Berita Subulussalam
Wali Kota Subulussalam Tinjau Limbah PMKS BDA, Terkait Ikan Mati Massal di Sungai Longkib
Kedatangannya ke lokasi itu bersama Kapolres AKBP Qori Wicaksono SIK dan sejumlah pejabat lainnya, Senin (22/6/2020), menyikapi mabuk dan matinya ikan
Penulis: Khalidin | Editor: Mursal Ismail
Kedatangannya ke lokasi itu bersama Kapolres AKBP Qori Wicaksono SIK dan sejumlah pejabat lainnya, Senin (22/6/2020), menyikapi mabuk dan matinya ikan-ikan di sungai Longkib pekan lalu
Laporan Khalidin I Subulussalam
SERAMBINEWS.COM, SUBULUSSALAM – Wali Kota (Walkot) Subulussalam, H Affan Alfian Bintang SE, meninjau kolam limbah Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS) PT Bumi Daya Agrotamas (BDA) di Longkib, Subulussalam.
Kedatangannya ke lokasi itu bersama Kapolres AKBP Qori Wicaksono SIK dan sejumlah pejabat lainnya, Senin (22/6/2020), menyikapi mabuk dan matinya ikan-ikan di sungai Longkib pekan lalu
Pantauan Serambinews.com, Walkot Affan Bintang turun bersama sejumlah dinas guna menyikapi gejolak akibat matinya ikan-ikan di sungai Longkib yang diduga disebabkan pencemaran limbah pabrik di daerah tersebut.
Sebelumnya Affan Alfian Bintang juga menggelar rapat tentang persoalan ini bersama Kadis Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Abdurrahman Ali, Kadis Kesehatan Munawaroh, Kadis Tanbunkan Sulisman, Kadis Sosial Syahpudin.
Kemudian Kadis Perhubungan Sahidin Berampu serta Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Sairun.
• Ibu Meninggal Dibunuh Anak Kandung, Tetangga Kena Sabetan Senjata Tajam saat Menolong
• Abusyik tak Hadir, Pansus Gugus DPRK Pidie Hentikan Bahas Sidang Covid-19
• Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un Tertawakan Presiden AS Donald Trump
Ikut juga Kasatreskrim AKP Sumasdiono, Kasat Intel AKP Adriamus , Kasatlantas AKP W Dasmara, Kapolsek Longkib Iptu Ridwan serta Camat Longkib Makmur
Walkot Affan Bintang berharap agar pihak pabrik mematuhi segala aturan dan jika benar terjadi kelalaian hingga menyebabkan pencemaran segera mengambil tindakan.
Sejauh ini Walkot Affan Bintang belum bisa memberikan kesimpulan soal sikap pemerintah sebelum keluar hasil laboratorium.
Begitupun, kata Walkot Affan Bintang dari pemantauan di lapangan menemukan sejumlah persoalan mulai material limbah yang dikorek diletakkan di tepi kolam.
Kemudian tampak bekas luberan limbah ke parit serta pembuangan pencucian CPO ke parit/alur yang mengalir ke kali dan sungai.
Dikatakan, kegiatan tersebut guna menentukan kebijakan lebih lanjut.
Walkot Affan Bintang berjanji akan segera memerintahkan Kadis DLHK Subulussalam menertibkan tata kelola limbah milik PT BDA.
Pasalnya berdasarkan temuan di lapangan ada beberapa hal yang terabaikan dalam pengelolaan limbah PT BDA.
Seperti diberitakan sebelumnya, ratusan ribu ekor lebih ikan air tawar berbagai jenis di Sungai Longkib, Desa Longkib, Kecamatan Longkib, Kota Subulussalam yang mabuk dan mati massal diduga akibat keracunan limbah.
”Kami menduga kuat ikan-ikan di sungai mati karena limbah,” kata Rajudin, Kepala Desa Longkib kepada Serambinews.com, Rabu (17/6/2020).
Rajudin menyatakan dia sempat menyaksikan langsung ikan-ikan air tawar mabuk sempoyongan di sungai Longkib.
Dari amatan secara fisik, kata Rajudin dipastikan jika ikan-ikan tersebut mabuk bukan disebabkan racun kimia.
Sebab, menurut Rajudin yang didampingi Kepala Desa Sepang Nasir, ada perbedaan ikan mabuk atau mati karena racun kimia.
Dikatakan, jika ikan mati massal karena racun kimia biasanya habis punah mulai ukuran kecil hingga besar.
Lagi pula, kata Rajudin, biasanya ikan yang mati karena racun kimia perutnya kembung.
Selain itu, Rajudin dan warga juga mendapati perubahan warna air sungai Longkib.
Saat kejadian ikan mabuk massal bahkan mati kondisi air berubah dan terdapat campuran seperti limbah berwarna kuning.
Lantaran itu warga menduga kuat jika kematian ikan secara massal di Sungai Longkib disebabkan pencemaran limbah pabrik minyak kelapa sawit.
Warga pun mengaku mendapat beberapa petunjuk adanya limbah yang mencemari sungai Longkib hingga membuat ikan-ikan di sana musnah.
Warga mensinyalir adanya luapan atau tumpahan limbah Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS) yang beroperasi di Longkib ke sungai.
Ahmad yang merupakan warga Longkib mengaku jika ikan mabuk dan mati massal tersebut baru terjadi kali ini.
Sebelumnya kata Ahmad belum pernah ada kejadian ikan mabuk massa di sungai yang bermuara ke Sungai Souraya.
Atas kejadian ini, kata Ahmad, mereka memastikan semua jenis ikan dan udang air tawar di Sungai Longkib terancam punah.
Pasalnya, dari jumlah ikan yang mati diperkirakan semuanya hinggayang kecil.
Lebih jauh Ahmad menjelaskan, yang mabuk massal hingga mati tersebut diduga akibat air sungai sudah tercemar.
Ini karena saat masuk ke sungai mereka mencium aroma limbah. Ahmad membantah ikan terkait mati akibat racun kimia. “Kalau racun kimia biasa baunya lebih menyengat ini lebih mengarah ke bau limbah,” ujar Ahmad
Ahmad menyatakan akibat kematian ikan secara massal ini bakal berdampak pada pencarian masyarakat sekitar.
Pasalnya, ada tiga desa di sana yang masyarakatnya mayoritas menggantungkan hidup dari sungai Longkib. Ketiga desa tersebut adalah Longkib, Panji dan Sepang.
Sementara Hal Haris, mantan Camat Longkib yang ikut turun ke lokasi juga mengaku mendapat kabar ikan mati massal di sana.
Hal Haris pun mensinyalir adanya kaitan kematian ikan secara massal di sungai Longkib dengan pencemaran. Ini, kata Hal Haris berdasarkan beberapa informasi yang dia peroleh dari masyarakat sekitar.
Pantauan Serambinews.com, hingga sore tadi masyarakat masih berduyun-duyun mencari memungut ikan-ikan berbagai jenis yang mabuk dan mati mendadak.
Mereka datang membaa alat penangkap ikan dan sebagian membawa pulang hingga berkarung-karung.
“Ada tiga karung dapat, tadi juga sudah satu trip dibawa ke rumah,’ ujar warga seraya mengaku jika ikan yang mereka dapat akan dikeringkan untuk stok lauk mereka. (*)