Luar Negeri
Wanita Inggris Dipukul dan Dibius di Dalam Penjara Iran
Seorang wanita Inggris-Australia yang dipenjara di Iran dilaporkan dipukul dan dibius oleh penjaga penjara.
SERAMBINEWS.COM, LONDON - Seorang wanita Inggris-Australia yang dipenjara di Iran dilaporkan dipukul dan dibius oleh penjaga penjara.
Dr Kylie Moore-Gilbert, pakar studi Islam University of Melbourne di Australia dimasukkan dalam penjara Evin, utara Teheran.
Dilansir ArabNews, Rabu (17/6/2020), lulusan Universitas Cambridge ini ditangkap atas tuduhan spionase atau mata.
Dia ditangkap seusai menghadiri sebuah konferensi Islam di Teheran, Iran pada 2018.
Dia dianggap sebagai satu-satunya dual-nasional non-Iran yang dipenjara oleh rezim.
Moore-Gilbert, yang tidak bisa berbicara bahasa Farsi, telah membentuk paduan suara rekan-rekan narapidana lainnya.
Dia bersenandung saat bekerja di dapur penjara, atau di sel mereka, untuk menjaga semangat dan menentang kebrutalan sipir penjara.
Setelah mengungkapkan dalam surat-surat yang diselundupkan dari penjara, intelijen Iran mencoba membujuknya untuk menjadi mata-mata bagi Teheran.
Tawaran itu bagian dari pembebasannya, tetapi ditolaknya.
• Mau Merampok dan Todongkan Senjata, Tiba-Tiba Perampok Ini Berubah Pikiran dan Memeluk Korban
• Rusia Hukum Mantan Marinir AS 16 Tahun Penjara. Dituduh Sebagai Mata-mata
• Pembakar Hutan Bisa Dipenjara 10 Tahun
Gilber juga telah berusaha berkomunikasi dengan sesama narapidana wanita, yang sering diancam akan diperkosa atau dibunuh.
Di dalam penjara, mereka berusaha tidak menyerah dengan intimidasi petugas sipir.
Salah satu sumber yang dekat dengan keluarganya mengatakan kepada harian Inggris, The Times:
"Dia mendapat respek besar dari tahanan lain untuuk memberi pembelaan kepadanya."
Tetapi masalah utama, Gilbert telah menderita penganiayaan fisik yang serius di tangan para penjaga.
Pihak keluarga mengatakan mungkin telah dibius atas perintah gubernur dalam upaya membuatnya patuh.(*)