Wawancara Eksklusif
‘Saya Ingin Peluk Abah Erat-erat’
Kisah pertemuan gadis Aceh, Nurul Happy Zandraa, dengan ayahnya di Malaysia, Rahim Said, mendadak viral beberapa hari ini
Awalnya cuma mencari nama Abah yakni Rahim melalui media sosial, baik itu Facebook maupun Instagram. Namun tidak ketemu, sehingga sekitar awal tahun ini, saya mulai mencari akun Instagram warga Keudah Malaysia. Bila ketemu, maka langsung saya kirim pesan. Caranya dengan memperkenalkan diri. Lalu menyampaikan maksud tujuan ingin mencari Abah. Ada puluhan akun yang saya kirim. Banyak yang memang menyatakan tidak bisa membantu.
Pada Senin lalu (6 Juli 2020) pagi, saya kirim pesan ke sebuah akun Instagram, yakni akun Kak Liana warga Keudah. Alhamdulillah Kak Liana mau membantu. Sehingga saya kirim data tentang Abah, baik itu foto sama ibu ataupun foto Abah sama keluarganya di Malaysia.
Selanjutnya, data yang saya kirim diposting Kak Liana melalui akun Twitternya. Sehingga ada orang yang kenal sama Abah saat melihat postingan Kak Liana. Selanjutnya orang tersebut mengirim nomor telepon Abah ke Kak Liana. Setelah Kak Liana memastikan itu benar Abah, nomornya pun dikirim ke saya.
Lalu kapan kalian mulai berkomunikasi?
Pada Senin itu juga. Sekitar pukul setengah empat sore, ada panggilan video call ke handphone saya dengan nomor Malaysia. Saat saya angkat, ternyata Abah. Tidak berani saya bicara. Senang hati sudah bercampur baur, sehingga handphone saya kasih sama Ibu. Tidak berani saya ngomong, walaupun saat berlangsung percakapan antara Abah dan Ibu, saya tetap disamping Ibu. Ada sekitar satu setengah jam video call, tapi tetap tak sepatah kata pun saya berani berbicara. Hanya memandang Abah di layar handphone.
Setelah itu kapan ada komunikasi sama abah lagi?
Pada malamnya, sehabis Magrib Abah video call lagi. Kembali saya tidak berani bicara sama Abah. Ibu aja yang bicara sama Abah sampai jelang Isya.
Jadi kapan kamu baru mulai berani bicara sama abah?
Pada Rabu malam atau dua hari kemudian. Saat Abah video call, awalnya diperkenalkan sama adik-adik tiri saya. Setelah kami berkenalan sama adik-adik, baru saya bicara sama Abah. Senang, bahagia, tidak bisa saya gambarkan bagaikan petasan, senang bisa bertemu dengan Abah.
Rencana kapan kalian bertemu langsung?
Baik Abah ataupun saya kepingin ketemu secepatnya. Rencana ketemunya di Malaysia. Tapi dengan kondisi Covid-19 ini tentunya agak sulit. Tapi Abah akan mencari cara supaya saya bisa ketemu Abah di Malaysia.
Terakhir, bila ketemu abah, apa yang kamu lakukan pertama kali?
Pastinya akan saya peluk erat-erat. Saya begitu rindu. Dulu sebelum ketemu Abah, saat malam sering terbayang, bila saya punya Abah tentunya akan bahagia seperti teman-teman saya yang lain. Saat-saat pikiran seperti itu, saya sering menangis sendiri.(*)