Update Corona di Aceh
Penyebab Membludaknya Pasien Covid-19 di Aceh, Warga masih Abaikan Protokol Kesehatan
“Kalau kita lihat secara kasat mata, aturan-aturan itu memang tidak dipatuhi oleh masyarakat. Apalagi kalau kita masuk ke kedai-kedai kopi, malah...
Penulis: Muhammad Nasir | Editor: Nurul Hayati
Menurutnya, kondisi membuktikan tidak ada protokol kesehatan.
Sementara pada kasus lain, ada seorang perawat yang positif, lalu ketika ditelusuri ke rekan sejawat, tenaga gizi, cleaning service, hingga petugas keamanan yang kontak perawat tersebut, hasilnya semua negatif.
Menurut Endang, kondisi itu terjadi karena peran masker yang dipakainya mampu menghalau.
• Enam Nelayan Anak di Bawah Umur Asal Aceh Tiba di Jakarta, Dipulangkan dari Thailand
Sementara Anggota DPD RI, Sudirman atau yang akrab disapa Haji Uma menyampaikan, seiring meningkatknya kasus Covid-19 ini membuat kepercayaan masyarakat terhadap wabah tersebut menurun.
Menurutnya, dari aspirasinya diserap di masyarakat, banyak masyarakat menilai peningkatan kasus ini sebagai akal-akalan pemerintah dalam menghabiskan anggaran.
Kata Haji Uma, ketidakpercayaan itu karena masyarakat berpendapat, jika hingga akhir Mei lalu angka Covid di Aceh masih sangat rendah.
Sementara anggaran dari Pemerintah Aceh sebesar Rp 1,7 juta triliun atau Rp 2,3 triliun jika digabung ke kabupaten/kota, hingga kini belum banyak terserap.
Selain itu, katanya, masyarakat mempertanyakan keakuratan uji status Covid-19 dengan sistem rapid test.
Namun di sisi lain, pemerintah justru melakukan uji massal dengan rapid test.
Sehingga menambahkan penilaian masyarakat, jika uji itu hanya upaya penghabisan anggaran.
Dalam seminar daring itu, Haji Uma juga melanjutkan aspirasi masyarakat terkait dasar penetapan zona merah untuk 9 kabupaten/kota di Aceh beberapa waktu lalu.
Karena tidak ada parameter yang jelas dan tidak ada penjelasan atas penetapan itu.
“Apa yang harus dilakukan? tim gugus harus mampu menyakinankan masyarakat dalam kinerjanya, serta penanggungjawaban anggaran dan keakuratan test,” ujar Haji Uma.
Seminar daring itu menghadirkan pemateri lainnya, yaitu Muhammad daud MSi (Ketua Ikatan Alumni Magister Ilmu Kebencanaan Unsyiah), Saifullah Abdulgani (Jubir Gugus Tugas Covid-19 Aceh), Dr Nazli Ismail MSi (Kepala Prodi Ilmu Kebencanaan Unsyiah). serta moderator, Risma Sunarty MSi. (*)
• Pemkab Aceh Besar Peduli Pengungsi Rohingya