Luar Negeri

Presiden Tibet Tengah Ingatkan Asia Selatan, Tibet Jadi Cetak Biru China Rebut Wilayah Negara Lain

Ketegangan India dan China telah menarik perhatian Presiden Administrasi Tibet Tengah Lobsang Sangay.

Editor: M Nur Pakar
Supplied
Dari kiri: Presiden Tibet Tengah Lobsang Sangay, Presiden China Xi Jinping dan PM Nepal, KP Sharma Oli 

SERAMBINEWS.COM, NEW DELHI - Ketegangan India dan China telah menarik perhatian Presiden Administrasi Tibet Tengah Lobsang Sangay.

Dia mengeluarkan peringatan keras untuk Nepal dan negara-negara Asia Selatan, termasuk India.

Dikatakan, Tibet hilang karena kooptasi elit Tiongkok.

Sangay mengungkapkan Beijing menggunakan cetak biru itu di seluruh dunia setelah keberhasilan merebut Tibet.

Dikatakan, taktik China tentang kooptasi elit terjadi di mana-mana di dunia, termasuk Asia Selatan dan Nepal.

"Jadi berhati-hatilah," kata Sangay saat berbicara tentang hubungan Nepal-China, seperti dilansir TimesNowNews, Kamis (25/6/2020).

Sangay sebelumnya mengatakan apa yang terjadi pada Tibet juga dapat terjadi pada India, Bhutan, Bangladesh dan Sri Lanka.

Gambar satelit oleh Planet Labs, Inc pada 16 Juni 2020 memperlihatkan Lembah Galwan yang terletak antara Tibet, China dan Ladakh, India.
Gambar satelit oleh Planet Labs, Inc pada 16 Juni 2020 memperlihatkan Lembah Galwan yang terletak antara Tibet, China dan Ladakh, India. (AFP/PLANET LABS, INC)

Dalam sebuah wawancara dengan WION, pemerintah Tibet di pengasingan memperingatkan Nepal akan menjadi boneka China.

Sangay mengatakan seluruh anak benua telah menjadi perhatian para pemimpin China sejak 1960-an setelah Tibet diduduki.

China Bangun Pangkalan Militer di Lembah Galwan, Kerahkan Persenjataan Berat

China Mafia Tanah Terbesar Dunia, Sudah Luas, Tetapi Terus Caplok Wilayah Negara Lain

China Tolak Lepaskan Lembah Galwan, Bangun Perbatasan Besar-Besaran

Apa itu kooptasi elit?

Kooptasi elit adalah strategi di mana elit di negara manapun, yang ingin diduduki akan  dipengaruhi China, dibeli.

Orang China telah menyusun taktik yang cerdik ke mana mereka pergi.

Termasuk pemimpin puncak politik, pemimpin bisnis, intelektual dan jurnalis sebuah negara.

Pada saat pendudukan oleh China, para elit dibagi dengan satu kelompok yang mendukung China, sementara yang lain mendukung negara.

Setelah Tibet, China telah menerapkan strategi ini di semua negara tetangga termasuk Nepal.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved