalahnya bagi kebanyakan orang muda Vietnam." tutupnya.(*)