Luar Negeri
Presiden Turki Umumkan Secara Terbuka, Hagia Sophia Resmi Menjadi Masjid
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, Jumat (10/72020) secara resmi mengubah ikon Istanbul abad keenam, Hagia Sophia menjadi sebuah masjid.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo bulan lalu mengatakan harus tetap menjadi museum yang berfungsi sebagai jembatan antara agama dan budaya.
Komentarnya memicu kecaman dari Kementerian Luar Negeri Turki, yang mengatakan Hagia Sophia adalah masalah domestik kedaulatan nasional Turki.
Erdogan, seorang Muslim yang taat, sering menggunakan masalah Hagia Sophia.
Sering menjadi inti perpecahan sekuler-agama Turki, untuk menggalang dukungan bagi partai yang berakar Islam.
Beberapa kegiatan telah diadakan di museum dalam beberapa tahun terakhir ini.
Dalam langkah simbolis utama, Erdogan membacakan pembukaan ayat suci Quran di Hagia Sophia pada 2018.
Dibangun di bawah Kaisar Bizantium Justinian, Hagia Sophia adalah kursi utama gereja Ortodoks Timur selama berabad-abad.

Di mana para kaisar dimahkotai di tengah hiasan marmer dan mosaik.
Empat menara ditambahkan ke dalam struktur terakota-rona dengan kubah berjatuhan.
Bangunan itu berubah menjadi masjid kekaisaran setelah penaklukan Konstantinopel Ottoman pada 1453, kota yang sekarang menjadi Istanbul.
Bangunan itu dibuka sebagai museum pada tahun 1935, setahun setelah keputusan Dewan Menteri.
Mosaik yang menggambarkan orang-orang kudus Yesus, Maria dan Kristen yang diplester sesuai dengan aturan Islam terungkap melalui pekerjaan restorasi yang sulit untuk museum.
Hagia Sophia adalah museum paling populer di Turki tahun lalu, menarik lebih dari 3,7 juta pengunjung.
Sebuah jajak pendapat yang dilakukan pada Juni 2020 oleh Istanbul Economy Research menunjukkan 46,9 persen responden menyukai Hagia Sophia untuk ibadah Muslim.
Sementara 38,8 persen mengatakan itu harus tetap menjadi museum.
Namun, 13 persen mengatakan harus terbuka untuk ibadah semua agama.(*)