TikTok Dilarang

Meski Kian Populer, Larangan Terhadap Penggunaan TikTok Juga Semakin Meluas

Kepemilikan China atas TikTok membuat aplikasi ini menghadapi banyak sorotan terkait penanganan data penggunanya...

Editor: Eddy Fitriadi
Facebook
Ilustrasi kontes tiktok di Malaysia. 

SERAMBINEWS.COM - Popularitas layanan berbagi video milik China, TikTok terus meningkat terutama di kalangan anak muda di berbagai negara di dunia.

Namun, beberapa negara yang berseteru dengan China mulai melarang penggunaan aplikasi tersebut, seperti Amerika Serikat (AS) dan India.

Alasan di balik penolakan itu karena menyangkut masalah privasi dan keamanan nasional.

Di AS misalnya, seruan untuk menghapus aplikasi TikTok tidak hanya datang dari pejabat pemerintah, tetapi perusahaan besar juga sudah mulai resah dengan kehadiran aplikasi itu.

Raksasa e-commerce AS Amazon.com pada Jumat lalu (10/7/2020) sempat menginstruksikan karyawannya untuk menghapus aplikasi TikTok dari perangkat seluler mereka.

Instruksi itu dikirimkan lewat surat elektronik atau e-mail. Walaupun selang beberapa jam, Amazon memberikan klarifikasi bahwa surat elektronik tersebut dikirim karena kesalahan.

Larangan Amazon tersebut menyebar secara luas dalam sekejap, apalagi itu muncul dalam pekan yang sama ketika Sekretaris Negara AS Mike Pompeo mengatakan sedang mempertimbangkan untuk memblokir TikTok dan aplikasi asal China lainnya.

Tidak jelas apa penyebab larangan awal Amazon tersebut. Sumber Reuters mengatakan, pejabat eksekutif senior Amaazon tidak mengetahui permintaan untuk menghapus TikTok dari perangkat karyawan. Larangan disebut dibatalkan setelah perwakilan TikTok dan Amazon berbicara.

Pada awal pekan lalu, Wells Fargo juga telah melayangkan surat kepada karyawan yang telah menginstal TikTok pada perangkat seluler milik perusahaan untuk segera dihapus.

"Karena khawatir akan kontrol dan praktik privasi dan keamanan TikTok, dan karena perangkat milik perusahaan hanya boleh digunakan untuk bisnis perusahaan, kami telah meminta karyawan menghapus aplikasi dari perangkat mereka," kata Wells Fargo keterangan resminya.

Juru bicara TikTok mengaku belum dihubungi Wells Fargo terkait kekhawatirannya tersebut. Namun, ia mengatakan pihaknya terbuka jika ada pihaknya yang ingin mengetahui bagaimana kebijakan perusahaan untuk melindungi keamanan data para penggunanya.

Kepemilikan China atas TikTok membuat aplikasi ini menghadapi banyak sorotan terkait penanganan data penggunanya. India telah melarang TikTok dan aplikasi Cina lainnya pada bulan Juni.

TikTok telah menjelaskan bahwa data penggunanya disimpan di AS dengan salinan cadangan di Singapura.

Sementara salah satu sumber Reuters yang mengetahui masalah itu mengatakan bahwa data pengguna TikTok disimpan di Google Cloud pusat data yang berbasis di Virginia. Google tidak menjawab saat dikonfirmasi.

Namun, itu tidak akan menghentikan Pompeo dari kemungkinan pelarangan TikTok di AS.

Halaman
12
Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved