Intelijen AS Sebut 35 Tentara China Tewas saat Bentrok Lawan India: Cuma Malu Mengakuinya
Konflik antara India dan China kembali memercik setelah diperkirakan sebanyak 20 tentara India tewas dalam bentrok dengan tentara China di perbatasan.
Kedua negara berdebat selama beberapa dekade atas wilayah di dataran tinggi yang sebagian besar wilayah tidak berpenghuni.
Tentara kedua negara berhadap-hadapan di banyak titik di sepanjang perbatasan bersama sekitar 3.440 km (2.100 mil).
Konfrontasi pada hari Senin lalu itu terjadi setelah ketegangan meletus dalam beberapa bulan terakhir setelah India membangun jalan baru di Ladakh, di sepanjang Garis Kontrol Aktual yang memisahkan kedua pihak.
Hal itu membuat marah China, yang mengerahkan pasukan dan membangun infrastruktur sendiri di wilayah yang disengketakan.
Kondisi ini membuat tentara kedua negara semakin berdekatan dan meningkatkan risiko bentrokan.
Kedua negara menganggap wilayah perbatasan itu penting secara strategis, ekonomi dan militer.
Pertempuran Galwan
Tentara India telah mengkonfirmasi bahwa 20 prajuritnya tewas dalam bentrokan dengan pasukan China di sepanjang perbatasan China-India pada Senin (15/6/2020) malam.
"Tujuh belas tentara India yang terluka kritis di garis tugas di lokasi kebuntuan dan terkena suhu di bawah nol di daerah dataran tinggi telah menyerah pada cedera mereka, sehingga jumlah yang tewas dalam pertempuran tersebut menjadi 20," sebuah sumber yang merupakan seorang tentara mengatakan dalam sebuah pernyataan Selasa (16/5/2020) malam seperti dilansir oleh South China Morning Post.
Sumber tersebut menambahkan, kedua belah pihak telah melepaskan diri dari daerah Galwan, lokasi pertempuran.
Kematian tersebut merupakan kematian pertama dalam empat dasawarsa terakhir akibat konflik yang membara di sepanjang 3.488 km perbatasan yang tidak ditandai antara negara tetangga yang bersenjatakan nuklir, yang dikenal sebagai Garis Kontrol Aktual (LAC).
Sementara itu, media India juga melaporkan bahwa ada tentara China yang juga tewas dalam peridtiwa tersebut.
Meski begitu, pemerintah China tidak mengkonfrimasi hal tersebut dan menyalahkan India atas insiden tersebut.
Zhang Shuli, juru bicara Komando Teater Barat Tiongkok, yang mengawasi wilayah paling barat negara itu, termasuk Xinjiang dan Tibet, mengatakan pasukan India telah "gagal memenuhi janji mereka dan sekali lagi melintasi LAC secara ilegal".
"Mereka dengan sengaja memprovokasi serangan yang kemudian mengarah pada bentrokan fisik yang intens antara kedua belah pihak, yang menyebabkan korban dan kematian," kata Zhang.
