Berita Aceh Tamiang
Minim Fasilitas, SAR Aceh Tamiang Masih Pinjam Perahu Karet dari Langsa
Satuan Tugas Search and Rescue (SAR) Aceh Tamiang hingga kini belum dilengkapi fasilitas memadai. Perahu karet dan mobil double cabin yang biasa...
Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Jalimin
Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang
SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG – Satuan Tugas Search and Rescue (SAR) Aceh Tamiang hingga kini belum dilengkapi fasilitas memadai. Perahu karet dan mobil double cabin yang biasa digunakan mengangkut personel maupun alat operasi pencarian masih pinjam.
Minimnya dukungan fasilitas ini diakui Ketua Satgas SAR Aceh Tamiang, Khairul, sangat berdampak pada kinerja timnya yang tidak bisa bergerak cepat. Ia mencotontohkan, timnya harus meminjam mobil operasional milik BPBD Aceh Tamiang agar bisa mencapai lokasi pencarian dan penyelamatan.
Bahkan untuk melaksanakan operasi pencarian korban hilang di pantai, pihaknya harus menunggu perahu karet dari Pos SAR Langsa. Menurutnya pelaksanaan operasi yang sangat bergantung dengan fasilitas intansi lain cukup menghambat.
Padahal dalam satu tahun, operasi yang dilakukan Satgas SAR Aceh Tamiang terbilang tinggi. Hingga Juni 2020 saja, Satgas SAR sudah lebih melakukan 10 operasi, diantaranya pencarian ayah dan anak yang hilang di hutan Tamiang Hulu, pencarian korban tenggelam di Pulau Rukui dan penyelamatan korban banjir yang disebutnya tidak terhitung.
“Double cabin yang kita gunakan untuk mengangkut rubber boat (perahu karet) kita pinjam dari BPBD, kalau rubber boatnya sendiri punya Pos SAR Langsa. Kita memang sama sekali belum punya,” kata Khairul, Minggu (21/6/2020).
Kendala ini kata dia semakin terasa ketika operasi dilakukan di dua lokasi berbeda dalam waktu bersamaan. Hujatan negatif dari warga pun harus diterima karena Satgas SAR dianggap kurang cekatan.
“Kayak kemarin banjir, dampaknya di mana-mana, bukan satu tempat. Masyarakat tahunya minta kami datang cepat, terlambat sedikit yang dihujat. Padahal mereka tidak tahu kita tidak ada peralatan menuju ke sana,” bebernya.
Khairul menjelaskan anggaran Rp 500 juta yang dikucurkan melalui BPBD Aceh Tamiang hanya cukup untuk kebutuhan operasional dan honor petugas SAR yang berjumlah 28 orang.
Selayaknya, kata dia, anggran tahun depan ditambah minimal menjadi Rp 900 juta agar kebutuhan mendesak seperti mobil dan perahu karet bisa diadakan.
“Tapi yang kami usulkan untuk tahun depan Rp 600 juta. Sama seperti tahun lalu, hanya saja tahun lalu dipotong menjadi Rp 500 juta,” ungkapnya pria yang lebih akrab disapa Boy.
Selain dua jenis alat transportasi itu, Boy juga mengungkapkan pihaknya membutuhkan satu set alat menyelam. “Kalau mau didata banyak, tapi pengadaan pada jenis ini saja sudah sangat lumayan,” tukasnya.(*)
• Musalla Cot Panglima akan Dijadikan Lokasi Wisata Religi, Peninggalan Almarhum H Saifannur
• Aston Villa Vs Chelsea Malam Ini, The Blues Harus Amankan 3 Poin Demi Bertahan di Peringkat Empat
• 7 Tahun Dipelihara Tak Kunjung Besar, Saat Disembeli Pemiliknya Malah Temukan Benda Mahal Ini