Luar Negeri

Myanmar Tuduh China Persenjatai Pemberontak Rohingya, AA dan ARSA

Pemerintah Myanmar menuduh Pemerintah Komunis China mempersenjatai kelompok pemberontak di negaranya.

Editor: M Nur Pakar
AFP
Warga yang lari dari konflik bersenjata antara tentara Arakan (AA) dengan tentara Myanmar mengungsi ke kamp sementara di Sittwe, negara bagian Rakhine, Senin (29/6/2020). 

Tuduhan China mendanai kelompok-kelompok teror di Asia Tenggara bukanlah hal baru.

Sebuah sumber militer di Asia Tenggara mengonfirmasi kepada Licas News, Kamis (2/7/2020) China menyediakan sekitar 95 persen dana Tentara Arakan.

Bahkan, Angkatan Darat Arakan memiliki sekitar 50 MANPADS (Sistem Pertahanan Udara Man-Portable) yaitu rudal dari permukaan ke udara.

“Tiongkok memainkan game multi dimensi di Asia Selatan," kata seorang Akademi Australia.

Dia mengatakan China ingin melemahkan India yang sedang berperang dengan Pakistan.

Seorang diplomat yang ditempatkan di wilayah itu mengatakan tujuh kelompok berbeda di Myanmar telah menerima senjata dan dukungan dari China.

Dia menambahkan China ingin menjauhkan Barat dari Myanmar dengan membuat negara itu lemah.

Termasuk catatan kemanusiaan yang buruk, pembantaian Muslim Rohingya di negara bagian Rakhine.

Tentara Arakan adalah kelompok besenjata terbesar di negara bagian Rakhine Myanmar.

Juga bagian dari sayap bersenjata partai politik, Liga Arakan (ULA).

"Pemberontak tidak mendapatkan senjata dari Tiongkok secara gratis," kata akademisi Australia itu.

Tetapi melakukan pembayaran ke organisasi-organisasi terkait dengan Tiongkok di Asia Tenggara untuk semua senjata dan amunisi.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved