Luar Negeri

China Bangun Bendungan Raksasa, Tutup Aliran Sungai Galwan ke India

Pemerintah China ternyata sedang membangun bendungan raksasa di Lembah Galwan. China yang tampaknya ingin menguasai wilayah itu telah menutup aliran

Editor: M Nur Pakar
Citra satelit
Gambar diambil dari citra satelit memperlihatkan China membangun bendungan di Sungai Galwan, India 

SERAMBINEWS.COM, NEW DELHI - Pemerintah China ternyata sedang membangun bendungan raksasa di Lembah Galwan.

China yang tampaknya ingin menguasai wilayah itu telah menutup aliran Sungai Galwan ke India.

Saat media menanyakan ke pemerintah China tentang hal itu, menolak menjawab pertanyaan pembangunan bendungan di sungai Galwan.

China ingin menutup aliran sungai di perbatasan Tiongkok-India.

Dilansir HindustanTimes, Jumat (19/6/2020), kondisi itu didapat melalui citra satelit Amerika Serikat.

Diungkapkan, China telah membawa ratusan tentara dan peralatan konstruksi berat di Lembah Galwan di Ladakh timur.

Beberapa laporan menunjukkan tentara China membangun bendungan di sungai untuk memblokir aliranke India.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian juga menolak menjawab pertanyaan untuk hari kedua berturut-turut atas hal tersebut.

Termasuk jumlah korban yang diderita oleh pasukan Tiongkok saat bentrokan dengan tentara India di Lembah Galwan pada Senin (15/6/2020) malam.

Citra satelit menunjukkan keberadaan pasukan baru dan peralatan konstruksi berat.

Menurut HawkEye 360, gambar satelit baru menunjukkan banyak truk pengangkut pasukan bersama dengan peralatan konstruksi berat.

Termasuk tenda untuk tentara China yang dikerahkan di daerah-daerah garis depan perang.

Kepala Staf Angkatan Udara Kunjungi Garis Perang, India Kerahkan Jet Tempur

Anti-China Meluas di India, Boikot Barang China Menggema di Seluruh Negeri

Tentara China Biadab, Batang Besi Bertabur Paku Serang Leher Tentara India

Kedua belah pihak sempat mengadakan pembicaraan untuk meredakan situasi.

Tetapi, tampaknya China tidak mau meredakan situasi.

Kolonel Angkatan Darat India Santosh Babu dan tentara India lainnya disergap.

Kemudian diserang secara brutal dengan tongkat besi bertabur paku oleh tentara Tiongkok.

Sebanyak 20 personil Angkatan Darat India menjadi martir dalam aksi kekerasan tersebut.

Pasukan Tiongkok mencoba mengubah status quo selama de-eskalasi di Ladakh timur secara sepihak.

Sementara dunia disibukkan dengan COVID-19, China mulai melenturkan otot-ototnya tidak hanya di Himalaya tetapi juga di Laut China Selatan.

Taktik pemotongan Beijing terlihat jelas ketika mengklaim kedaulatan atas seluruh Lembah Galwan.

New Delhi menolak dengan mengatakan sebagai tindakan berlebihan dan tidak bisa diterima.

Sun Tzu dan perang air Tiongkok.

Berabad-abad yang lalu, filsuf Tiongkok Sun Tzu berkata:

“Taktik militer seperti air; karena air dalam perjalanan alaminya lari dari tempat-tempat tinggi ke tempat lebih rendah. "

Dalam Art of War-nya , Sun Tzu mengatakan bentuk pasukannya menyerupai air.

Beijing telah menggunakan bendungan-bendungan yang dibangun di atas sungai besar.

Hal itu sebagai alat untuk menimbulkan kerusakan pada negara-negara yang bertentangan dengannya.

Selama krisis Doklam dan banjir di Assam dan Uttar Pradesh, China menolak untuk merilis data hidrologi pada operasi infrastruktur di hulu.

Pada 2016, Vietnam harus memohon kepada Tiongkok untuk melepaskan air dari bendungan Yunnan ke Sungai Mekong.

Cina membiarkan air mengalir melalui Kamboja, Laos, Myanmar, Thailand dan Vietnam

Hal itu menunjukkan pengaruh China terhadap negara-negara Asia Tenggara semakin kuat.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved