Pemuda Ini Tikam Kawannya Pakai Pisau Rencong hingga Tewas, Gara-gara Uang Rp 10 Ribu

Oleh karena itu, tersangka diringkus petugas Unit Reskrim Polsek Seberang Ulu (SU) I Sumatera Selatan tiga jam setelah peristiwa berdarah ini.

Editor: Mursal Ismail
ILUSTRASI
TIKAM 

Oleh karena itu, tersangka diringkus petugas Unit Reskrim Polsek Seberang Ulu (SU) I Sumatera Selatan tiga jam setelah peristiwa berdarah ini.

SERAMBINEWS.COM - Seorang pemuda bernama David (20) tega menikam rekannya bernama Boy Sandi (36)  rencong hingga tewas, Minggu (26/7/2020) sekitar pukul 00.30 WIB.

Oleh karena itu, tersangka diringkus petugas Unit Reskrim Polsek Seberang Ulu (SU) I Sumatera Selatan tiga jam setelah peristiwa berdarah ini.  

"Pelaku kami tangkap di rumahnya tadi pagi pukul 03.00, masih wilayah SU I.

Ada barang bukti juga kita amankan, senjata tajam pisau rencong," kata Kapolsek SU I, Kompol Farizon melalui Kanit Reskrim, Iptu Irwan Siddik, Minggu (26/7/2020).

Iptu Irwan menjelaskan, pembunuhan ini bermula ketika pelaku David meminta uang sebesar Rp 10 ribu kepada korban.

Namun korban menolak dan diduga kesal, lalu mengucapkan kalimat dengan nada tinggi kepada pelaku.

Perfilman Bollywood Diguncang Virus Corona dan Dihebohkan Bunuh Diri Aktor Populer Sushant Singh

Tujuh Orang Positif Covid-19, Aceh Tamiang Aktifkan Wisma SKB sebagai Fasilitas Karantina

Kadis PUPR: Kerusakan Badan Jalan Provinsi di Aceh Barat Segera Ditangani

"Berdasarkan pengakuan pelaku, setelah minta uang Rp 10 ribu itu, dia dipukul oleh Boy sampai hidungnya berdarah.

David yang mengaku terdesak, lalu mencabut pisau di pinggangnya dan menusuk Boy dua kali. Satu di punggung, satu di perut," terang Irwan.

Korban lalu jatuh tersungkur di TKP di Lorong Jayalaksana, Jalan Faqih Usman, Kelurahan 3-4 Ulu.

Warga sekitar sempat membawa korban ke RSUD Bari, namun nyawanya tidak tertolong.

Jasad korban kemudian dibawa ke rumah duka di Lorong Karya, Jalan Faqih Usman, Kelurahan 2 Ulu, Kecamatan SU I.

Sementara polisi kini masih melakukan pemeriksaan terhadap pelaku.

"Kami amankan, masih diperiksa," ujar Irwan.

Kesedihan sang ibu

Korban sempat dibawa ke RSUD Bari, namun nyawanya tak dapat diselamatkan.

Isak tangis mengiringi kedatangan jasad korban di kediamannya di Lorong Karya, Jalan Faqih Usman, Kelurahan 2 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu (SU) I, Palembang.

Yanti (65), ibunda korban meminta aparat kepolisian menjatuhkan hukuman seberat-beratnya kepada pelaku.

"Saya minta hukum seberat-beratnya," kata Yanti saat ditemui di rumah duka, Minggu (26/7/2020).

Sebelum peristiwa berdarah tersebut, Yanti mencari anaknya yang tak kunjung pulang ke rumah, padahal sudah larut malam.

"Semalam sekitar jam 01.00, saya dapat kabar anak saya terkapar di jalan. Kenapa anak saya disakiti orang?" ujar Yanti sambil berlinang air mata.

Kapolsek Seberang Ulu (SU) I, Kompol Farizon melalui Kanit Reskrim, Iptu Irwan Siddik mengatakan, saat ini pelaku sudah diamankan di Mapolsek SU I.

"(Pelaku) sudah diamankan beserta barang bukti senjata tajam di rumahnya pukul 03.00 pagi tadi. DA usia 20 tahun," kata Irwan.

Tak punya firasat

Duka mendalam dirasakan Yanti (65 tahun) yang mendapati kenyataan putranya Boy Sandi, meninggal dunia dengan cara dibunuh.

Di dekat jenazah sang putra, Yanti tak henti-hentinya memanjatkan doa.

Di tengah kesedihannya, Yanti mengungkapkan bahwa putranya bernama Boy Sandi (36 tahun) merupakan tulang punggung keluarga.

"Anak saya ini kerja setiap hari untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Dia selalu bantu keluarganya," kata Yanti saat ditemui di rumah duka di Lorong Karya, Jalan Faqih US, Kelurahan 2 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu (SU) I, Minggu (26/7/2020).

Malam saat peristiwa berdarah itu, Yanti mengaku tak memiliki firasat apa-apa.

Namun seketika hatinya gelisah saat putranya tak kunjung pulang padahal sudah larut malam.

"Semalam sekitar pukul 01.00, saya dapat kabar anak saya terkapar di jalan. Kenapa anak saya disakiti orang? Saya kaget dan ini jadi tanda tanya buat saya," kata Yanti sambil bercucur air mata.

Wanita 65 tahun ini mengisahkan, sejak Boy berpisah dengan istrinya beberapa tahun lalu, ia bertekad ingin menghidupi kedua anaknya.

Sehingga, Boy bekerja menjadi buruh bangunan dan pengemudi ojek.

"Anaknya dua, dia sendirian yang cari uang setelah berpisah dengan istrinya," ungkap Yanti.

Tanggung jawab mendiang Boy, akhir-akhir ini makin besar karena sang ayah bernama Azzumar yang berusia 70 tahun, menderita sakit tifus dan hanya terbaring lemah di rumah.

Sehingga Boy harus mencari biaya tambahan untuk mengobati ayahnya.

"Bapaknya sakit. Kemudian dua cucu saya ini masih sekolah SD dan SMP.

Mereka masih butuh kasih sayang orang tua mereka," kata Yanti menuturkan.

Keluarga meminta pihak berwajib menghukum pelaku sesuai perbuatannya.

"Kami minta hukum setimpal," kata Yanti yang terus menangis.

Mendiang Boy Sandi meninggalkan dua orang anak yakni Citra Wulandari (14 tahun) dan Putra Ramadan (8 tahun).

Jenazah Boy dimakamkan di TPU Kamboja hari ini pukul 14.00.

Sementara pelaku pembunuhan terhadap Boy berhasil diamankan polisi.

"Pelaku sudah diamankan di rumahnya, masih di wilayah SU I. Pelakunya David usia 20 tahun. Barang buktinya ada, senjata tajam pisau rencong," kata Kapolsek SU I, Kompol Farizon melalui Kanit Reskrim, Iptu Irwan Siddik. (TribunSumsel)

Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Gara-gara Uang Rp 10 Ribu, Nyawa Boy Melayang Usai Ditusuk David dan Tribunnews.com dengan judul Pemuda Seberang Ulu Tikam Kawannya hingga Tewas Gara-gara Uang Rp 10 Ribu

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved