Corona Transmisi Lokal Terjadi di Aceh
Jumlah warga Aceh yang terinfeksi Covid-19 bertambah lagi. Pada Minggu (14/6/2020), lima orang dinyatakan positif Corona
* Sehari, Lima Warga Positif Covid-19
BANDA ACEH - Jumlah warga Aceh yang terinfeksi Covid-19 bertambah lagi. Pada Minggu (14/6/2020), lima orang dinyatakan positif Corona. Dari lima orang tersebut, empat di antaranya merupakan warga Kota Lhokseumawe, sementara satu orang lainnya dari Lhoksukon, Aceh Utara. Untuk lingkup Aceh, tambahan lima pasien positif Covid-19 dalam sehari merupakan yang terbanyak sejak provinsi ujung Barat Pulau Sumatera ini mengumumkan kasus pertama Corona pada 26 Maret 2020 lalu.
Tak hanya itu, tambahan lima orang yang positif tersebut juga menjadi babak baru dalam penyebaran Covid-19 di Aceh. Sebab, penularan yang mereka alami termasuk penularan lokal (local transmission) virus Corona. "Kita harus lebih waspada. Sebab, sudah terjadi penularan lokal di Aceh, tepatnya di Lhokseumawe dan Aceh Utara," ujar Kadis Kesehatan Aceh, dr Hanif, menjawab Serambi, di Banda Aceh, Minggu (14/6/2020) tadi malam.
Menurutnya, kelima orang tersebut dinyatakan positif Covid-19 berdasarkan hasil pemeriksaan swab mereka yang dikeluarkan oleh Laboratorium Balitbangkes Aceh, yang berlokasi di Desa Bada, Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar, Sabtu (13/6/2020) malam. “Kelima orang ini merupakan keluarga besar dari pasangan suami istri (pasutri) MS (42) dan DL (41), warga Lhokseumawe yang berdasarkan hasil pemeriksaan swab-nya pada 10 Juni lalu juga dinyatakan positif Covid-19,” jelas Hanif.
Dari lima orang itu, sambung Hanif, dua di antaranya merupakan anak dari pasangan MS dan DL. Mereka adalah JB (16) dan adiknya MH (14). Selain itu, Rus (63) dan YI (13) yang merupakan ibu dan ponakan dari DL, serta SH (45), warga Lhoksukon, Aceh Utara, saudara MS atau kakak ipar DL. Identitas dan hubungan kekeluargaan antara lima warga yang positif Covid-19 tersebut dengan pasutri MS dan DL juga disampaikan Kadis Kesehatan Lhokseumawe, dr Said Alamsyah, kepada Serambi, di Lhokseumawe, kemarin.
Sumber Serambi di Lhokseumawe, tadi malam, menyebutkan, dari ketujuh orang yang positif Covid-19 itu, hanya MS yang sebelumnya punya riwayat perjalanan ke Medan, Sumatera Utara. Informasi ini sekaligus mengklarifikasi berita Serambi sebelumnya yang menyebutkan DL, istri MS, juga ikut bepergian ke Medan. Jika MS tidak ikut ke Medan, kuat dugaan ia tertular virus Corona dari suaminya. Demikian juga dengan dua anak mereka plus Rus, SH, dan YI, diduga positif Covid-19 karena mengalami penularan lokal di wilayah tempat tinggal mereka.
"Sehubungan dengan mulai adanya penularan lokal ini, kami mengimbau masyarakat untuk mengikuti protokol kesehatan. Kalau tidak mau ikut, bukan tidak mungkin kita akan bisa seperti beberapa provinsi di Pulau Jawa," kata Hanif. Ia juga kembali mengimbau masyarakat Aceh agar jangan ke luar daerah untuk sementara waktu jika tidak ada keperluan yang penting atau mendesak. “Sayangi diri sendiri, keluarga, tetangga, dan kolega kita, juga orang lain," timpal Hanif.
Sebenarnya, kata Hanif, banyak spesimen dari Lhokseumawe dan Aceh Utara yang diperiksa di Laboratorium Balitbangkes Aceh dalam tiga hari terakhir. Tapi, sebut Hanif, yang hasil swab-nya positif hanya lima orang dan ternyata mereka semua merupakan keluarga besar pasutri MS dan DL. Untuk lingkup Aceh, menurut Hanif, tambahan lima pasien positif Corona dalam satu hari ini tergolong sangat banyak. Sebelumnya, di Aceh hanya pernah dalam sehari dua orang sekaligus yang teridentifikasi positif Covid-19.
Misalnya, dalam kasus Covid-19 yang menginfeksi Aj (60) dan istrinya AI (60), warga Banda Aceh pada Maret lalu. Setelah itu, kasus kedua yang dalam satu hari ketahuan positif Corona dua orang adalah pasangan MS dan DL. Mereka tercatat sebagai pasien Corona yang dirawat di Aceh dalam sepekan terakhir. Keduanya dirawat di RSUD Cut Meutia, Aceh Utara, yang berlokasi di kawasan Buket Rata, Lhokseumawe.
Sedangkan kedua anak mereka plus ibu dan ponakan DL masih berada di rumah masing-masing. Demikian pula SH, masih berada di Lhoksukon. “Kalau tidak malam ini (tadi malam), paling telat besok pagi (pagi ini-red) kelima warga yang positif Corona tersebut akan dijemput untuk diisolasi dan dirawat di RSUD Cut Meutia,” pungkas Kadis Kesehatan Aceh, dr Hanif.
Direktur Rumah Sakit Umum dr Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh, Dr dr Azharuddin SpOT mengatakan, no test = no case. Many test = more cases. "Coba kalau rapid test nonreactive, maka pasutri (MS dan DL) itu tidak akan lanjut ke RT PCR. Nah, artinya rapid test itu penting. Jangan sampai masyarakat menyepelekan tujuan baik pemerintah," ujarnya. "Kami mengimbau masyarakat agar selalu jaga protokol kesehatan. Jangan berpergian jika tidak sangat-sangat penting," timpalnya
Selain itu, lanjut Azharuddin, tetaplah waspada, jangan menyepelekan kondisi pandemik ini meski Aceh "kelihatan" angka kasus Coronanya rendah. “Selalulah patuh pada imbauan pemerintah agar semua kita sama-sama punya peran untuk melawan pandemi Covid-19 ini," kata Azharuddin yang juga Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh, ini.
Komentar tentang penularan lokal ini juga datang dari Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Aceh, Dr dr Safrizal Rahman SpOT. Safrizal sangat mengapresiasi pasutri (MS dan DL) asal Lhokseumawe itu yang dengan kesadaran sendiri mau memeriksakan diri atas gejala yang dialaminya dan memang ternyata positif covid-19.
Selanjutnya, pengembangan kasus ini adalah tracing kasus yang dilakukan oleh dinas kesehatan dan puskesmas setempat yang kemudian mendapatkan lima tambahan kasus baru yang semuanya memiliki hubungan keluarga dengan pasturi tersebut. "Besar kemungkinan ini adalah transmisi lokal pertama yang terdeteksi di Aceh. IDI menyarankan agar terus dikembangkan tracing dari kasus tansmisi lokal tersebut. Kondisi Aceh yang selama ini sangat longgar memungkin pasien tersebut sudah berkegiatan ke sana-sini," ujar Safrizal.
Di sisi lain, kata Safrizal Rahman, warga Aceh patut bersyukur karena dari tujuh orang yang positif Corona di Lhokseumawe dan Aceh Utara semuanya dalam kondisi sehat secara jasmani. Namun, mereka adalah kelompok 'carrier' (pembawa) yang bisa menularkan virus Corona kepada orang lain.