Berita Subulussalam

Makamnya akan Diziarahi Wali Nanggroe, Berikut Sekelumit Tentang Syekh Hamzah Fansury

Ziarah tersebut menjadi salah satu agenda sang wali nanggroe dalam kunjungannya ke Kota Sada Kata tersebut.

Penulis: Khalidin | Editor: Nur Nihayati
For Serambinews.com
Wali Kota Subulussalam, H Affan Alfian Bintang SE 

Ziarah tersebut menjadi salah satu agenda sang wali nanggroe dalam kunjungannya ke Kota Sada Kata tersebut. 

Laporan Khalidin I Subulussalam

SERAMBINEWS.COM, SUBULUSSALAM – Wali Nanggroe, Tgk Malik Mahmud Al-Haythar dijadwalkan akan berziarah ke Makam Syekh Hamzah Fansury di Desa Oboh, Kecamatan Rundeng, Kota Subulussalam, Minggu (19/7/2020).

Ziarah tersebut menjadi salah satu agenda sang wali nanggroe dalam kunjungannya ke Kota Sada Kata tersebut.

Makam Syekh Hamzah Fansury di Desa Oboh, Kecamatan Rundeng, Kota Subulussalam menjadi salah satu destinasi kunjungan wisata daerah ini.

Setiap tamu yang berkunjung ke Kota Subulussalam selalu dibawa untuk berziarah ke Makam Syekh Hamzah Fansury.

Dua tahun lalu, Ustadz Abdul Somad atau akrab disapa UAS dalam agenda safari dakwah di daerah ini, Selasa (27/11/2018) juga meluangkan waktunya berkunjung ke Makam Syekh Hamzah Fansuri.

Kunjungan  dai kondang asal Riau ini pun menjadi momen mempopulerkan keberadaan makam ulama sufi yang juga ahli filosofi dan sastrawan internasional ini sebagai destinasi wisata religi.

Lantaran itu, dengan agenda sang wali nanggroe besok juga diharapkan akan bisa mengangkat kembali kemasyhuran ulama yang dikenal dengan salah satu karya populernya berjudul 'Syair Perahu'.

Problem Akut Pendidikan Kita

Wali Nanggroe Dijadwalkan Berkunjung ke Subulussalam, Ini Agendanya

Cegah Covid-19, Polda Aceh Gelar Kerja Bakti Bersama

Wali Kota Subulussalam H Affan Alfian Bintang SE kepada Serambinews.com, Sabtu  (18/7/2020) mengatakan kunjungan wali nanggroe ke Subulussalam menjadi momen penting.

Dikatakan, kunjungan para petinggi ke Makam Syekh Hamzah Fansuri diharapkan bisa mempopulerkan daerah ini.

Karenanya, Pemko Subulussalam selalu mengajak para tamunya untuk berkunjung ke Makam Syekh Hamzah Fansuri.

“Kita harap makam Syekh Hamzah Fansury yang berlokasi di Subulussalam tepatnya desa Oboh, Kecamatan Rundeng makin dikenal warga seluruh dunia,” ujar Walkot Affan Bintang

Untuk diketahui, makam ulama sufi yang juga ahli filosofi dan sastrawan internasional ini patut dikunjungi karena memiliki historis yang monumental lewat berbagai karyanya. 

Berdasarkan sejumlah referensi, Syekh Hamzah Fansuri seorang cendekiawan, ulama tasawuf, dan budayawan terkemuka Aceh. Ia salah satu penyebar agama Islam di Aceh. 

Desa Oboh terletak sekitar 23  kilometer atau 30-an menit perjalanan darat dari pusat Kota Subulussalam.

Makam sang ukama masyhur ini terawat rapi dalam bangunan kecil.

Sebuah sungai mengalir tak jauh dari sisi kiri makam.

Di tempat itu, tak hanya Syekh Hamzah Fansuri yang dimakamkan. Di sekitarnya ada tiga makam lagi, yakni sahabat dan mertua Fansuri.

Bagi siapapun yang berkunjung, akan merasakan suasana tenang di tempat ini.

Ali Hasjmy dalam Jembatan Selat Malaka menuliskan, Hamzah juga memiliki salah seorang saudara bernama Ali.

Pada masa Sultan Alaiddin Malikussaleh memimpin Kerajaan Islam Samudera Pasai (1261-1289 Masehi), berduyun-duyun ulama Persia datang ke sana untuk mengajar di dayah-dayah.

Berbagai referensi dan artikel menyebutkan nama Fansur merupakan sebutan orang-orang Arab terhadap Kota Barus dan dalam kisah kain dikatakan menunjukan daerah Singkil, Aceh.

Kota kecil ini berada di pantai barat Sumatera yang terletak antara Sibolga, Sumatera Utara, dan Singkil, Aceh.

Namun yang pasti, Syekh Hamzah Fansuri diakui sebagai salah seorang tokoh kaliber besar dalam perkembangan Islam di nusantara. Ia juga pujangga Islam yang menghiasi lembaran sejarah kesusastraan Melayu dan Indonesia.

Bahkan, penyair dan ahli tasawuf Aceh abad ke 17 tersebut, Selasa (13/8/2013) lalu mendapat anugerah Bintang Budaya Parama Dharma, yang diserahkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam acara  penganugerahan Bintang Maha Putera, dan Tanda Jasa di Istana Negara.

Hamzah Fansury hidup dan berpengaruh pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1636), merupakan tokoh utama yang mengangkat bahasa Melayu dari bahasa lingua-fransca, menjadi bahasa ilmu dan sastra. Peneliti dari Malaysia, Prof Dr. Naguib Alatas dalam bukunya  “The Mysticcism of Hamzah Fansuri” menyebut Hamzah Fansyuri sebagai  Pujangga Melayu terbesar dalam abad XVII, penyair Sufi yang tidak ada taranya pada zaman itu.

Karya-karya Hamzah Fansyuri antara lain “Syair Perahu, Syair Burung Pingai” dan lain-lain. “Syair Perahu” berisi petuah tetang kehidupan agar tetap memelihara amal kebaikan.

Dalam buku Hamzah Fansuri Penyair Aceh, Ali Hasjmy menuliskan, selama hidup, Syekh Hamzah pernah mengembara untuk merajut ilmu. Lokasi-lokasi yang ia datangi seperti Banten (Jawa Barat), semenanjung Tanah Melayu, India, Parsi, dan Arab.

Hamzah Fansuri menguasai bahasa Arab, Urdu, Parsi, dan Melayu. Ia juga sangat mahir dalam bidang fikih, tasawuf, falsafah, mantik, ilmu kalam, sejarah, sastra, dan lain-lain.

Salah satu karya Fansuri yang terkenal ialah "Syair Perahu". Cuplikannya seperti ini: "Inilah gerangan suatu madah/Mengarangkan syair terlalu indah/Membetuli jalan tempat berpindah/Di sanalah i'tikad diperbetuli sudah// Wahai muda kenali dirimu/Ialah perahu tamsil tubuhmu/Tiadalah berapa lama hidupmu/Ke akhirat jua kekal diammu//Hai muda arif budiman/Hasilkan kemudi dengan pedoman/Alat perahumu juakerjakan/Itulah jalan membetuli insan.

Untuk mengenang kemasyhuran syair ini, Pemko Subulussalam 2017 lalu membangun tugu di perempatan jalan nasional, Penanggalan persis dekat SPBU Kasman Lizar.

Syaie Syekh Hamzah Fansuri lainnya adalah;

Hamzah ini asalnya Fansuri // Mendapat wujud di tanah Shahrnawi // Beroleh khilafat ilmu yang ‘ali // Daripada ‘Abd al-Qadir Jilani.

 Hamzah di negeri Melayu // Tempatnya kapur di dalam kayu.

 Hamzah Fansuri di dalam Mekkah // mencapai Tuhan di Baitul Ka’bah // dari Barus terlalu payah // akhirnya dijumpa di dalam rumah.

 Hamzah Fansuri orang uryani // seperti ismail menjadi qurbani // bukan Ajami  lagi Arabi //senantiasa wasil dengan Yang Baqi.  (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved