Kasus Positif Tambah Tujuh, 1 Pasien Meninggal

Warga yang positif terinfeksi virus Corona (Covid-19) di Aceh bertambah enam orang lagi, sehingga totalnya mencapai 107 kasus

Editor: hasyim
FOTO-SERAMBI/RISKI BINTANG
Petugas medis berpakaian APD lengkap saat melakukan pemakaman jenazah pasien Covid-19 asal Aceh Jaya Minggu 912/7/2020) 

* Perbatasan Dinilai Masih Longgar

BANDA ACEH - Warga yang positif terinfeksi virus Corona (Covid-19) di Aceh bertambah enam orang lagi, sehingga totalnya mencapai 107 kasus. Di samping itu, jumlah pasien yang meninggal dunia juga bertambah satu, sehingga total jumlah pasien yang meninggal menjadi empat orang.

Berdasarkan data resmi yang diupload melalui laman website Dinas Kesehatan Aceh hari ini, Minggu (12/7/2020) sore, enam warga yang positif Corona tersebut dua orang berasal dari luar Aceh. Selebihnya, masing-masing satu orang dari Aceh Selatan, Bireuen, Aceh Tamiang, dan Kota Banda Aceh.

Mereka yang berasal dari luar Aceh masing-masing berinisial K (49) dan FS (17), keduanya perempuan. Namun Kepala Dinas Kesehatan Aceh, dr Hanif yang menginformasikan data mereka kepada Serambi, Minggu (12/7/2020) malam, belum dapat menyebutkan berasal dari provinsi mana kedua pasien baru itu.

Warga positif Covid-19 berikutnya adalah Es (31), laki-laki, asal Aceh Selatan, M (41), perempuan, warga Aceh Tamiang, AG (70), laki-laki, warga Banda Aceh, dan MF (21)  juga laki-laki, warga Bireuen. Hanif juga belum bisa merincikan profesi dan riwayat perjalanan dari para pasien Covid-19 yang baru terinfeksi itu.

Namun, dari Bireuen diperoleh informasi bahwa MF merupakan santri Aceh yang belajar di sebuah pesantren di Jawa Tengah. Karena hendak kembali ke sana, MF harus membawa surat bebas Covid-19 dari Aceh. Dari hasil swab-nya yang dikeluarkan Laboratorium Balitbangkes Aceh hari Minggu (12/7/2020) ternyata MF positif Corona.

Ia kini menunda keberangkatannya ke Jawa karena harus diisolasi dan dirawat sampai pulih di Rumah Sakit Umum dr Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh.

Dari data warga positif Covid-19 yang diberikan dr Hanif kepada Serambi tadi malam ini tercantum nama EM (41), perempuan asal Kecamatan Darussalam, Aceh Besar. Namun, data EM sudah terlebih dahulu dipublikasi Serambi kemarin dalam berita berjudul ‘Enam Lagi Warga Aceh Positif Corona’.

Dengan bertambahnya enam pasien Covid-19 itu, maka total kasus Covid-19 di Aceh sejak Maret lalu sudah mencapai 107 orang. Empat orang meninggal, 62 orang sembuh, selebihnya masih dirawat di sejumlah rumah sakit rujukan pasien Covid-19 di Aceh.

Pasien yang terbaru meninggal adalah RA (64),  warga Aceh Jaya. Ibu rumah tangga ini mengembuskan napas terakhir di RSUZA Banda Aceh pada Sabtu (11/7/2020) malam. Tapi, menurut Direktur RSUZA Banda Aceh, Dr dr Azharuddin SpOT K-Spine FICS, pasien RA juga memiliki penyakit penyerta, yakni hipertensi, diabetes mellitus, dan asma. RA juga menggunakan obat semprot pelega napas sejak dua tahun lalu.

Awalnya ia masuk ke RSUD Meuraxa dengan keluhan demam, batuk, sesak napas, dan hilang nafsu makan. Setelah diswab, RA ternyata positif Covid-19 dan langsung dirujuk ke RSUZA pada 10 Juli 2020. Dua hari berselang ia mengembuskan napas terakhir dan tercatat sebagai pasien Corona keempat yang meninggal di RSUZA Banda Aceh.

Terpisah, Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan dan Pencegahan Covid-19 Aceh Jaya, Idham Chalik, mengatakan, RA sudah dimakamkan di salah satu desa yang berada di Aceh Jaya. "Pemakaman langsung dipimpin petugas medis dari Banda Aceh dengan menerapkan protokol kesehatan dan informasi sudah selesai dimakamkan," ujarnya.

                                                                                                                        Perbatasan

Sementara itu, Ketua Komisi V DPRA, M Rizal Falevi Kirani, meminta para pemangku kepentingan di pemerintahan untuk melakukan berbagai antisipasi. Salah satunya, adalah memperketat perbatasan di empat titik perbatasan Aceh-Sumater Utara, yakni Aceh Tamiang, Subulussalam, Aceh Singkil, dan Aceh Tenggara.

Menurut Falevi, selama ini pengawasan di perbatasan masih sangat longgar, karena masih banyak orang yang dengan mudah masuk ke Aceh.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved