Berita Nasional
Karena Harus Pakai Masker, Sarung Tangan, dan Face Shield, Peserta SBMPTN Kepanasan Saat Ujian
Selain mengenakan masker dan sarung tangan, sebelum masuk ruang ujian peserta melewati pemeriksaan suhu tubuh menggunakan thermogun.
SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) tahun 2020 digelar serentak kemarin. Peserta ujian diwajibkan mengikuti protokol kesehatan.
Ketua Satgas Covid-19 Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Dr Ruliando H. Purba mengatakan protokol kesehatan jadi ketetapan pemerintah dalam Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi (SBMPTN).
"Protokol kesehatan itu sudah disiapkan oleh Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT). Kita tinggal mengikuti protokol yang sudah ditentukan," kata Ruliando di Rawamangun, Jakarta Timur, Minggu (5/7/2020).
Selain mengenakan masker dan sarung tangan, sebelum masuk ruang ujian peserta melewati pemeriksaan suhu tubuh menggunakan thermogun.
• Contoh Soal dan Jawaban UTBK-SBMPTN 2020, Materi TPS Tentang Penalaran Umum
• Begini Penerapan Protokol Kesehatan bagi Peserta yang Ikut Ujian SBMPTN di Unimal
• LTMPT Minta Peserta SBMPTN Cek Lokasi Ujian Melalui Situs UTBK
Peserta yang menunjukkan gejala demam atau suhu tubuhnya lebih dari 37,5 derajat celsius tidak diperkenankan mengikuti ujian.
Wakil Ketua Pusat UTBK UNJ, Agung Pramono menuturkan pihaknya juga membagi peserta dalam dua sesi, yakni 09.00-11.15 WIB dan pukul 14.00-16.15 WIB.
"Sesi pertama itu pukul 09.00 WIB peserta sudah mulai masuk ke ruangan. Mulai pengerjaan itu pukul 09.30 WIB. Nanti dilanjutkan sesi kedua pukul 14.00 WIB," kata Agung.
Tujuannya mencegah terjadi kepadatan peserta, kapasitas ruang pun dibatasi hanya 20 peserta sehingga jarak antara kursi tak berdekatan.
Tak hanya kapasitas, Agung menyebut jalur peserta menuju masing-masing lantai diatur guna mencegah adanya penumpukan di tangga.
• Wakil Ketua Komisi X, Penyelenggaraan UTBK-SBMPTN Banyak Kendala, Harus Ada Opsi Lain
• Belum Ada Kesempatan Lolos SBMPTN? Jangan Sedih, Ini 10 Universitas Swasta Terbaik Indonesia 2019
"Kalau masuk yang lantai 3 itu nanti naik tangga sebelah, nah yang ke lantai 2 juga beda tangganya.
Nanti juga ada petugas yang mengatur agar tetap menjaga physical distancing," tuturnya. Penerapan protokol kesehatan juga tampak pada setiap petugas, mereka mengenakan face shield, sarung tangan, dan masker.
Imbas dari mengenakan masker dan sarung tangan peserta ujian mengeluhkan kepanasan.
Salah satu peserta UTBK di kampus UNJ bernama Kezia (18) merasa ada pengalaman berbeda bagi angkatannya di tengah segala keterbatasan ini. Meskipun kepanasan, dia tetap tertib mengikuti protokol yang ditetapkan.
"Kalau menurut aku sih, kan angkatan kebetulan angkatan Corona kan. Kalau menurut aku sih seru saja sih soalnya kita suruh pakai face shield, sarung tangan, gitu-gitu. Cuma paling kendalanya agak panas, gitu-gitu aja sih," kata Kezia.
Alina (18), peserta UTBK lainnya juga mengatakan tak keberatan dengan aturan yang berlaku.
"Bagus sih, soalnya biar kayak jaga-jaga saja. Takutnya ada yang kena (Covid-19) di sini kan enggak ada yang tahu. Ramai juga, jadi buat jaga-jaga saja," kata Alina.
• Pendaftaran SBMPTN Telah Ditutup, Lihat Peta Persaingan dan Tanggal Ujian di Sini
Menurutnya seluruh peserta yang hari ini mengikuti UTBK tak keberatan dengan aturan wajib mengenakan masker dan sarung tangan. Pun dengan face shield yang dianjurkan, seluruh perlengkapan pencegahan penularan Covid-19 itu mereka bawa dari rumah.
"Rasa khawatir ada sih, cuman gimana ya. Kalau misalnya mau coba (SMBPTN) tahun depan kelamaan. Mau enggak mau harus ikut tahun ini," ujarnya.
Terpisah, di kampus Universitas Indonesia (UI) Depok, Jawa Barat saat berada di dalam ruang ujian, jarak antar peserta diatur 1,5 meter dengan peserta yang lainnya.
"Kami telah menyusun protokol kesehatan sesuai darahan yang diberikan oleh LTMPT Pusat. Semua peserta wajib menggunakan masker menjalani pengecekan suhu sebelum masuk ruangan dan penyemrptan cairan disinfektan ke tangan peserta. Panitia telah menyusun ruang ujian dengan jarak minimal 1,5 meter antara satu peserta dengan peserta lainnya" ujar Ketua Pusat UTBK UI, Rosari Saleh.
Rosari mengatakan, sebagai penyelenggara dengan total peserta ujian sebanyak 1.440 orang per hari, pihaknya tidak main-main menegakan protokol kesehatan dan menambah beberapa syarat teknis pada peserta.
Beberapa syarat teknis itu diantaranya adalah larangan pengantar menunggu selama ujian berlangsung dan hanya diperkenankan drop off untuk menghindari kerumunan. Kemudian, Rosaeri berujar pihaknya juga menyiapkan tim medis hingga ambulans, untuk mengantisipasi adanya peserta yang sakit.
"Agar bisa dilakukan pertolongan pertama dengan mengirim pasien ke Klinik Makara UI," katanya.
Bilamana ada peserta yang sakit, Rosari berujar pihaknya akan segera melaporkan hal tersebut ke LTMPT Pusat, agar pesrta ini mendapat jadwal terbaru.
"Bila peserta yang jatuh sakit dan kemudian tidak dapat melanjutkan proses ujian, maka kami akan langsung melaporkannya kepada Panitia LTMPT Pusat, agar peserta dapat memperoleh jadwal terbaru untuk melaksanakan UTBK di hari yang berbeda," jelasnya.
Cemas dan Was-was
Sementara itu di kampus Universitas Indonesia (UI) Salemba, Jakarta Pusat rasa cemas menghantui sebagian besar peserta UTBK, tak terkecuali para peserta ujian yang digelar di Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Indonesia (UI). Fakta (18) salah seorang peserta ujian mengaku cukup was-was dengan pelaksanaan ujian.
"Rasa cemas dan takut sih pasti ada, soalnya kan lagi zamannya Covid dan kita enggak tahu peserta lain itu kena atau tidak," ucapnya.
Meski demikian, ia mengaku telah memberanikan diri demi mengejar cita-citanya masuk ke FKG UI. Terlebih, UI sendiri telah memperketat protokol kesehatan dalam menggelar pelaksanaan UTBK.
"Ya Wallahualam saja, karena kan dicek suhu tubuh juga dan setiap peserta wajib pakai masker. Jadi pasti sudah dipikirkan pencegah penularannya," ujarnya saat ditemui di lokasi ujian.
Irmal, ayah dari Fakta mengatakan, dirinya menyerahkan sepenuhnya keputusan mengikuti ujian ini kepada anaknya meski ia sendiri mengaku sedikit khawatir dengan penularan Covid-19 ini. "Sebagai orang tua, rasa khawatir tentu ada. Tapi kalau saya terserah anaknya saja, kalau dia sudah siap mental dan fisik ya silahkan," tuturnya.(Tribun Network/bim/dwi/dio/wly)