Ikhsan dan Rafa - Bocah Dibunuh Ayah Tiri Dikenal Rajin Mengaji, Keluarga Minta Pelaku Dihukum Mati
Wanita yang merupakan nenek korban dari pihak ibu ini, merasa sangat sedih atas tragedi yang dialami dua cucunya tersebut.
SERAMBINEWS.COM - Almarhum Ikhsan Fatahilah (10) dan Rafa Anggara (5 tahun), dua bocah malang korban pembunuhan oleh ayah tiri di Medan, dikenal rajin dan pandai mengaji.
Hal ini diungkapkan oleh salah seorang keluarga korban, Zuwairiah (41).
Wanita yang merupakan nenek korban dari pihak ibu ini, merasa sangat sedih atas tragedi yang dialami dua cucunya tersebut.
"Aduh kalau perasaan ini hancur semua, hancur. Sayang pun dia sama kami. Pandai dan rajin mengaji," ungkapnya saat ditemui Tribun Medan, Minggu (21/6/2020) sore.
Zuwairiah menjelaskan, sehari-hari dua anak tersebut memang tinggal bersama ibu dan ayah tirinya.
Tapi, lokasi tempat tinggalnya tak jauh dari kediaman Zuwairiah dan keluarga lainnya.
"Mereka kan tinggal sama ayah tirinya juga. Luar biasa sedihnya dengan kejadian ini," ungkapnya.
Lebih lanjut Zuwairiah menambahkan tak mengira pelaku sangat tega berbuat seperti itu pada kedua cucunya.
Menurutnya, perbuatan seperti itu kepada anak kecil bukanlah perbuatan manusia.
Apalagi dari informasi yang didengarnya kedua bocah malang tersebut hanya meminta uang kepada ayah tirinya itu untuk membeli es krim.
"Saya dengar cerita katanya mereka disiksa ayahnya. Terus dibunuh lah intinya.
Kapan waktunya belum tahu pasti. Tapi di dalam sekolah Global Prima ditemukan.
Paling kemungkinan malam Minggu kejadiannya. Hanya karena minta es krim sama bapaknya. Terjadilah seperti ini.
Semoga dihukum seberat-beratnya," pungkasnya.
Diketahui, dua bocah ditemukan sudah tak bernyawa dengan beberapa luka dari dalam sebuah parit dan sudut lorong gedung Sekolah Global Prima, Jalan Brigjend Katamso, Medan, Minggu (21/6/2020) pagi.
Keduanya adalah, Ikhsan Fatahilah (10) dan Rafa Anggara (5) yang merupakan warga jalan Brigjend Katamso, Gang Satria, Kelurahan Sei Mati, Kecamatan Medan Maimun.
Adapun kedua bocah korban tersebut diduga dibunuh oleh ayah tirinya.
Setelah mayat kedua korban ditemukan Minggu pagi sekitar pukul 08.00 WIB, tak lama petugas kepolisian langsung membawanya ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk diautopsi.
Kepada Tri bun Medan salah satu keluarga korban, Zuwairiah (41) mengaku kaget mendengar kejadian itu.
Perempuan berjilbab pink yang juga masih ada hubungan saudara sebagai nenek kedua korban ini mengatakan keluarga sangat sedih dan terpukul dengan kejadian mengenaskan yang menimpa IF dan RA.
"Badannya sudah bengkak semua dan biru-buru saat ditemukan.
Abangnya disiksa dan dibuang ke semak-semak dalam lokasi sekolah.
Si abang macam ada sampai terkopek (kulitnya). Ada bekas benturan di kepala kayak dibenturin ke dinding.
Adeknya dimasukkan ke parit. Si adek lebih parah, ada luka dikakinya, dan kakinya sudah putih semua karena diparit ditemukan," tuturnya.
Atas kejadian naas yang menimpa kedua cucunya itu, Zuwairiah berharap pelaku dihukum seberat-beratnya.
Sebagai keluarga mereka tidak terima dengan apa yang dialami almarhum IF dan RA.
Apalagi semasa hidup keduanya dinilai sebagai anak yang bijak.
"Luar biasa bijaknya cucu kami, sayang pun dia sama kami. Dihukum mati saja (pelakunya)," tutupnya.
• Baru Bebas dari Penjara, John Kei Ditangkap Polisi Lagi, Diduga Terkait Pembacokan di Cengkareng
• Harga Biji Pinang di Pijay Kembali Normal
• Gajah Kembali Rusak Kebun di Seumanah Jaya
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Dua Bocah, Ikhsan dan Rafa Diduga Dibunuh Ayah Tiri, Keluarga Korban Ingin Pembunuhnya Dihukum Mati, dan Dua Bocah yang Dibunuh Ayah Tiri, Dikenal Rajin dan Pandai Mengaji,