Tensi Panas Amerika Serikat vs China Kembali Membara, Kali Ini Terkait Kepemilikan Nuklir

pembahasan tentang perlucutan senjata nuklir dapat menjadi front baru dalam perpecahan yang semakin dalam antara China dan Amerika Serikat.

Editor: Amirullah
kompasiana.com
Presiden China. Xi Jinping dan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. 

South China Morning Post juga memberitakan, pada saat persaingan antara Washington dan Beijing meningkat, pemerintahan Donald Trump telah mendorong China agar hadir dalam kesepakatan di masa depan untuk menggantikan perjanjian New Start 2010, dengan alasan bahwa kemampuan nuklir dan rudal China, yang kini sedang dikembangkan dan dimodernisasi, menimbulkan ancaman yang semakin besar terhadap AS dan sekutunya.

Namun Beijing telah menolak undangan itu.

Sebuah pernyataan di situs web kementerian luar negeri China mengatakan, Washington dan Moskow, dengan persediaan senjata nuklir terbesar di dunia, memiliki "tanggung jawab khusus dan prioritas tinggi untuk pelucutan senjata nuklir".

Pada bulan Desember, juru bicara kementerian luar negeri China Hua Chunying mengatakan AS berusaha mengalihkan tanggung jawab kepada pihak lain.

AS Minta Sekutu Akhir Hubungan dengan China

Dalam beberapa waktu terakhir, Amerika Serikat (AS) meminta para sekutu-sekutunya untuk memutuskan hubungan dengan China di bidang-bidang dengan risiko keamanan.

Melansir The Jerusalem Post, seorang pejabat Amerika Serikat dengan pengetahuan pembicaraan tentang masalah tersebut mengungkapkan permintaan dari Washington itu terhadap sekutu-sekutunya.

Permintaan Washington itu memaksa Israel memilih perusahaan lokal untuk membangun pabrik desalinasi terbesar di dunia, dibandingkan menjalin kerjasama dengan perusahaan asal China.

Sehingga pembatalan kerjasama dengan China itu akan membuat hubungan Amerika Serikat dan Israel terjaga.

Israel senditi tentu tidak menginginkan muncul konflik atau pertikaian dengan Pemerintahan Donald Trump akibat partisipasi kerjasama China dalam proyek infrastruktur raksasa tersebut.

Pemerintah Israel mengumumkan pemilihan perusahaan lokal dalam proyek pabrik desalinasi yang akan berada di Kibbutz Palmachim dan menelan biaya lebih dari 5 miliar Shekel baru Israel pada Selasa (26/05/2020).

Amerika Serikat secara khusus menandai kemungkinan keterlibatan Hutchison dalam pembangunan pabrik desalinasi.

Selain jadi proyek infrastruktur penting bagi Israel, pabrik itu dekat dengan Sorek Nuclear Center dan Pangkalan Udara Palmachim.

Kekhawatiran AS tentang keterlibatan perusahaan-perusahaan China dalam proyek-proyek infrastruktur utama di Israel dalam beberapa tahun terakhir, sebagian karena kemampuan operasi-operasi Tiongkok untuk mengumpulkan data dan informasi intelijen sambil bekerja pada mereka.

Kecemasan negeri paman Sam lainnya adalah kerugian ekonomi, sosial, dan lingkungan yang besar, dan bahkan korban jiwa.

()
Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved