Luar Negeri

Malang Benar Yaman, Dari Perang Berujung Kelaparan dan Anak-anak Kekurangan Gizi Akut

Anak-anak di Yaman, negeri termiskin di dunia Arab terus mengalami nasib tragis. Perang berkepanjangan tak juga berakhir seusai kelompok Houthi

Editor: M Nur Pakar
zoom-inlihat foto Malang Benar Yaman, Dari Perang Berujung Kelaparan dan Anak-anak Kekurangan Gizi Akut
AFP/ESSA AHMED
Seorang anak yang mengalami gizi buruk akut mendapat perawatan di pusat kesehatan Provinsi Hajjah, Yaman pada Minggu (5/7/2020).

Diperkirakan empat juta orang terlantar akibat perang dan 80 persen dari 29 juta orang negara itu bergantung pada bantuan untuk kelangsungan hidup mereka.

Grande mengatakan dalam sebuah wawancara dari Sanaa, Ibu Kota Yaman, program-program penting telah dibatalkan.

Seperti menyediakan sanitasi, perawatan kesehatan dan makanan sudah ditutup karena kekurangan uang.

Dia menyebut situasi ekonomi tampak hampir mirip dengan hari-hari paling gelap dari krisis ini.

Disebutkan, krisis bahan bakar menyebabkan Houthi dan pemerintah saling menyalahkan.

Anggota milisi Houthi mengangkat senjata saat menggelar aksi menentang invansi Arab Saudi di Sanaa, Yaman pada Selasa (7/7/2020).
Anggota milisi Houthi mengangkat senjata saat menggelar aksi menentang invansi Arab Saudi di Sanaa, Yaman pada Selasa (7/7/2020). (AFP/Mohammed HUWAIS)

Bahkan, ada ancaman pengoperasian jaringan listrik, pasokan air, dan infrastruktur utama seperti rumah sakit dihentikan.

"Kapal tidak diizinkan membawa komoditas menyelamatkan jiwa, mata uang terdepresiasi sangat cepat.”

“Bank sentral kehabisan uang.”

“Harga sekeranjang makanan dasar ... telah meningkat 30 persen hanya dalam beberapa tahun terakhir dalam minggu ini, "kata Grande.

"Kami melihat faktor yang sama, mendorong negara menuju kelaparan, yang telah kami lihat sebelumnya.”

“Kami tidak memiliki sumber daya untuk melawannya dan mengembalikannya kali ini.”

“Ini sesuatu yang sangat dikhawatirkan,” tambahnya.

Arab Saudi muncul sebagai donor terbesar di acara Juni, menjanjikan 500 juta dolar AS.

Inggris dan Amerika Serikat, keduanya pemasok senjata utama ke Arab Saudi, juga ikut serta dalam paket besar.

Namun, Grande mengatakan hanya sembilan dari 31 pendonor yang benar-benar menyediakan dana tersebut

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved