Serambi Podcast
Owner PO Kurnia Group: Corona Lebih Berat Dibanding Masa Konflik
Namun dikatakan Wahyu, tidak ada Covid-19 pun penumpang bus juga sudah sepi karena armada bus yang sudah banyak di Aceh.
Penulis: Mawaddatul Husna | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Mawaddatul Husna | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Owner Perusahaan Otobus (PO) Kurnia Group, Wahyu A Wahab mengaku masa pandemi Covid-19 atau virus corona yang sedang mewabah saat ini lebih berat dibanding pada masa konfik yang terjadi di Aceh.
“Ini (lebih berat Covid-19) karena seluruh penjuru tutup, kita mau ke timur, keluar perbatasan ditutup. Tidak ditutup pun, tidak ada orang juga, sopir juga malas bawanya itupun kalau ada penumpang di jalan, kalau enggak ada?,” kata Wahyu ketika ditanya oleh Pemimpin Redaksi Harian Serambi Indonesia, Zainal Arifin M Nur terkait kondisi mana yang lebih berat dihadapi antara konflik dengan pandemi Covid-19 bagi usaha otobus bus.
Wahyu A Wahab yang juga Anggota DPRA ini hadir sebagai narasumber dalam program Serambi Podcast edisi Bincang Bisnis dengan tema “Dampak Covid-19 Terhadap Usaha Otobus di Aceh”, yang disiarkan langsung di Facebook Serambinews.com, Jumat (24/7/2020).
“Ketika konflik manusia masih ada yang beredar dan ekonomi jalan. Konflik kan bukan pandemi, bukan penularan. Waktu masa konflik dulu ekonomi Aceh hidup dibanding dengan corona saat ini,” katanya.
Ia menyebutkan ditengah Covid-19 ini, jumlah armada bus yang tetap jalan sebanyak 10-12 unit. “Dari Februari lalu sudah sepi ketika pandemi mulai berhembus di Aceh,” sebutnya.
Namun dikatakan Wahyu, tidak ada Covid-19 pun penumpang bus juga sudah sepi karena armada bus yang sudah banyak di Aceh.
“Bus ini bukan usaha industri yang memproduksi suatu produk, ia usaha jasa, layanan jadi semua bisa buat. Kalau industri karet, kopi itu kita kerjar produksi. Namun kalau bus apakah masih dibutuhkan dengan jumlah armada yang ratusan ke Aceh, waktu jalan banyak yang kosong,” tambahnya.
Dikatakannya, usaha bus di Aceh terbantu ketika masih ada PT Arun NGL dan kota Lhokseumawe hidup. “Kita terbantu, itu masa jaya. Ini pandeminya terlalu lama, kita terhenti semuanya,” kata Wahyu.
Dalam kesempatan itu, Wahyu juga menyampaikan akan melakukan suatu inovasi untuk meningkatkan layanan kepada masyarakat, yaitu menyediakan mesin tiket. Nanti penumpang bisa membeli sendiri tiketnya, dan langsung naik ke bus.
“Itu ada keuntungannya juga, hobi orang kita kan nawar, enggak mungkin dia nawar dengan mesin,” kata Wahyu A Wahab.(*)