Luar Negeri

Tak Sanggup Bayar Utang, Zambia Memohon Keringanan dan Penghapusan Utang dari China

Presiden Zambia Edgar Lungu telah meminta keringanan dan juga pembatalanutang ke China karena dampak pandemi virus Corona

Editor: M Nur Pakar
AFP/ SALIM DAWOOD  
Presiden Zambia Edgar Lungu dalam jumpa pers di Lusaka pada November 2019. 

SERAMBINEWS.COM, LUSAKA - Presiden Zambia Edgar Lungu telah meminta keringanan dan juga pembatalan utang ke China karena dampak pandemi virus Corona.

Lungu mengajukan permohonan melalui telepon dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping pada Senin (20/7/2020).

"Presiden Lungu memohon pembebasan utang dan pembatalan karena berkurangnya pendapatan negara, dampak negatif dari pandemi virus Corona, “ kata jubir kepresidenan.

Ditambahkan, saat ini fokus mengamankan sumber daya untuk memerangi pandemi dan menumbuhkan kembali perekonomian negara.

Produsen tembaga terbesar kedua di Afrika itu salah satu debitor terkemuka di Tiongkok, berutang miiaran dolar AS atau puluhan triliunan rupiah.

"Pinjaman proyek keuangan China untuk Zambia berjumlah antara 6 miliar sampai 9 miliar dolar AS,” berdasarkan sumber tidak resmi," kata Robert Besseling.

Dilansir AFP, Selasa (21/7/2020), dia merupakan Direktur perusahaan penilaian risiko EXX Afrika.

"Namun tidak semua dana telah dicairkan, dan pemerintah Zambia tidak dapat menjelaskan kewajibannya kepada China.,” ujar Robert.

Dia mengatakan audit resmi telah ditunda selama beberapa tahun.

Provinsi Muslim di China, Xinjiang Mulai Catat Kasus Virus Corona

Pakar Virus Corona China Lari ke AS: Beijing Berbohong Tentang Virus Corona

Banjir Kepung 24 Provinsi di China, Ini Dia Foto-Fotonya

Utang eksternal Zambia diproyeksikan melonjak di atas 60 persen dari PDB tahun ini.

Dana Moneter Internasional (IMF) pekan lalu meramalkan ekonomi Zambia akan turun lima persen pada tahun 2020.

Padahal, pada 2019, naik 1,5 persen dan tahun ini akibat pandemi virus Corona dan juga kekeringan parah.

Hingga saat ini negara ini telah mencatat 3.326 kasus virus Corona, termasuk 120 kematian.

Negara di Afrika bagian selatan itu yang terkurung daratan itu telah gagal membayar pinjaman yang diperoleh untuk beberapa proyek konstruksi.

Termasuk yang didanai China, mengakibatkan beberapa proyek ditunda atau dihentikan.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved