Luar Negeri
Pulih Dari Virus Corona, China Uji Kesabaran Internasional
Pemerintah Komunis China terus melakukan agresi di negara lain seusai pulih dari serangan virus Corona.
SERAMBINEWS.COM, NEW DELHI - Pemerintah Komunis China terus melakukan agresi di negara lain seusai pulih dari serangan virus Corona.
Menanggap hal itu, untuk melawan keganasan China, India akan segera membangun unit militer di Laut China Selatan (SCS).
Ketegangan di Lembah Galwan, Ladakh menjadi pemicu munculnya niat pemerintah India terhadap hal tersebut.
Deklarasi dibuat oleh Menteri Pertahanan Filipina, Delfin Lorenzana.
Dia mengatakan navigasi di Laut China Selatan terbuka untuk semua negara, lansir Economic Times, Kamis (9/7/2020).
"Kami tidak mencegah negara lain melewati atau melakukan apapun di Laut Cina Selatan."
"Inggris melewati Laut China Selatan. Prancis, dan semua negara lain."
"Kami tidak mengundang mereka untuk datang," kata menteri pertahanan itu.
Filipina prihatin dengan latihan Angkatan Laut Tiongkok di Laut China Selatan.
Dia menambahkan India juga dapat hadir di kawasan laut itu.
• Jet Tempur India Siap Perang Dengan China, Terus Pantau Perbatasan Lembah Galwan
• PM India Pantau Pangkalan Militer Ladakh: Musuh India Telah Melihat Api
• India Larang Impor Peralatan Listrik dari China dan Pakistan
Lorenzana juga menyatakan keprihatinannya atas latihan Angkatan Laut Tiongkok di Laut Cina Selatan.
Padahal, negara yang sebelumnya diduduki sedang memerangi pandemi virus Corona baru, Covid-19.
Tetapi, China seusai pulih dari dampak mematikan virus itu menguji kesabaran internasional.
Dimulai dengan agresi sistematis dengan pernyataan di Himalaya, wilayah SCS dan sekarang Bhutan.
Beijing telah terus menujukan mata pada daerah baru di bagian timur negara itu.
Pengumuman oleh Lorenzana datang di tengah percakapan telepon antara PM Narendra Modi dan Presiden Filipina.
Setelah India memutuskan untuk memperluas kemitraan strategis dengan Filipina di wilayah Laut China Selatan.
Tahun lalu angkatan laut India, AS, Filipina, dan Jepang melakukan latihan bersama di wilayah Laut China Selatan.
Hal itu untuk menunjukkan keberadaan pihak-pihak yang sepaham di wilayah SCS.
Saat ini, kapal induk AS, USS Nimitz dan USS Ronald Reagan telah berada di Laut China Selatan
China menuduh AS melenturkan otot militernya di Laut China Selatan.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Zhao Lijian mengkiritk keras AS karena merusak stabilitas di wilayah tersebut.
90 Persen wilayah di wilayah SCS diklaim oleh Tiongkok.
Selain Beijing lima negara lainnya juga mengklaim beberapa bagian laut, termasuk Indonesia.(*)