Berita Luar Negeri

Bongkar Aksi Polisi Lewat Unggahan Video, Aktris Iran Pemenang Oscar Taraneh Alidoosti Dipenjara

Alidoosti dihukum penjara selama lima bulan setelah memposting ulang video moralitas seorang perwira polisi yang menyerang seorang wanita di jalan di

Penulis: Yeni Hardika | Editor: Safriadi Syahbuddin
DAILYMAIL.CO.UK
Artis Iran, Taraneh Alidoosti difoto di Palme D'Or Award, Festival Film Cannes ke-69, di Prancis pada 2016 (kiri), Alidoosti digambarkan dalam sebuah adegan dari pemenang Oscar 2017 The Salesman (kanan). 

SERAMBINEWS.COM - Taraneh Alidoosti, aktris asal Iran yang memenangi piala Oscar lewat film The Salesman dijatuhi hukuman penjara selama lima bulan.

Aktris cantik ini didakwa telah melakukan kegiatan propaganda yang melawan negaranya lewat media sosial.

Dakwaan itu muncul setelah ia mengunggah video moralitas polisi menyerang seorang wanita muslim.

Taraneh Alidoosti merupakan bintang The Salesmen yang memenangkan penghargaan Film Berbahasa Asing Terbaik di Oscar pada tahun 2007.

Dilansir dari Mail Online, Jum’at (26/5/2020), Alidoosti dihukum penjara selama lima bulan setelah memposting ulang video moralitas seorang perwira polisi yang menyerang seorang wanita di jalan di Iran karena tidak mengenakan jilbab.

Aktor Iran, Babak Karimi yang ikut membintangi film drama Iran-Perancis tahun 2006 itu kepada variety mengatakan, bahwa dia telah berbicara dengan Alidoosti setelah hukuman penjara itu dijatuhkan atas aktris cantik tersebut.

PM Pakistan, Imran Khan Sebut Osama bin Laden Sebagai Syuhada

Dikatakan oleh Babak Karimi, Alidoosti merasa hukuman yang dijatuhkan atasnya merupakan tindakan intimidasi oleh rezim.

Seorang jurnalis seni dan budaya veteran, Giso Faghfouri membuat tweet mengabarkan bahwa Alidoosti telah ditahan dan diadili karena keluhan hukum dari Deputi Urusan Hukum dan Parlemen untuk penegakan hukum Iran (NAJA).

“Setelah keluhan hukum dari Deputi Urusan Hukum dan Parlemen NAJA, Taraneh Alidoosti dijatuhi hukuman lima bulan penjara." tweet Faghfouri seperti dikutip dari Mail Online.

Menurut pemberitaan, Alidoosti diperkirakan tidak akan dipenjara dalam waktu segera.

Hukumannya itu telah ditunda hingga dua tahun.

Subjek pengaduan NAJA adalah Alidoosti memposting ulang sebuah film kontroversial yang menunjukkan pertemuan antara seorang perwira polisi moralitas dan seorang wanita.

Arab Saudi Catat Lebih Banyak Pulih Dibandingkan Kasus Baru Virus Corona

Dia dipanggil pada tanggal 21 Januari 2020 tetapi kemudian dibebaskan dengan jaminan.

Volant Media UK melaporkan bahwa Alidoosti dipanggil ke Cabang Sembilan dari Kantor Kejaksaan Budaya dan Media pada 21 Januari 2020 dan didakwa dengan kegiatan propaganda melawan negara.

Dia dibebaskan dengan jaminan setelah didakwa dan belum secara terbuka menanggapi hukumannya.

Alidoosti sering disebut sebagai Natalie Portman of Iran oleh media lokal setempat.

Pada tahun 2006, Alidoosti membuat kehebohan karena mengungkapkan tato feminis pada konferensi pers untuk The Salesman.

Di awal tahun ini, Alidoosti mematahkan pangkat dan mengkritik pemerintah di Teheran, dalam sebuah postingan di Instagram.

Tangis dan Protes Warga Selamatkan Etnis Rohingya

Dia berbagi sebuah unggahan pada hampir enam juta pengikutnya di platform sosial tersebut, dengan menyebutkan 'kami bukan warga negara, tetapi 'tawanan'.

Alidoosti juga mengatakan bahwa dia telah mengganti gambar profilnya dengan warna hitam berkabung untuk para demonstran yang ditembak mati oleh pasukan keamanan dalam protes yang mengguncang Iran pada November tahun lalu.

Sebelumnya, ia sempat berbicara menentang keputusan Donald Trump untuk memberlakukan larangan visa pada Iran.

Pada tahun 2017, Alidoosti memboikot upacara Penghargaan Academy setelah The Salesman dinominasikan dalam kategori film berbahasa asing terbaik, mengatakan bahwa larangan itu adalah rasis.

Editor Senior Iran International Fariba Sahraei yang berbasis di London mengatakan, saat ini banyak orang Iran yang sudah mulai menggunakan media sosial untuk meningkatkan kesadaran tentang pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi di negara tersebut.

"Penangkapan dan hukuman berikutnya terhadap Taranah Alidoosti menunjukkan bagaimana rezim berusaha menghentikan warga Iran dari menggunakan media sosial untuk mengekspos pelanggaran hak asasi manusia di negara itu." (Serambinews.com/Yeni Hardika)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved