Berita Banda Aceh

Pejabat Aceh Diwajibkan Memakai Produk Lokal, Agar Uang tak Berputar ke Luar

“Uang dari Pemerintah Aceh dibelanjakan saja di tempat sendiri, agak tinggi (harganya) tidak apa-apa. Toh, untuk masyarakat Aceh sendiri,” katanya.

Penulis: Mawaddatul Husna | Editor: Nurul Hayati
zoom-inlihat foto Pejabat Aceh Diwajibkan Memakai Produk Lokal, Agar Uang tak Berputar ke Luar
IST
Dr Ir Dyah Erti Idawati MT

“Uang dari Pemerintah Aceh dibelanjakan saja di tempat sendiri, agak tinggi (harganya) tidak apa-apa. Toh, untuk masyarakat Aceh sendiri,” katanya.

Laporan Mawaddatul Husna | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Pemerintah Aceh telah menerbitkan Surat Edaran kepada SKPA, untuk mewajibkan para pejabat di lingkungannya memakai produk-produk lokal. 

Hal tersebut merupakan bagian dari upaya pemerintah, agar uang tetap berputar di Aceh.

“Di era kepemimpinan 'Aceh Hebat' banyak sekali kebijakan dari pemerintah yang pro terhadap produk-produk lokal. Jadi pemerintah menerbitkan Surat Edaran kepada SKPA agar membeli produk UMKM, seperti makanan, minuman. Demikian juga dengan produk kerajinan yang banyak kita gunakan itu baju seragam, tas-tas seminar. Kalau dulu pesan di Jawa, sekarang kita batasi,” kata Ketua Tim Penggerak PKK Aceh, Dr Ir Hj Dyah Erti Idawati MT saat menjadi narasumber dalam program Serambi Podcast dengan tema “Pemberdayaan Ekonomi Rumah Tangga di Era Covid-19”, Senin (27/7/2020).

Program yang disiarkan langsung di Radio Serambi FM dan media sosial Serambi lainnya ini dipandu Host, News Manajer Harian Serambi Indonesia, Bukhari M Ali.

Dyah menambahkan dengan berbelanja produk-produk lokal, maka uang tidak beredar ke luar Aceh. 

“Uang dari Pemerintah Aceh dibelanjakan saja di tempat sendiri, agak tinggi (harganya) tidak apa-apa. Toh, untuk masyarakat Aceh sendiri,” katanya.

Razia Operasi Patuh Seulawah Bireuen, Pelanggaran Didominasi Para ABG

Selain itu ia juga menambahkan, ditengah pandemi Covid-19 atau virus corona yang sedang mewabah saat ini, untuk mempromosikan produk-produk UMKM dan kerajinan, pihaknya melakukannya melalui platform digital.

Kerja sama juga dilakukan dengan Disperindag, Koperasi, dan UMKM.

“Mereka juga sudah ada platform digital. Di nasional juga diminta untuk berkontribusi terhadap pasar digital. Selain itu, sehari-hari juga kita pasarkan melalui WA group, demand-nya lumanyan jadi kita perkuat promosi secara online,” katanya.

Sementara untuk memenuhi permintaan pasar seperti fashion, pihaknya pun memberikan masukan kepada perajin agar menggabungkan warna-warna yang soft.

Pada dasarnya warna khas aceh yaitu hitam, merah, hijau, kuning, dan putih.

“Jadi orang kalau sudah punya satu, tidak mungkin punya dua atau tiga karena seperti tidak ganti-ganti. Jadi kita akali demand atau kebutuhan tadi mindset warnanya sesuai dengan tren masa kini dan tetap dengan motif Aceh,” katanya. (*)
 

VIDEO - Presiden Jokowi Kurban Sapi Seharga Rp 85 Juta Untuk Masyarakat Aceh

 


Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved