Unpad Buka Pendaftaran Relawan Uji Klinis Vaksin Covid-19, Tertarik? Ini Persyaratannya
Tim riset uji klinis vaksin Covid-19 Unpad juga mulai membuka pendaftaran peserta untuk menjadi relawan terhitung mulai Senin (27/7/2020).
Selanjutnya, calon peserta bukan merupakan wanita hamil atau berencana hamil selama periode penelitian, serta tidak sedang menyusui.
Calon peserta juga tidak sedang ikut atau akan diikutsertakan dalam uji klinis lain.
“Peserta tidak mendapat imunisasi apa pun dalam waktu 1 bulan ke belakang atau akan menerima vaksin lain dalam 1 bulan ke depan,” tutur Prof. Kusnandi.
Calon peserta kini berdomisili di Kota Bandung dan tidak berencana pindah dari lokasi penelitian sebelum penelitian selesai dilaksanakan.
Sehat tidaknya kondisi calon peserta, lanjut dia, juga dibuktikan dengan tidak mengalami penyakit ringan, sedang, atau berat.
Termasuk tidak memiliki riwayat penyakit asma dan alergi terhadap vaksin, hingga tidak memiliki kelainan atau penyakit kronis seperti gangguan jantung, tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol, diabetes, penyakit ginjal dan hati, tumor, epilepsi atau penyakit gangguan syaraf lainnya.
• Rekam Jejak Virus Corona di Indonesia, dalam 5 Bulan Tembus 100.000 Kasus
• Esemka Bak Pabrik Kosong dan Sunyi, Warga Sebut Karyawan Dirumahkan dan Gaji Dipotong
• Ingat Puasa Arafah dan Tarwiyah Sebelum Idul Adha, Ini Bacaan Niat dan Keutamaannya
Cara daftar
Pendaftaran bisa dilakukan dengan menghubungi Unit Riset Klinis Departemen Ilmu Kesehatan Anak Lantai 1 RSUP Hasan Sadikin Bandung.
Dilansir oleh Kompas.com, penelitian akan dilakukan pada awal Agustus 2020 mendatang setelah mendapatkan izin penelitian dari Komite Etik Penelitian Universitas Padjadjaran.
Dokter Eddy Fadliana, selaku Manajer Lapangan Tim Penelitian uji klinis tahap 3 calon Vaksin Covid-19 dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran mengatakan, meski dinyatakan aman untuk manusia, pada uji klinis fase pertama dan kedua yang telah dilakukan di China, ada efek samping yang akan ditimbulkan ketika vaksin tersebut disuntikkan kepada manusia.
"Kita berpatokan pada penelitian. Dari penelitian yang dipublikasikan, ada reaksi lokal berupa nyeri di tempat suntikan 20 sampai 25 persen (dari jumlah orang yang menjadi relawan uji klinis fase satu dan dua)," kata Eddy saat konferensi pers di Rumah Sakit Pendidikan (RSP) Unpad Jalan Prof Eyckman, Kota Bandung, Rabu (22/7/2020).
Eddy menambahkan, pada uji klinis fase satu dan fase dua, beberapa relawan yang telah disuntik calon vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh Sinovac Biotech Ltd (Sinovac), mengalami radang paru-paru, diare dan penyakit lainnya.
"Setelah diaudit tidak berhubungan dengan vaksin," ungkapnya.
Selain itu, dari uji klinis fase satu dan dua, calon vaksin yang dibuat dari virus corona yang dimatikan ini dipastikan tidak menimbulkan penyakit baru.
"Fase satu dan fase dua menunjukan tingkat keamanan cukup tinggi. Pada fase satu dan dua tidak timbul demam, hanya reaksi lokal nyeri di tempat suntikan tadi," jelasnya.