Kapal Rohingya Terdampar di Aceh Utara
Ini Sejumlah Penyakit yang Dikeluhkan Pengungsi Rohingya Pada Tim Medis PMI Aceh Utara
Keluhan yang diderita oleh para pengungsi ini umumnya mengalami gangguan pada bagian lambung, diare, dan gatal-gatal.
Penulis: Saiful Bahri | Editor: Nurul Hayati
Direktur Rumah Sakit PMI Aceh Utara, Dr M Ifani Sarkawi SPb mengatakan, keluhan yang diderita oleh para pengungsi ini umumnya mengalami gangguan pada bagian lambung, diare, dan gatal-gatal .
Laporan Saiful Bahri I Lhokseumawe
SERAMBINEWS.COM, LHOKSEUMAWE - Palang Merah Indonesia (PMI) Aceh Utara, Jumat (26/6/2020), memberikan pelayanan kesehatan kepada pengungsi Etnis Rohingya.
Mereka saat ini sedang ditampung di bekas Kantor Imigrasi Kota Lhokseumawe, kawasan Punteut, Kecamatan Blang Mangat.
Untuk memberi pelayanan kesehatan, PMI Aceh Utara menurunkam tiga dokter, dua para medis, satu pengurus, dua staf, dan 10 sukarelawan PMI.
“Selain memberikan pelayanan kesehatan, kami juga melakukan penyemprotan desinfektan di lingkungan penampungan pengungsi, guna memutus mata rantai penyebaran Covid-19," tulis Agustiar Ismail, Pengurus PMI Aceh Utara, dalam rilisnya.
Seperti dikutip berbagai media, sebut Agustiar, ada 99 pengungsi etnis Rohingya, di antaranya 18 laki-laki dewasa, 53 wanita dewasa, 10 anak laki-laki, 17 anak perempuan, dan satu balita laki-laki.
"Jadi pelayanan yang kita berikan berupa pendataan awal dan layanan kesehatan dasar. Sedangkan untuk layanan kesehatan, tim langsung dipimpin Direktur Rumah Sakit PMI Aceh Utara, dr M Ifani Sarkawi SPb. Serta pastinya dalam memberikan pelayanan kita tetap menerapkan standar penanganan Covid-19 bagi para pengungsi," papar Agustiar.
• Yayasan Geutanyo: Penyelamatan Rohingya di Laut oleh Nelayan Aceh Perbuatan Kemanusiaan yang Nyata
Direktur Rumah Sakit PMI Aceh Utara, Dr M Ifani Sarkawi SPb mengatakan, keluhan yang diderita oleh para pengungsi ini umumnya mengalami gangguan pada bagian lambung, diare, dan gatal-gatal .
"Hal ini diakibatkan kondisi mereka yang tidak makan teratur selama tiga bulan, yakni saat masih di laut," demikian Dr M Ifani Sarkawi SPb. (*)