Luar Negeri

Disambar Petir, Tiga Korban Dikubur dengan Kotoran Sapi untuk Pengobatan, Akhirnya Tragis

Segala sesuatu yang berasal dari sapi adalah suci, sehingga kotoranya pun dianggap sebagai obat atau ramuan yang dapat menyembuhkan penyakit.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Safriadi Syahbuddin
The New Indian Express/EPS
Salah seorang wanita yang dikubur dalam kotoran sapi oleh beberapa warga distrik Jhpur, Chhattisgarh, India, dalam upaya untuk 'menyembuhkan'nya akibat terkena sambaran petir, Senin (29/6/2020). 

“Sudut pandang irasional seperti itu tetap ada dan administrasi tetap acuh tak acuh terhadap perubahan persepsi yang tidak berdasar, ” terangnya.

Ada sebuah anggapan bahwa kotoran sapi memberikan efek dingin dan penyembuhan pada tubuh yang terkena luka bakar.

“Karena kurangnya pemahaman tentang praktik spekulatif yang keliru seperti ini terus berlanjut di kalangan penduduk desa selama beberapa dekade,” kata Shankar Lal Baghel, kepala polisi distrik Jashpur.

“Mereka tetap tidak tahu tindakan cepat apa yang harus dimulai jika seseorang tersambar petir, ” ujarnya.

Kisah Seorang Pria Meninggal Sehari Setelah Memeluk Islam, Minta Disyahadatkan Oleh Pembantunya

Mau Merampok dan Todongkan Senjata, Tiba-Tiba Perampok Ini Berubah Pikiran dan Memeluk Korban

Seorang Penggemar Memeluk Islam Usai Mendengar Lagu Aisyah Isteri Rasulullah Oleh Siti Nurhaliza

Otoritas India telah mengerahkan para dokter untuk mengkampanyekan pemberantasan takhayul dan menanamkan pemikiran secara ilmiah kepada para penduduk.

“Cedera yang disebabkan oleh petir sangat serius dan menyebabkan jantung dan pernapasan, dehidrasi, dan bahkan menyebabkan ketidaksadaraan,” kata Dr. Dinesh Mishra, yang tergabung dalam kampaye itu.

“Banyak penduduk yang sering menunda perawatan medis bagi pasien selama jam-jam kritis sering menjadi tragis.” Katanya.

Mishra mengatakan hampir di semua daerah seperti itu di mana insiden petir sering dilaporkan.

Padahal, lanjutnya, pihak rumah sakit telah menyiapkan 8-10 tempat tidur yang diperuntukkan untuk menangani kasus darurat yang terkena petir dari bulan Juni hingga Oktober.

Dia merasakan perlu untuk meningkatkan kesadaran di kalangan penduduk pedesaan. (Serambinews.com/Agus Ramadahan)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved